Oleh: Ria Ngaja, SP
Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa Kota Ambon
Referensimaluku.id,-AMBON-Namanya saja konvergensi (boleh di bilang ini sistem keroyok, bersama-sama saling koordinasi, kolaborasi, dan berintegrasi untuk potong pele Stunting.)
Penurunan Stunting merupakan prioritas Nasional. Dari pusat sampe daerah bahkan sampai ke Desa bertanggungjawab terhadap upaya penurunan Stunting. Bukan cuma intervensi Spesifik(Dinas Kesehatan) apalagi hanya dengan Dana Desa. Ada intervensi Sensitif yang harus dilakukan oleh lintas OPD yang ada program penangan Stunting. Seperti PUPR( penyediaan air minum dan Sanitasi) dan lainnya.
Berbicara Stunting juga berbicara Data. Karena dari data dapat diketahui lokus sasaran penanganan Stunting. Bagaimana bentuk intervensi penanganannya ? Itu di rencanakan dalam Rembug Stunting yg dilakukan secara berjenjang dari tingkat Desa ,Kecamatan dan kab/Kota sampai Provinsi. Yang terlibat dalam Rembug inipun bukan hanya OPD tertentu tapi melibatkan lintas OPD terkait dan unsur terkait . Sehingga dalam Rembug , perencanaan yang dilakukan juga harus terarah dan tepat sasaran.
Penanganan Stunting juga tidak hanya fokus pada bayi/ Balita tetapi lebih itu harus terfokus pada Ibu Hamil. Bagaimana produk yang dihasilkan itu baik dan bermutu jika Pabriknya tidak berkualitas. Begitupun faktor eksternal lainnya seperti sanitasi , air bersih jamba, faktor lingkungan lainnya dan pola asuh, asah dan asih serta pola pikir. Pengetahuan Ibu Hamil terhadap resiko kehamilan juga penting. Pemeriksaan diri sejak masa.1000 HPK sangat Penting. Karena periode inilah organ vital seperti jantung, otak dan org lainnya mengalami pertumbuhan .
Prevalensi angka Stunting di Maluku tahun 2022 mencapai 26,1 % dan menempati peringkat 13 Nasional. (SURVEY STATUS GIZI INDONESIA) Kementerian Kesehatan .
Kalau boleh di bilang Maluku ni kurang apa?? Provinsi ini dikelilingi lautan dengan hasil yg melimpah, hasil Hutan juga melimpah ruah . Ini karena faktor kemalasan yang luar biasa khusu Ibu Hamil yang tidak paham gizi/ isi piring dan malas menyusui atau polah asuh yang salah juga malas memeriksakan diri ke Puskesmas atau Pos pelayanan kesehatan terdekat. Malas membawa anak imunisasi ke Posyandu. Padahal Imunisasi sangat penting untuk dapat mengetahui status gizi anak dan mendapat informasi terkait indikator layanan anak. Intervensi Pemerintah daerah yang tidak tepat sasaran. Dan tidak ada kolaborasi dan koordinasi yang baik dari tingkat desa sampai Provinsi juga bisa menjadi faktor gagalnya penurunan Stunting.
Stunting tidak akan selesai atau angka pengurangan menurun signifikan hanya dengan sosialisasi dan sosialisasi. Tapi bagaimana koordinasi dan kolaborasi yang terbangun di semua lini dan dengan data kita tau lokus sasaran sehingga Rembug Stunting akan menghasilkan perencanaan yang benar2 dibutuhkan untuk penurunan resiko Stunting dan angka Stunting yg sudah terjadi dan intervensi yang dilakukan tepat sasaran. (*)
Discussion about this post