Referensimaluku.id.Ambon-Manajer Hatusua U-16 Saul Tuhuteru mengecam kinerja buruk Panitia Skrining Turnamen Sepakbola Piala Bupati Seram Bagian Barat 2022 yang mengakibatkan langkah timnya terhenti di babak perempatfinal setelah protes kubu Iha U-16 terhadap salah satu pemain Hatusua U-16 diterima Panitia Disiplin turnamen yang digelar di Piru tersebut.
“Kami sangat kecewa atas keputusan Panitia Disiplin ,karena seharusnya pemain kami yang sudah berusia 16 tahun satu bulan itu sudah digugurkan panitia skrining sejak awal. Bukan mau masuk semifinal baru tim kami didiskualifikasi.
Lucunya di panitia skrining ada orang yang ikut memferivikasi surat-surat kelengkapan pemain, dan saat putusan Pandis juga ada orang itu. Ini yang tidak profesional dan merugikan tim kami,” beber Tuhuteru kepada Referensimaluku.id via ponselnya, Sabtu (22/1). Tuhuteru menyebut panitia pelaksana Piala Bupati SBB 2022 tak becus dan tak profesional sehingga turnamen deadlock akibat banjir protes.
“Kami menilai Panpel tidak becus dan tidak profesional,” tegas Kepala Desa Hatusua, Kecamatan Kairatu, Kabupaten SBB, Maluku. Menyinggung alasan mengapa pihaknya tidak mengajukan banding ke Askab PSSI SBB dengan tembusan ke Asprov PSSI Maluku dan PSSI Pusat, Tuhuteru menjawab pihaknya sangat menghormati Bupati SBB Timotius Akerina.
“Kami tak mau ajukan Banding karena kami menghormati pak Timotius Akerina karena turnamen ini memperebutkan piala Bupati SBB,” kilah Tuhuteru.
Di bagian lain salah satu pemerhati sepakbola SBB Santos Walaya menyebut Sekretaris Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI SBB Fredy Pentury melakoni tugas rangkap sebagai panitia skrining dan panitia disiplin.
“Yang saya tahu kan di Askab PSSI SBB ada anggota tim skrining yang punya banyak pengalaman di Asosiasi Provinsi PSSI Maluku seperti Bung Jonry Pirsouw tetapi tidak dimasukan sebagai panitia skrining oleh pengurus Askab PSSI SBB ke dalam Panpel Piala Bupati SBB 2022.
Pak Fredy Pentury itu jalankan tugas sebagai apa yang benar, Sekjen Askab PSSI SBB, panitia skrining atau panitia disiplin. Sekarang di panitia skrining ada pak Fredy Pentury tapi di panitia disiplin juga ada pak Fredy Pentury. Lalu siapa menyidangkan siapa kalau ada pelanggaran Regulasi PSSI dan Kode Disiplin PSSI.
Makanya Hatusua U-16 menjadi korban karena kerja rangkap jabatan macam begitu,” tandas Santos. Sayangnya ketika dihubungi di nomor 081343007007, Fredy Pentury tak melayani panggilan telepon media online ini. (RM-02/RM-06)
Discussion about this post