REFMAL.ID, Ambon – Konflik komunal berhaluan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) yang pernah menerpa Kota Ambon, Pulau-Pulau Lease dan sebagian wilayah lain di Maluku menyisakan kisah kelam bagi iklim toleransi dan semangat hidup “orang basudara” di “Bumi Raja-Raja” (Jazirah Al-Mulk), julukan Maluku.
Bagi generasi muda yang tak hidup di masa pahit, 1999-2004, pertikaian berdarah orang bersaudara, “Salam” dan “Sarane”, harus menjadi titik kulminasi betapa semangat toleransi umat beragama di Maluku merupakan keniscayaan yang perlu dijaga dan dilestarikan dari waktu ke waktu.
“Saya memang belum lahir saat terjadi kerusuhan Ambon, tapi mendengar cerita kalau konflik tersebut bikin susah orang Maluku sendiri, maka saya ajak generasi muda saat ini agar marilah kita tetap jaga hubungan yang manis, pertahankan hubungan ‘Pela’ dan ‘Gandong’ serta lestarikan toleransi di negeri yang kita cintai ini, ” ajak Tania Jeniver Kaya dalam bincang-bincang dengan wartawan referensimaluku.id di Kafe Tradisi Joas, Jalan Said Perintah, Kelurahan Honipopu, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Jumat (7/2/2025).
Runner-Up Puteri Batik Remaja Indonesia 2023 ini menyerukan generasi muda di Kota Ambon khususnya dan Maluku pada umumnya untuk tidak terjebak dengan kepentingan pihak-pihak tidak bertanggung jawab. “Cukup orangtua kita yang pernah mengalami kesusahan di zaman kerusuhan SARA.
Jangan kita lagi. Sudah saatnya kita suarakan terus semangat hidup orang basudara, laeng sayang laeng, potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa,” seru designer muda Maluku ini.
Siswa kelas XII SMA Negeri 2 Ambon bilang Maluku dikenal luas sampai ke mancanegara sebagai negeri yang harmonis membangun bingkai kerukunan umat beragama. Alhasil, jangan sampai hal sepele dan hasutan orang-orang tidak bertanggung jawab lantas memorak-porandakkan lagi harmonisasi sosial yang ratusan tahun telah terpatri di Maluku.
“Siapa lagi yang rawat semangat toleransi ini kalau bukan generasi muda saat ini dan generasi yang akan datang. Stop jua. Jangan iko rame orang punya tahela. Tugas kita adalah belajar tekun untuk membangun Maluku di semua bidang,” tutup putri pasangan Uthy Kaya dan Ilona Pattiapon. (RM-02)
•
Discussion about this post