Oleh : Dr. M. J. Latuconsina, S.IP, MA
Pemerhati Sosial,Ekonomi& Politik
Referensimaluku.id,- Warga masyarakat yang mendiami pelosok terpencil pada kabupaten/kota di Provinsi Maluku, memiliki ekspetasi besar, agar imprastruktur jalan yang representatif dapat sampai ke wilayah mereka. Pasalnya dengan imprastruktur jalan yang representatif, akan memudahkan aksesibilitas warga masyarakat pada pelosok daerah terpencil itu ke kota-kota terdekat maupun sebaliknya.
Terdapat berbagai dampak dari sisi : sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kelistrikan, dan beragam sisi lainnya, yang akan dirasakan oleh warga masyarakat pada kawasan termarginal pada kabupaten/kota di Provinsi Maluku, dengan hadirnya imprastruktur jalan yang memadai. Hal ini sebagai konsekuensi dari adanya imprastruktur jalan. Namun tentunya, pembangunan infrastruktur jalan dampaknya, akan lebih besar bagi kemajuan daerah yang terpinggirkan itu, daripada sisi negatifnya.
Sebab terjadi interaksi sosial yang majemuk dari sisi SARA (suku, agama, dan ras) antara warga masyarakat setempat dengan warga masyarakat dari luar. Kemudian menggeliatnya ekonomi karena terjadi transaksi produksi warga masyarakat setempat, dan alam dengan para pelaku ekonomi dari luar. Ini artinya pola produksi warga masyarakat setempat dan alam, tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan mereka saja, tapi memiliki nilai ekonomi dari sisi pendapatan mereka.
Selanjutnya meningkatkan akses informasi politik. Sebab berbagai kegiatan politik baik itu dari orang per orang, dan kelompok yang terhimpun dalam organisasi partai politik, maupun organisasi non partai politik akan terasa hingga ke pelosok daerah. Hal ini akan berdampak terhadap pengetahuan politik warga masyarakat setempat, tentang perkembangan dinamika politik yang terjadi. Kondisi ini akan berimplikasi pula terhadap orientasi politik mereka.
Berikutnya lagi akan mampu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) warga masyarakat terpencil, karena tiap tahunnya ada saja dari warga masyarakat setempat, yang pergi ke kota-kota terdekat dan kota-kota terjauh, untuk dapat mengkses pendidikan, mulai dari level Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) hingga Perguruan Tinggi (PT). Hal ini terjadi lantaran berbagai fasilitas pendidikan dimaksud tidak ada di daerah terpencil.
Begitu pula dengan adanya pembangunan infrastruktur jalan ke berbagai pelosok daerah, baik itu yang berada di puncak-puncak bukit, dan yang berlokasi tidak jauh dari pantai, akan dapat merasakan terang benderang di waktu malam hari. Sebab seiring dengan pembangunan infrastruktur jalan itu, biasanya akan diikuti pula dengan pembangunan jaringan listrik hingga ke kawasan-kawasan terpinggirkan itu.
Terlepas dari itu, warga masyarakat, yang berada pada pelosok-pelosok di provinsi seribu pulau ini, memiliki ekspetasi yang besar akan hadirnya infrastruktur jalan yang memadai di daerah mereka, agar mempermudah aksesibilitas dari dan keluar daerah mereka itu. Dalam pandangan mereka pihak yang memiliki otoritas dalam pembangunan infrastruktur jalan dimaksud, hendaknya jangan terlampau berpikir untung.
Sudah bukan rahasia lagi, jika mereka yang memiliki otoritas dalam pembangunan infrastruktur jalan lebih memikirkan untung daripada ruginya. Bagi mereka pembangunan infrastruktur jalan itu harus memiliki nilai tambah, dimana infrastruktur jalan yang dibangun adalah daerah pinggiran, yang memiliki kontribusi rill bagi pendapatan daerah. Hal ini di karenakan persepsi mereka, kalau jalan dibangun akan mubazir, lantaran sepi dari lalu lalangnya kendaraan bermotor.
Lama kelamaan imprastruktur jalan itu ditumbuhi ilalang dan semak belukar, dimana imprastruktur jalannya berubah menjadi kecil layaknya jalan setapak, yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua saja. Jika demikian kebijakan dalam pembangunan infrastruktur jalan di daerah terpencil, maka harapan warga masyarakat akan pembangunan imprastruktur jalan yang memadai, belum akan terealisasi dengan baik.
Lihat saja warga masyarakat pada pelosok terpencil pada kabupaten/kota di Provinsi Maluku, berulang-ulang kali mempublis kondisi infrastruktur jalan menuju daerah mereka yang memprihatinkan itu di media masa maupun media sosial, dimana becek, berlumpur dan berkolam. Butuh perjuangan warga masyarakat setempat, untuk sampai ke daerah mereka dengan kendaraan roda dua dan empat, di tengah suasana jalan yang tidak nyaman sama sekali.
Solusinya adalah mereka yang memiliki otoritas dalam pembangunan infrastruktur jalan di daerah terpencil, pada kabupaten/kota di Provinsi Maluku, tetap memenuhi harapan warga masyarakat. Namun pembangunan infrastruktur jalan dimaksud perlu dibarengi dengan menggeliatkan sektor perekonomian, pertanian, perkebunan, peternakan, pariwisata dan bidang strategis lainnya pada daerah terpencil dimaksud.
Hal ini akan berdampak pada penggunaan imprastruktur jalan pada kawasan-kawasan terpinggirkan di daerah oleh warga masyarakat setempat, dan mereka yang berkepentingan dengan bidang-bidang yang dimaksud secara berkelanjutan. Tentu tidak saja berimplikasi positif terhadap sektor-sektor yang dikemukakan itu, tapi juga imprastruktur jalan itu tidak akan terbengkalai, karena digunakan sepanjang waktu. (*)
Discussion about this post