Referensimaluku.id.Ambon- Pengguna dunia maya (netizen) banyak tidak yakin La Tole alias Firman Ali, 20 tahun, tukang ojek beralamat Waiheru, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Kamis (19/8) pagi semata-mata karena korban buang diri dari atas Jembatan Merah Putih (JMP).
Hasan Iliheluw, warga Ambon di media online menduga korban lebih dulu dihabisi beberapa orang lalu jazadnya dibuang di salah satu tiang penyanggah JMP seolah-olah korban bunuh diri. “Kalau dicermati posisi korban sudah lebih dulu mati baru dibuang di posisi di bawah tiang beton JMP supaya asumsi warga kalau korban bunuh diri. Kalau korban bunuh diri, buang diri dari atas jembatan, waktu korban masih hidup pasti kondisi tubuh korban tidak utuh seperti itu. Walahuallam. Hanya Tuhan yang tahu,” kata Ilaheluw sebagaimana dikutip referensimaluku, Kamis sore.
Dugaan itu dapat saja diuraikan karena posisi jazad korban di tempat kejadian perkara (TKP) seperti diseret orang mengikuti arah darah yang mengalir deras dari kepala korban. Posisi jatuh korban dari atas JMP tidak searah dengan TKP jatuhnya korban.
Apalagi menurut penuturan ibu korban, sehari sebelum peristiwa tragis itu anaknya sempat dijemput beberapa rekannya yang mengajak korban menegak minuman keras. Korban memang diakui ibunya suka miras dan sudah enam tahun menderita sakit pada kakinya. Tentu hal ini menjadi tugas berat kepolisian membuka tabir di balik kematian Firman Ali.
Netizen sangat berharap banyak pihak kepolisian mengendus keberadaan tiga rekan korban yang mengajaknya menegak miras beberapa jam sebelum ajal datang menjemput Firman.
Sebagaimana ramai diviralkan warga Ambon, Kamis (19/8) pagi sekira pukul 10.30 WIT dihebohkan penemuan sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki ber-TKP di bawah tiang 11 JMP berjarak sekitar 50 meter dari pesisir Pantai Desa Rumahtiga Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.
Mayat tersebut ditemukan dalam kondisi terlentang di mana korban mengenakab baju kaos/sweater warna hitam dan celana panjang jeans warna biru. Menurut keterangan saksi mata, Raymond Sulilatu, 48 tahun, Kristen, pekerjaan pendayung jasa perahu Galala-Rumahtiga, alamat Galala Desa Hatiwe kecil RT 02/RW 02 Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, awalnya sekira pukul 10.30 WIT, yang bersangkutan membawa penumpang dari Galala menuju Pohon Mangga Desa Rumahtiga.
Setelah mengantar penumpang, Raymond kembali ke arah Galala, namun di pertengahan JMP (sekitar 10 meter dari TKP) dia melihat pada seperti ada sesosok orang yang sementara tidur terlentang di bawah tiang JMP tersebut. Karena curiga dia langsung ke darat dan memberitahukan masyarakat.Pada Pukul 10.46 WIT, sejumlah personel Polsek Teluk Ambon tiba di TKP yang dipimpin langsung Kapolsek Teluk Ambon Inspektur Polisi Satu Polisi Jounanda W Kusno S.Tr.K dan langsung mengamankan TKP, serta melakukan Pulbaket terhadap para saksi.Pada Pukul 12.10 WIT, Tim pemeliharaan JMP tiba di lokasi dengan membawa tangga mengecek situasi di bawah JMP. Pada pukul 12.19 WIT, sejumlah personel Unit Identifikasi Sat Reskrim Polresta Ambon tiba di lokasi, melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenazah.Pada pukul 13.35 WIT, jenazah berhasil dievakuasi ke daratan Pantai Desa Rumahtiga dengan menggunakan speed boat Martha Alfons 02 dalam keadaan aman.
Proses evakuasi jenazah sulit dilaksanakan mengingat kondisi TKP yang tinggi dari permukaan laut. Pada pukul 13.36 WIT, jenazah langsung diangkat dan dievakuasi ke Rumah Sakit Bahayangkara Tantui mengunakan Mobil Patroli Polsek Teluk Ambon untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. (RM-03/RM-06)
Discussion about this post