Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.
Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera
REFMAL.ID,-Memberi beban adalah bentuk pengalihan tanggung jawab. Secara proporsional, seseorang memikul beban sebagaimana yang ada padanya. Membebani orang lain sesungguhnya dengan memberi beban bukan suatu yang semestinya. Masih dalam pengertian sama, bekerja sama adalah pengembangan dari padanya, namun sesungguhnya tidak dalam arti merepotkan, sebagai contoh berkompromi dalam suatu perkara.
Menyangkut tujuan, kerja sama dibutuhkan untuk menggapainya. Sebagai bagian dari dinamika, hidup bersama atau sebagai individu adalah keniscayaan. Artinya, tanpa maksud adanya tujuan tertentu, baik sebagai individu atau dalam bentuk kelompok-kelompok dapat saling menerima dan bersikap bijaksana lagi masing-masing terbuka. Saling menghargai sebagai manusia.
Membenai orang dengan beban yang dipikulkan muncul disebabkan beberapa faktor, di antara yang dapat dikemukakan dalam pandangan keterukuran adalah kelemahan, kesalahan manusia dan faktor eksternal. Berikut beberapa poin dalam ulasan kali ini:
Pertama, kebodohan. Ini merupakan sebab mendasar. Bodoh dalam arti tidak menyadari, baik suatu hal maupun tindakan juga berupa resiko atau akibat yang ditimbulkan. Maka tindakan yang diambil seseorang dapat berakibat kepada orang lain. Lebih besar akibatnya dapat meliputi banyak orang.
Kedua, kesalahan. Urgensi perbaikan sejatinya senantiasa dikedepankan. Di antara keutamaannya adalah memutus serta mengganti kejelekan sedemikian rupa dengan kebaikan-kebaikan. Maka menempuhnya merupakan bentuk penyegeraan kebaikan.
Ketiga faktor eksternal, berupa gangguan. Bisa disebut fitnah dalam arti cobaan, mafhum dengan berbagai usaha dan daya samapi bentuk menyakiti. Menjadi kembali serta mengikuti sebab-sebab utama menjadi tujuan. Bagian dari pada jebakan, faktor ini menjadi mudah dengan izin Allah, rahmatNya, juga pertolongan dari sebaik-baik penolong selain jerat yang siap sedia.
Intinya, membebani orang lain sebenarnya tidak luar kemampuan manusia. Menjadi taqwa dan berlindung serta senantiasa beramal dalam pengertian perbuatan baik merupakan wasilah untuk mendekatkan diri dan kembali dalam kondisi tenang dan penuh keridlo’an, “InshaaAllah!” (*)
Discussion about this post