Referensimaluku.id – Ambon, – Praktisi olahraga Maluku Heygel Tengens mendesak Komisi D DPRD Maluku memanggil pengurus KONI Maluku membahas pemberian bubur, ikan asin dan tahu isi kepada atlet Pemusatan Latihan Daerah menuju PON XX/2021 Papua. Pemerintah Provinsi Maluku juga diharapkan dapat meminta klarifikasi KONI Maluku mengenai menu makanan pagi, siang dan malam bagi atlet persiapan PON XX Papua.
’’Saya sudah lebih kurang 40 tahun berkiprah di dunia keolahragaan Maluku dan saya sudah beberapa kali terlibat sebagai ofisial Maluku di PON 2000 Jawa Timur, PON 2004 Sumatera Selatan dan PON 2008 Kalimantan Timur, namun baru kali ini saya kaget membaca berita di media sosial kalau atlet Pelatda PON XX Papua diberikan santapan bubur, ikan asin dan tahu isi. Kasihan sekali atlet-atlet kita, mereka diperlakukan sudah seperti orang sakit yang layak mengonsumsi bubur di waktu pagi dan malam hari,’’ kesal Heygel kepada referensimaluku.id langsung dari Jakarta, Senin (14/6/2021) petang.
Heygel menyatakan pemberian makanan tak layak bagi atlet Pelatda PON XX Papua secara tidak langsung menunjukkan mental korup pengurus KONI Maluku. ’’Dengan anggaran yang disetujui Pemprov Maluku sebesar Rp 16 miliar lebih di satu sisi dan di sisi lain atlet diberikan makan bubur, ikan asin dan tahu isi setiap hari, maka sungguh sangat bertentangan fenomenanya. Lalu anggaran sebesar itu dikemanakan. Saya minta anggaran makan dan minum KONI Maluku diusut pihak kepolisian maupun pihak kejaksaan. Kasus ini tidak boleh ditoleransi begitu saja, sebab kalau dibiarkan akan mengganggu persiapan atlet ke PON Papua,’’ katanya.
Heygel membandingkan masih lebih baik kepemimpinan almarhum Matheos Lailossa dan August Kaya ketika mereka memimpin KONI Maluku. ’’Di zaman kepemimpinan pak Thos Lailossa (Matheos Lailossa) dan pak August Kaya sekalipun anggaran yang dikucurkan Pemprov Maluku kecil, akan tetapi makanan bagi atlet dan pelatih melimpah. Bahkan, atlet menjalani pemusatan latihan di Jakarta sebelum turun bertanding di PON 2000, PON 2004 dan PON 2008. Saya melihat gaya kepemimpinan ketum KONI Maluku saat ini berbeda jauh dengan zaman pak Thos Lailossa dan pak August Kaya,’’ bandingnya.
Salah satu atlet Pelatda PON XX Maluku mengakui dirinya tak menyangka kasus itu mengemuka di media sosial. ’’Ini untuk kedua kalinya saya mewakili Maluku di PON, tapi khusus untuk pemberian makan bubur, ikan asin, dan tahu isi baru kali ini saya rasakan. Saya hanya atlet. Semua urusan tanggung jawab KONI Maluku dan Pemprov Maluku,’’ ujarnya. (RM-03/RM-02)
Discussion about this post