Referensimaluku.id.Ambon — Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena menyerahkan 9 penghargaan program kampung iklim (Proklim), 5 sertikat utama dan 4 Sertikat Proklim Madya 2023. Penyerahan sertifikat tersebut kepada 9 lokasi di Kota Ambon.
Penyerahan tropi Proklim tersebut bertempat di kediaman Raja Negeri Soya Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Selasa (7/11/2023).
Penerima penghargaan program kampung iklim (Proklim) utama yakni Dusun Kayu Putih Negeri Soya, Dusun Siwang Negeri Urimessing, Dusun Seri Negeri Urimessing, Dusun Eri Negeri Nusaniwe, Dusun Waringin Cap Desa Wayame, dan Negeri Leahari.
Sedangkan program kampung iklim Madya diberikan kepada RW 001 Desa Latta, RW 008 Desa Latuhalat, RW 003 Dusun Taheng Desa Wayame.
Penghargaan Proklim 2023 adalah bentuk apresisasi dan penghargaan Menteri LHK tropi Proklim utama kepada kelompok Dusun Kayu Putih negeri Soya Kecamatan Sirimau Kota Ambon Maluku, ujar Kepala Seksi Wilayah I Balai PPI Wilayah Maluku dan Papua Franky Tutuarima.
Setelah 8 tahun sejak 2016 pelaksanaan Proklim yang merupakan Gerakan Nasional. Setelah ratifikasi Paris Agriment dalam rangka penurunan emisi GRK.
Komitmen yang dibangun pemerintah Indonesia adalah menjaga laju kenaikan suhu bumi tidak melebih 2 derajat,dan sedepat mungkin berada pada kisaran 1,5 derajat, ungkap Tutuarima.
Tutuarima menjelaskan, Proklim dituangkan dalam Natinal Determind Contribution (NDC) dalam kegiatan adaptasi dan mitigasi PI. Disamping menahan laju emisi GRK tetapi juga memperkuat dan menciptakan masyarakat dan ekosistem yang berketahanan terhadap resiko dan dampak PI, terutama nanti di tahun 2030 pada 3 komponen yaitu ketahanan ekonomi, ketahanan sosial/sumber penghidupan, dan ketahanan ekosistem dan lanskap, jelasnya.
Sementara itu Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena dalam sambutannya, Perubahan iklim adalah sebuah fenomena pemanasan global, dimana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlansung untuk jangka waktu tertentu. Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan iklim itu sendiri antara lain, efek gas rumah kaca, pemanasana global, kerusakan lapisan ozon, kerusakan fungsi hutan, penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol dengan baik.
Wattimena mengatakan, Perubahan iklim yang semakin nyata dan kelihatan itu memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia Indonesia maluku, bahkan di Kota Ambon sendiri.
Pemerintah Kota Ambon terus mendorong kelompok masyarakat di tingkat negeri/desa/kelurahan untuk berpartisipasi dan berinovasi untuk melakukan banyak hal termasuk melakukan kegiatan adaptasi seperti pengendalian kekiringan, banjir, dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, pengendalian penyakit karena pengaruh perubahan iklim,ujar Wattimena.
Program kampung iklim ini diharapkan dapat menjawab tantangan masyarakat Kota Ambon dalam menghadapi perubahan iklim beserta dampaknya.
Meningkatkan kualitas hidup, sosial ekonomi, terbangun kesedaran dan gaya hidup serta menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, termasuk menjaga nilai – nilai kearifan lokal yang ada karena kita semua sudah secara lansung merasakan dampak perubahan iklim, tutup Wattimena. (RM-04)
Discussion about this post