REFMALID,-Ambon – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Maluku menggelar Dialog Publik ekonomi dan keamanan bertajuk “Intelejen Lumpuh – Ekonomi Tersendat: Fenomena Konflik Komunal di Awal Pemerintahan Maluku.”
Kegiatan ini dirangkaikan dengan deklarasi Rembuk Rasa Orang Saudara, yang berlangsung di Media Caffe Ambon, Graha Ambon Ekspres, Sabtu (19/04/2025).
Dialog ini difokuskan pada dua isu utama: keamanan dan ekonomi, dengan melibatkan sejumlah narasumber lintas sektor seperti Kepala BIN Daerah Maluku, Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau Lease, Akademisi FISIP Universitas Pattimura Ambon, Poli Kortelu, serta mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional, Sam Yasir Alkatiri.
Sekretaris Wilayah Pemuda Muhammadiyah Maluku, Asyatri Almohdar, dalam sambutan pembukanya menyampaikan bahwa masa transisi pemerintahan kerap menjadi momen sensitif bagi daerah-daerah dengan keragaman sosial yang tinggi seperti Maluku. Dalam beberapa waktu terakhir, munculnya kembali ketegangan sosial menjadi perhatian bersama, terutama dampaknya terhadap stabilitas ekonomi.
“Konflik komunal, meski bersifat lokal, seringkali memberi dampak luas. Gangguan keamanan memperlambat aktivitas ekonomi, menghambat distribusi logistik, dan menciptakan ketidakpastian bagi dunia usaha,” jelas Almohdar.
Ia menambahkan bahwa dialog ini adalah bagian dari ikhtiar kolektif Pemuda Muhammadiyah untuk membangun ruang kolaboratif lintas sektor, guna merumuskan solusi atas berbagai persoalan daerah. “Kita tidak sedang mencari siapa yang salah, tetapi ingin mengajak semua elemen untuk bersama-sama menjaga kedamaian dan memperkuat fondasi ekonomi daerah,” katanya.
Selain itu, forum ini juga bertujuan untuk menganalisis peran strategis intelijen dalam deteksi dan pencegahan konflik, sekaligus menyusun rekomendasi konkret yang bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pemangku kebijakan daerah.
Menutup sambutannya, Almohdar mengajak seluruh elemen kepemudaan dan masyarakat sipil yang hadir untuk bersatu dalam semangat persaudaraan. “Mari kita rajut kembali ikatan sebagai orang bersaudara, dan menatap masa depan Maluku yang damai dan berdaya saing,” ajaknya dengan nada teduh.
Acara ditutup dengan penandatanganan Petisi Rembuk Rasa Orang Saudara, sebagai simbol komitmen bersama membangun Maluku yang aman dan sejahtera.
Adapun, Dua narasumber dari BIN Daerah Maluku dan Kepala Kesbangpol Provinsi Maluku berhalangan hadir tanpa keterangan, sementara perwakilan Polresta tidak dapat mengikuti kegiatan karena bersamaan dengan pengamanan perayaan Paskah Kristus 2025. (RM-04)
Discussion about this post