REFMALID (MALRA)Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) dituding telah memindahkan kantor ke Safira Hotel untuk mencetak Elektronik-Kartu Tanda Penduduk (E-KTP) untuk kepentingan Pilkada.
Sesuai penelusuran media ini, diketahui tudingan tersebut berawal dari sebuah video yang menunjukan adanya aktifitas salah satu tim pemenangan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara, Muhammad Thaher Hanubun dan Carlos Viali Rahantoknam (MTH-VR), yang terlihat mencetak beberapa dokumen yang diduga KTP Elektronik.
Video yang diambil di ruangan Hotel Safira Langgur itu ketika berlangsung pembekalan saksi pasangan MTH-VR.
Atas video itu, akun Facebook dengan nama akun Steven Junior Setitit membuat postingan yang menuduh adanya aktifitas pembuatan administrasi kependudukan di Hotel Safira Langgur.
Menanggapi hal itu, Ketua Harian Tim Pemenangan MTH-VR, Isnaeni Rabrusun menyesalkan adanya narasi yang menyesatkan dan berujung fitnah.
Pasalnya, aktifitas yang dilakukan di Safira Hotel adalah aktifitas tim pemenangan yang sementara melakukan pelatihan saksi dan menyiapkan administrasi saksi.
“Jadi tidak benar kalau ada aktifitas pencetakan KTP Elektronik. Ini fitnah yang sangat tidak mendasar,” tandas Rabrusun saat dihubungi media ini melalui telepon selulernya , Sabtu (30/11/2024).
Selain itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Maluku Tenggara, Dahlan Tamher saat dihubungi media ini, Sabtu (30/11/2024) ia menegaskan tudingan terhadap dugaan pencetakan Elektronik Kartu Tanda Penduduk E-KTP Elektronik diluar kantornya tidak perlu dijawab.
“Sebenarnya saya tidak perlu untuk menjawab hal ini, cukup masyarakat penerima layanan yang jawab atau staf dinas,” sebutnya.
Tamher menantang terhadap pembuat narasi postingan Facebook yang menuding dinas yang dipimpinnya diduga mencetak KTP Elektronik di Safira Hotel. Ia meminta pembuat postingan membuktikan dugaan tersebut.
“Silakan ditanyakan kepada yang membuat tudingan dengan narasi tersebut, biar dia sendiri yang menjawab,” tegas Tamher.
Ia menyarankan jika membangun isu haruslah yang bisa menjadi fakta dikemudian hari bukan hanya bermain dengan jari tangan tanpa otak.
“Saran saya, sebaiknya yang menuding cobalah introspeksi diri sendiri bagaimana caranya mengemas informasi dengan baik sebelum menyampaikan ke ruang publik agar informasi itu bisa memberikan nilai,” tutupnya. (RM-07)
Discussion about this post