Referensimaluku.Id.Ambon-Mantan pemain tim nasional Indonesia 1984-1996 Jessi Mustamu mengaku bangga ketika dirinya melihat perkembangan sepakbola di Ambon, Maluku, dalam beberapa dekade terakhir ini. “Saya pribadi sangat bangga sekali dengan perkembangan sepakbola di Ambon khususnya dan Maluku pada umumnya hal itu ditandai dengan munculnya beberapa tim Liga Tiga,” kata Jessi saat menjadi instruktur nasional Kursus Pelatih Lisensi C AFC di Ambon, Senin (12/9). Menurut mantan pemain PSIS Semarang orang yang ingin berkecimpung di sepakbola harus benar “orang yang gila”.
“Kalau saya bilang bahwa orang yang mau berkecimpung di sepakbola itu “orang gila” sebenarnya, tapi kita bersyukur ada “orang-orang “gila” yang mau konsern dengan sepakbola di Ambon khususnya dan Maluku umumnya. Cuma sekarang yang harus diperhatikan komunitas olahraga maupun masyarakat Maluku adalah di dalam sepakbola itu sendiri harus memunculkan sebuah persaingan”.
Pria kelahiran Ambon 58 tahun silam menyebutkan sepakbola membutuhkan persaingan agar muncul kualitas. “Kenapa harus ada persaingan, karena dengan ada persaingan akan tumbuh dan muncul kualitas. Kualitas tidak akan muncul kalau tidak bersaing. Yang harus digaris bawahi di sini adalah persaingan itu harus bersifat positif. Kenapa saya bilang positif. Persaingan itu kita munculkan, tapi jangan ada segala dalam persaingan itu saling menjelekkan, saling menjatuhkan,sebab ini akan merusak tatanan sepakbola itu sendiri yang kita hindari”.
Mantan pelatih PSCS Cilacap berharap seluruh pemangku kepentingan sepakbola dan masyarakat dapat bahu-membahu membina sepakbola ke arah beradab dan profesional. “Saya berharap komunitas sepak bola khususnya masyarakat di Ambon, ayo mari kita sama-sama tuntun sepakbola Ambon khususnya atau Maluku pada umumnya supaya melalui wadah-wadah inilah semua anak-anak bertalenta muda di Ambon dan Maluku bisa berkembang lebih baik lagi ke depan. Itu yang saya pikirkan”.
“Kita mulai yuk. Orang yang mau maju adalah orang yang mau mengadakan sebuah perubahan.Pertanyaannya apa yang dirubah. Mindsetnya yang harus dirubah. Mindset yang lama kita buang di mana kita hanya sibuk dengan pertikaian atau kesalahpahaman seperti itu kita tinggalkan. Kita punya satu visi ke depan.
Kita bangun sepakbola Maluku pada umumnya melalui wadah-wadah yang ada dengan yang tadi saya bilang yaitu memunculkan sebuah persaingan yang sehat”.
“Jadi, tolong, saya tahu ke depannya bahwa pertikaian, rasa tidak suka itu kita tinggalkan dulu ya. Saling menjelekkan, saling menjatuhkan nantinya yang rugi adalah sepakbola itu, anak-anak komunitas bola itu.Mudah-mudahan ke depannya itu dengan sepakbola Ambon lebih terkenal, karena sekarang sepakbola itu industri. Dengan maju otomatis akan mempengaruhi sebuah, seluruh segmen kehidupan di Maluku,” ujar pelatih PON Aceh 2015-2016.
Di kesempatan serupa mantan pelatih sepakbola PON Jawa Barat (PON XIX 2016) Luckas Tumbuan menilai perkembangan sepakbola Maluku khususnya untuk Liga 3 mulai menunjukkan keseriusannya . “Pertama-tama saya memperkenalkan diri saya. Nama saya Luckas Tumbuan. Kebetulan ke Ambon sebagai Asisten Instruktur dari Jessi Mustamu.Saya baru pertama kali datang ke sini, tetapi saya mempunyai kesan yang cukup baik di mana perkembangan sepakbola khususnya di Liga 3 ini mulai memperlihatkan keseriusannya. Yang saya lihat seperti Maluku FC yang wah saya pikir luar biasa sudah punya mobil ya. Maksudnya ini menandakan bahwasannya Liga 3 di Ambon ini akan bergeliat dengan baik,” kata pelatih berlisensi B-UEFA yang diselenggarakan KNVB. Tumbuan mengharapkan akan terus lahir bibit-bibit pesepakbola andal dari Ambon yang kelak mewarnai timnas Indonesia di berbagai event. “Harapan saya di Ambon ini wadah-wadah yang ada akan menyalurkan bakat-bakat potensial atau akan muncul bibit bibit baru seperti sebelumnya, yaitu banyak dari Tulehu, karena kebetulan Tulehu sama Kota Ambon ini sangat dekat.
Jadi saya berharap Ambon mungkin akan lebih baik kalau pembinaannya baik. Kedatangan kami juga di sini khusus memberikan kursus pelatih lisensi C, karena harapan atau keputusan PSSI bahwasannya harus memberikan lisensi yang artinya pelatihan atau di-upgrade ke pelatihan-pelatihan yang ada di daerah. Kebetulan, saya kebagian di Ambon. Ini, kebetulan karena saya sendiri sudah berdarah campuran timur. Saya merasa senang karena daerah timur ini memang harus lebih berkembang dan banyak potensi-potensi pemain ke depan”. “Nah, harapan kami potensi-potensi pemain ke depan ini akan dipegang pelatih-pelatih yang mempunyai kualifikasi yang baik karena mereka sudah mengikuti kursus, mereka mendapatkan new lis atau ilmu-ilmu yang baru. Itu harapan kami”.
“Jadi, tujuan PSSI juga ya yang saya katakan tadi untuk mengembangkan para pelatihnya, ada yang mengatakan filosofi atau pepatah “Pelatih yang baik otomatis akan menciptakan pemain baik” .Nah ini harapan kami. Pelatih yang baik itu datangnya dari mana. Ya secara logika, pelatih yang baik akan datang dari instruktur yang baik pula. Nah kembali lagi dengan hal-hal yang disebutnya pembinaan manusia muda ataupun Liga 3 di sini ya saya sangat senang dan gembira, karena selama ini PS Ambon atau PSA yang dulu sudah tidak ada.Saya sudah tidak mendengarnya lagi. Nah ini mudah-mudahan di tahun ini ada kejutan dari Ambon akan masuk ke Liga 2.
Rekan-rekan Ambon-ambon Manise kita berdoa untuk ada perwakilan di Liga 2″. Instruktur lain Gafar Lestaluhu mengatakan kursus itu dilakukan untuk menciptakan pelatih yang sesuai dengan regulasi C-AFC. “Jadi, kita melaksanakan ini dari tanggal 5 September hingga berakhirnya tanggal 17 September.
Dari kegiatan ini kita berharap sama dengan Coach Luckas Tumbuan, banyak lahir pelatih-pelatih yang berkualitas sesuai dengan kriteria ilmunya sehingga bisa mengubah pola latihan yang lebih bagus. Ini harapan semua pelatih yang ada di Ambon untuk belajar dan sekolah untuk mendapatkan lisensi yang lebih tinggi lagi,” seru Ketua Asosiasi Pelatih Sepakbola Seluruh Indonesia (APSSI) Maluku. (RM-03)
Discussion about this post