Referensimaluku.id,Ambon – Tiga oknum guru penerima gaji masing-masing Jacklin Teterissa, S.Pd, Lisa Pesiwarissa, S.pd dan Dian Marcelina Lesnussa, S.Pd mengeluhkan kebijakan Kepala Sekolah Menengah Kesehatan (SMK) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Ambon Dr. Grace Julia Sopacua, M.Pd yang arogan, egois dan memotong gaji ketiga oknum guru tersebut secara sepihak dalam enam bulan terakhir atau Triwulan III dan Triwulan IV untuk diberikan ke guru-guru honor di sekolah tersebut tanpa pemberitahuan ke mereka, melalui rapat bersama dewan guru dan berdasarkan kesepakatan bersama dengan Yayasan PGRI Ambon.
“Saya ini guru kontrak dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku tempatnya dari SMK PGRI Ambon. Gaji saya dari Triwulan III dan Triwulan IV dialihkan oleh kepsek ke rekening guru honor sekolah, sementara saya punya SK (Surat Keputusan) Guru Tidak Tetap (GTT) dari Disdikbud Provinsi Maluku GTT. Kebetulan saya dengan dua teman GTT juga punya masalah yang sama,” ungkap Dian Marcelina Lesnussa, oknum guru GTT Disdikbud Maluku kepada referensimaluku.id via WhatsApp (WA), Rabu (13/12/2023). Lesnussa melanjutkan ,”Awalnya dari pelaporan gaji saya sudah lapor cuma kedua teman saya (Jacklin Teterissa, S.Pd dan Lisa Pesiwarissa, S.Pd) yang terlambat lapor. Jadi akhirnya saya yang kena imbas karena kami bertiga nih guru kontrak dari sekolah yang sama. Terus saya dipecat sepihak dari sekolah dan saya sudah perjuangkan ke Yayasan dan dinas (Disdikbud Maluku)”. “Melalui perdebatan, komplain dan saran, saya akhirnya dikembalikan ke sekolah, tapi gaji saya sampai sekarang tidak diterima saya. Padahal saya dan ke dua teman saya laksanakan tugas maksimal karena sesuai SK terakhir gaji Triwulan IV baru masuk, tapi tidak di rekening kami melainkan di rekening tiga guru honor sekolah (Bace Sahertian, S.Pd, Milen Lainata dan Susan Siloam,S Kom) yang tidak punya SK GTT Disdikbud Maluku,” bebernya kesal. Lesnussa mengaku heran mengapa dirinya sudah mengikuti semua prosedur yang berhubungan dengan keputusan dan arahan Disdikbud Maluku, sekolah maupun yayasan, tapi haknya tidak diterima malahan dipotong Kepsek SMK PGRI Ambon. “Saya harus lapor ke mana lagi kalau pejabat yang berkompeten sengaja cuci tangan,” ucapnya. Lesnussa menjabarkan jumlah gaji dibayar per bulan Rp 2.500.000 yang diterima per tiga bulan. Jadi untuk Triwulan III kami hanya dapat Rp. 2,500.000 dan sisa Rp. 5.000.000 dikasih ke tiga guru honor, sedangkan gaji triwulan IV baru masuk Rp. 7.500.000 masuk ke tiga guru honor punya rekening. “Atas masalah ini saya hubungi pihak GTT dan mereka sarankan saya lapor kepsek ke Komisi IV DPRD Maluku, ombudsman dan kepolisian karena mereka juga baru tahu menyangkut pembayaran itu dengan bendahara bisa jadi beliau ganti rekening kami. Tanpa konfirmasi ke GTT langsung melalui bendahara. Anehnya, saya sudah lapor ke kadisdikbud Maluku (Dr. Ir. Insun Sangadji, M.Si). Namun, kadisdikbud juga bilang dirinya tidak tahu dan saya diminta tidak perlu lapor gaji dan saya disuruh kembali ke sekolah bilang kepsek kasih gaji”. “Saya dengan kedua teman sudah bolak balik di kepsek, tapi beliau tidak mau berikan gaji dengan alasan sudah dimasukan ke rekening ketiga teman. Nanti mereka cicil dan gaji Triwulan IV pun harus dibagi dua. Sementara saya kerja. Saya absensi setiap hari. Saya mengajar dan lakukan penilaian dan semua tugas dilakukan,” ungkapnya perih. “Beberapa hari lalu ketika gaji Triwulan IV masuk pada 12 Desember 2023 ada salah satu teman saya bertanya seraya meminta ke salah satu guru penerima gaji agar dananya dikembalikan, tapi jawab si guru tersebut kepsek bilang harus dibagi dua karena dapat instruksi Yayasan, sementara saya sendiri pergi ke yayasan untuk konfirmasi di mana pihak Yayasan mengatakan tidak ada kesepakatan dengan kepsek dan gaji tidak boleh dibagi. Jadi di sini kepsek sudah berbohong dengan mengatasnamakan yayasan,” tuturnya. Lesnussa menuturkan dirinya pernah diancam verbal di depan siswa SMK PGRI Ambon. “Kepsek pernah ancam saya lewat siswa.
Beliau bilang nanti beliau usir saya ke luar dari kelas. Beliau tarik ke luar bilang saya profesi ners dengan candaan ners nars ners nars. Lalu ketika dipanggil siswa menghadap dan siswa katakan yang sebenarnya. Namun anehnya yang terjadi sekarang justru beliau balik ancam siswa keperawatan untuk pindah sekolah atau pindah jurusan.
Bahkan untuk salah satu siswa diancam selama beliau jadi kepsek beliau bikin susah dia kecuali beliau sudah tidak jadi kepsek SMK PGRI Ambon lagi. Untuk masalah ini para siswa yang bersangkutan siap jadi saksi jika dipanggil Kepala Disdikbud Maluku atau aparat penegak hukum”. Tidak hanya siswa yang mengalami kekerasan verbal secara psikis, tapi hal yang miris juga dialami para guru SMK PGRI Ambon.
“Beliau juga mempermalukan kami di depan para siswa di apel. Namun lucunya ketika sidang kode etik beliau menyangkal semua sehingga kami diminta harus buat pernyataan mengaku bersalah. Untuk hal ini saya sendiri menolak tegas karna saya tidak melakukan hal-hal yang merugikan sekolah.
Makanya beliau bersikeras tidak mau mengembalikan gaji saya dan dua teman lain. Beliau ancam jika beliau punya adik sekretaris Dinas Kehutanan Maluku yang begitu dekat dekat Ibu Insun Sangadji selaku Kepala Disdikbud Maluku dan Gubernur Maluku (Murad Ismail).
Makanya saya bilang ibu mau ancam maka saya lapor kalau gaji saya tidak kembali”. “Saya minta Kepala Disdikbud Maluku perlu evaluasi dan copot jabatan Kepsek SMK PGRI Ambon karena sangat arogan, egois dan telah memangkas gaji GTT sepihak,” tekan Lesnussa.
Sayangnya ketika dikonfirmasi referensimaluku.id via WA, Kamis (14/12) pagi Kepala SMK PGRI Ambon Dr. Grace Julia Sopacua, M.Pd sengaja mengelak menjawab pertanyaan-pertanyaan konfirmasi apakah seluruh isi pemberitaan ini benar dan apa alasan dirinya dengan arogan memangkas gaji GTT secara sepihak selama enam bulan atau dua triwulan terakhir.
Sopacua hanya berkilah,”Masalah ini sudah ditangani Dewan Kode Etik/DKE. Sesuai laporan yang mereka buat. Mereka harus buat pernyataan dan kembalikan ke DKE. Tanyakan ke mereka saja Pak soal apa hasil yang sudah dibuat.
Sekali lagi mohon maaf Pak saya tidak bisa komunikasi masalah ini lewat WA”. (RM-03/RM-07/RM-02)
Discussion about this post