Referensimaluku.id.Ambon-Pengangkatan dan pelantikan Ir.Johanis Letelay, M.Si sebagai Kepala Dusun Yawuru, Desa Wonreli, Kecamatan Kisar Utara, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku di “rumahtua Mareheonno” pada 18 Januari 2022 punya nuansa dan kisah historis tersendiri.
Bagi masyarakat di luar Yawuru atau “Leke Sanulu Krahan Idaweli” yang tidak memahami sejarah dan tradisi setempat pasti akan “mencibir” mengapa sampai mantan Wakil Bupati Maluku Barat Daya periodesasi 2011-2016 itu mau turun mengabdi di akhir hidupnya ke jenjang pemerintahan terkecil macam dusun Yawuru.
Tapi, yang memahami sejarah dan tradisi Yawuru punya penilaian tersendiri. “Semua orang bisa ngomong bagitu, tapi mereka seng tahu dan kurang paham soal “Leke Sanulu Krahan Ideweli. Justru pak Anis (panggilan Ir.Johanis Letelay, M.Si) lebih cinta dan sayang Beliau punya Negeri.
Ini bukan soal jabatan atau ambisi, tapi beliau mau dudukan yang sebenarnya biar jadi teladan buat anak cucu di Negeri Yawuru,” jelas pemuka adat Yawuru, Roy Samloy kepada Referensimaluku.id via WhatsApp, Senin (7/2/2022). Samloy menuturkan yang punya hak menduduki jabatan Kepala Dusun Yawuru harus berasal dari matarumah Letelay Mareheonno.
“Itu memang hak tradisional dan sejarah pak Anis. Jadi kalau tidak tahu sebaiknya tidak usah berkomentar bikin gaduh,” anjur Samloy dari matarumah Niliyaa itu. Samloy menambahkan sudah lama warga Yawuru mengharapkan putra asli matarumah Mareheonno menduduki jabatan Kepala Dusun Yawuru. “Ini sudah momentumnya di mana anak cucu matarumah Mareheonno menjadi Kepala Dusun Yawuru,” paparnya. Yawuru merupakan dusun dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten MBD. Sensus 2020 menempatkan Yawuru sebagai wilayah berpenduduk terbanyak dengan hampir 4 ribu jiwa mengalahkan desa-desa lain di daerah otonom baru pecahan Maluku Tenggara Barat (kini Kabupaten Kepulauan Tanimbar). Sejarah Yawuru diawali keberhasilan dua kakak-beradik “Lakalai Wanmau” dalam membunuh dua kapitan Nomaha yang sangat disegani saat itu, Rokay dan Wonkai. Keberhasilan Samloy memenggal kepala Rokai Wonkai menempatkan Samloy dijuluki Romalunu, padahal Samloy adik dari Letelay. Duplikasi kepala Rokai Wonkai dari batu kini menjadi situs sejarah di Bukit Yawuru yang masih dijaga dan diingat generasi Yawuru selama ratusan bahkan ribuan tahun. Karena peran besar Letelay dan Samloy awalnya Yawuru bernama “Leke Pokai Ruhun Samlay”. Setelah masuk bergabung delapan marga lain, seperti Laimeheriwa, Dahoklory, Darkay, Tenlima, Permaha, Lainata, Saununu, Lekidara, dan lainnya, maka berdasarkan kesepakatan nama Yawuru diubah menjadi “Leke Sanulu Krahan Idaweli”. (RM-07/RM-02)
Discussion about this post