Oleh : Dr. M.J. Latuconsina, S.IP, MA
Pemerhati Sosial, Ekonomi&Politik
Referensi Maluku.id,-“Memori setiap manusia adalah daftar bacaan pribadinya.” Demikianlah ungkapan Aldous Leonard Huxley (1894-1963), seorang penulis berkebangsaan Inggris. Salah satu novelnya yang populer berjudul : “Brave New World”. Ia juga sempat diganjar James Tait Black Memorial Prize di tahun 1939 lampau. Ungkapan filsuf dari negerinya Robin Hood ini relevan dengan narasi ini.
***
Masih dalam memori tatkala saya bersama Prof.Dr.Izaak H. Wenno,M.Pd, yang kini Dekan FKIP Unpatti sama-sama masih satu sekolah di SMP Negeri Masohi, yang saat ini telah berganti nama menjadi SMP Negeri 38 Maluku Tengah di Jalan Banda. Kecerdasannya dan sisi leadershifnya telah nampak sejak dahulu, jika jam istirahat siswa ia nampak menenteng buku catatan mata pelajaran, yang sering ia baca. Berbeda dengan kawan-kawannya yang lain, yang hanya dikusi tentang film, bola kaki dan aktifitas lainnya.
Biasa kita sapa kaka Izaak atau Caken, yang sejak dulu kala nampak tinggi semampai. Saya ketika itu masih duduk di kelas 1 sedangkan ia berada dikelas 3. Sebagai kakak kelas ia aktif di OSIS SMP berstatus negeri tertua di Kota Masohi. Kadang ia menjadi pimpinan upacara, penggerak bendera saat upacara. Ia pung seringkali mengawasi kita dalam membersihkan halaman sekolah jika tiba saatnya kerja bakti
Selepas SMP Negeri Masohi pun kita sama-sama masih bertemu di SMA Negeri Masohi, yang kini sudah berganti nama menjadi SMA Negeri 4 Maluku Tengah, sebelum semester dua di kelas 1 saya pun hengkang pindah ke SMA Negeri 2 Ambon. Ada suatu peristiwa yang membuat saya tidak lupa hingga kini.
Lantaran bolos saat masa-masa pembinaan masuk ke SMA berstatus negeri di Kota Masohi itu, bersama sahabat saya yang adalah tetangga kaka Izaak di Asrama Kodim 1402 Masohi, kini ia sudah Pamen TNI-AD dan bertugas di Pulau Jawa. Beberapa tahun yang lalu ia pernah bertugas di Ambon.
Ketika itu status kaka Izaak adalah pengurus OSIS di SMA Masohi, dimana ia mempunyai otoritas dalam membina adik-adik kelasnya yang baru masuk. Saya dan sahabat saya itu pun disuruh push up olehnya. Kata beliau “capat Latuconsina deng Subansina kamong dua push up, ini hukuman par kamong dua yang bolos disaat kerja bakti.” Ungkap beliau sambil menyebut marga kami berdua.
Hukuman itu kami jalani sambil ditertawakan oleh kawan-kawan kami seangkatan, dan kami nampak malu-malu dihadapan para sahabat yang menyaksikan hukuman tersebut. Kisah-kisah masa sekolah kami di kota yang bertajuk “gotong royong” itu telah berlalu kini kami bersua lagi sebagai dosen senior dan yunior di kampus biru Unpatti.
Sebagai kakak kelas di SMP dan SMA ia tetap berada dilevel atas, sejak tahun 2017 lalu ia telah di kukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Penelitian dan Evaluasi Pendidikan pada FKIP Unpatti, dan sejak tahun 2021 lalu ia telah mengemban jabatan sebagai Dekan FKIP Unpatti. Sementara saya berstatus sebagai dosen Fisip Unpatti, yang masih level doktor, Insya Allah pada waktu yang akan datang bakal mengikuti jejaknya. Hari ini saya bersua dengannya di ruang Dekan Fisip Unpatti, dalam candaan saya katakan padanya “kaka beta mimpi kaka jadi Rektor Unpatti”.
Ia bersama Dekan Fisip Unpatti, mantan Penjabat Dekan Fisip Unpatti dan tamu yang lainya pada senyum -senyum mendegar candaan saya itu. Namun jika itu impiannya sebagiamana candaan saya tersebut, barangkali akan terwujud. Hal ini sebagaimana kata Ralph Waldo Emerson (1803-1882) seorang penulis dari Amerika bahwa, “beranilah menjalani kehidupan yang Anda impikan untuk diri Anda sendiri. Bergeraklah maju dan buatlah impian Anda menjadi nyata.” Semoga candaan saya kelak bisa menjadi kenyataan.(*)
Discussion about this post