Oleh : Dr. M.J. Latuconsina,S.IP,MA
Pemerhati Sosial,Ekonomi&Politik
REFERENSIMALUKU.ID,- Merupakan sebuah novel, yang fokus pada aktifis era 90-an, dengan ide-ide berhaluan kiri yang mewarnai perlawanan mereka terhadap rezim kala itu. Bagi saya “cukup membosankan”, dimana terkesan menjadi monopoli ideologi kiri. Padahal tak selamanya ideologi kiri itu memonopoli jagat aktifitas era 90-an kala itu.
Novel tersebut berjudul : “Laut Bercerita” karya Leila Salikha Chudori, yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada tahun 2017 lalu. Narasinya lebih menonjolkan segelintir aktifis yang berhaluan kiri. Era itu tentu bukan satu-satunya didominasi aktifis yang berhaluan kiri dalam mengkritik rezim kala itu. Namun para aktifis dengan berbagai ideoligi hadir mewarnai kritik rezim pada zaman itu.
Meski demikian, novel yang mengetengahkan perjuangan para aktifis muda dalam melawan penguasa pada masa lalu tersebut perlu disimak. Pasalnya menerasikan aktifitas sosial-politik mereka yang berhadapan dengan aparatur negara yang represif kala itu, sehingga banyak diantara mereka yang akhirnya bernasib buruk dengan di tangkap hingga mengalami penyiksaan diluar batas-batas kemanusiaan. Tak lain karena ada penghianat diantara mereka yang menjadi spion dari aparatur negara.
Novel dengan kisah yang meneganggaan ini turut juga diselingi dengan narasi cinta antara antara para aktifis yang dikejar-kejar tersebut dengan keluarga mereka baik itu ayah, ibu dan adik mereka. Begitu pula deskripsi romantik antara tokoh utama di novel ini dengan kekasihnya yang sama-sama adalah aktifis dalam melawan rezim yang hegemonik pada zamannya. Himpitan perjuangan dengan dikejar-kejar aparatur negara tidak menyurutkan cinta kasi mereka yang sangat romantik.
Tentang cinta kasi mereka para aktifis ditengah perjuangan mereka melawan rezim yang otoritarian tersebut barangkali sesuai dengan qoutes kontemplatif Jalaludin Rumi seorang sufi berkebangsaan Persia (1207-1273) pada zamannya bahwa, “cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam.” (*)
Discussion about this post