Referensimaluku.id, Ambon-Aksi gengster tukang copet di Pasar Mardika kian hari menyusahkan warga Ambon yang kerap jadi korban pencopetan. Sayangnya, pemerintah dan pemangku kepentingan terkait masih belum mau bergerak sementara saban hari masyarakat selalu menjadi korban tindak kejahatan tersebut. Olehnya itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon meminta Pemerintah Kota (Pemkot) setempat maupun jajaran kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) agar lebih memperketat pemantauan di kawasan Pasar Mardika oleh petugas-petugas lapangan, baik dari Pemkot Ambon, kepolisian dan juga TNI menyusul maraknya aksi copet yang kian meresahkan masyarakat.
“Oleh karena itu, Kami dorong kalau bisa perketat pemantauan aktivitas di Pasar Mardika. Polisi harus lakukan operasi yustisi. Pemkot Ambon juga melalui Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) harus memantau dari pos yang ada di sana, agar pencopetan dapat dicegah,”ujar Ketua Komisi I DPRD Ambon, Jafri Taihuttu, di Ruang Komisi I DPRD Kota Ambon, Rabu (15/2/2023).
Menurut Taihuttu copet merupakan penyakit sosial yang sulit dideteksi, sehingga untuk membasmi kejahatan itu relatif dibutuhkan sinergitas yang terintegrasi. “Artinya, terkait persoalan satu ini, tidak hanya menjadi beban pemkot Ambon semata.
Tetapi bagaimana aparat penegak hukum, pemerintah, dan tokoh agama, harus bersinergi. Yang mana dari sisi Tokoh Agama, dapat memberikan sosialisasi dan juga edukasi rohani pada setiap pelayanan-pelayanan yang dilakukan”.
“Dan dari sisi Pemerintah melalui Satpol PP, harus menjaga di sana.
Kemudian Polisi dan TNI melalui intelejennya untuk bagaimana mendeteksi keberadaan kelompok-kelompok ini. Karena mereka ini pasti punya gerombolan yang mungkin saja sudah mengatur sebelum turun untuk beraksi (lakukan copet),”katanya.
“Pemantauan dengan Closed Circuit Television (CCTV) juga diperlukan pada setiap sudut di kawasan-kawasan yang dianggap rawan”.
“Memang tidak sepenuhnya akan maksimal mengingat banyaknya aktifitas pada kawasan itu, dan CCTV yang terpadang juga berjarak jauh, sehingga seperti yang telah disampaikan tadi, bahwa petugas, baik TNI-Polri dan juga Satpol PP mungkin itu jauh lebih efektif dalam mengatasi persoalan ini”.
“Karena untuk melihat yang namanya pedagang kaki lima itu masih belum tertata rapi, maka ini harus tim khusus untuk memantau gerak-gerik warga masyarakat yang menjadi sumber maraknya penyakit sosial di Pasar Mardika tersebut. Tentunya kami berharap, persoalan penyakit sosial itu dapat diatasi perlahan-lahan,” pungkasnya. (RM-03)
Discussion about this post