Referensimaluku.id.Ambon-Ingar bingar perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar sangat menggema di Ambon, Maluku. Euforia dan fanatisme sepakbola di Maluku khususnya di Ambon dan sekitarnya mengalahkan suasana piala dunia 2022 Qatar di kota-kota besar lain di Indonesia.
Fanatisme sepakbola di Ambon sudah menjadi tradisi lama yang masih terpelihara hingga saat ini, baik saat perhelatan Piala Eropa maupun Piala Dunia hingga Piala Eropa 2020 dan Piala Dunia 2022.
Fanatisme karena pertalian sejarah dan geneologis emosional itu pula yang membedakan euforia Piala Dunia dan Piala Eropa di Ambon khususnya dan Maluku pada umumnya relatif berbeda dan lebih terasa getarannya ketimbang suasana serupa di provinsi-provinsi lain di Tanah Air.
Keterlibatan sejumlah pemain-pemain timnas Belanda berdarah Maluku mulai era Piere Van Hoijdonk, Ruud Gullit, Roy Makaay, Mark Van Bommel, Sony Silooy, Deny Landsaat, Demmi de Zeeuw, Nigel de Jong, Giovanni Van Bronckhorst sampai generasi selanjutnya macam Tristan Gooijer, Patrick Struick dan lainnya semakin membakar “api fanatisme” orang Maluku terhadap timnas Belanda. Makanya setiap kali “De Oranye” mentas di Piala Eropa maupun Piala Dunia orang Maluku selalu turun jalan konvoi besar-besaran. Berkenaan mentasnya.
“The Flying Dutchman” di Piala Dunia 2022 Qatar anak-anak Ambon selalu setia memberikan dukungan. Mereka menggunakan jersey mirip timnas Belanda, membentang bendera Belanda sepanjang 50-150 meter dan berkonvoi menggunakan sepeda motor. Lolosnya pasukan tempur Louis Van Gaal ke babak 16 besar menghadapi Amerika Serikat kian menambah pesta sukacita para pendukung fanatik “De Oranje”.
Mereka menggelar konvoi di sejumlah ruas jalan di Kota Ambon untuk merayakan kelolosan tim kesayangan mereka ke fase knock out. “Hup hup Holand. Sapa mau lawan Netherland!” teriak pendukung timnas Belanda setelah Virgil Van Dijk sukses melumat Tuan rumah Qatar 2-0 melalui gol Cody Gakpo di menit ke-3 dan Memphis Depay di menit 76, Rabu (30/11) pagi waktu Ambon.
“KNVB bisa antar orang Maluku main di Piala Dunia. Coba tunjukan voor Katong kalo ada kaseng CBF, AFA, FFF, FIGA, RFEF, DFB, AUF dan UPF dan lain antar orang lain di Indonesia main di Piala Dunia. Jang fanatik seng ada akar atau fanatik seng ada dasar pijakan,” tulis pendukung timnas Belanda di fesbuk mereka sebagaimana dikutip media ini.
Di bagianain euforia serupa juga diluapkan para pendukung timnas Argentina di Ambon. Setelah Tim Tango menekuk Polandia dengan skor 2-0, Kamis (30/11) pagi waktu Ambon, para pendukung fanatik timnas Argentina menggelar pawai di Ambon. namun setelah aksi itu coba dihadang aparat kepolisian, ribuan pendukung tim Tango menggelar konvoi besar-besaran di area Jembatan Merah Putih Ambon.
“Dong bilang Lionel Messi Deng kawan-kawan seng ada apa-apa to. Ini sudah nih. Iri talang paku,” sindir massa pendukung tim Tango dalam konvoi tersebut. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan aparat kepolisian terpaksa memblokade jalan di sekitar kawasan Waringin, Kecamatan Nusaniwe, dan jalan di Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku. (RM-03)
Discussion about this post