Refmal.Id, Ambon – Kritik pedas masyarakat soal dugaan pelibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan pakaian adat untuk memilih dan mencoblos calon-calon legislatif dan calon presiden tertentu pada 14 Februari 2024 ditanggapi dingin Penjabat Wali Kota (Walkot) Ambon Bodewin Melkias Wattimena. “Apa yang disepakati antara Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, KPU dan Majelis Latupati Ambon pada Sabtu (10/2/2024) telah dipelintir oknum-oknum tertentu,” tengara Wattimena saat menghubungi referensimaluku.id via WhatsApp, Selasa (13/2).
Wattimena menjelaskan berdasarkan kesepakatan pihaknya dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Ambon dan Majelis Latupati Ambon disepakati ada nuansa khas budaya lokal untuk mewarnai suksesnya perhelatan pemilihan umum (pemilu) 2024.
“Jadi selain pemilu itu langsung, umum, bebas dan rahasia, ada unsur budaya juga yang ditonjolkan sehingga pesta demokrasi kali ini memiliki nilai positif juga dari pendekatan melestarikan budaya lokal.
Tidak ada unsur politik lainnya. Saya harapkan pendekatan kita ini jangan dipelintirlah. Mari kita berpikir inovatif membangun kota ini,” imbaunya. Kesepakatan itu, lanjut Wattimena, murni merupakan permintaan komisioner KPUD Kota Ambon untuk menyemarakkan pesta demokrasi lima tahunan itu di Kota Ambon, Maluku.
“Nantinya petugas TPS (Tempat Pemungutan Suara) dan perangkat penyelengara menggunakan pakaian adat khas sub-sub etnis di Maluku. Ada grup penabuh tifa dan totobuang untuk menyambut kedatangan masyarakat di TPS.
Ada juga grup ukulele. Itu skenarionya. Tak ada upaya kita mengarahkan ASN untuk pilih ini dan itu. Murni untuk melestarikan budaya di saat pemilu,” kuncinya. (RM-03)
Discussion about this post