Referensimaluku.id.Ambon-Ini merupakan sebuah tulisan ringan milik jurnalis Rony Samloy di harian Ambon Ekspres (Grup Jawa Pos di Ambon) yang sudah dipublikasikan pada Rabu, 28 Juli 2010, namun sengaja diangkat kembali media online ini oleh penulis yang sama. MUNGKIN banyak orang yang belum mengetahui persis di mana San Diego, Amerika Serikat (AS), meski kota ini sudah kesohor atau dikenal di mancanegara.
San Diego adalah Kota Pelabuhan di Negara Bagian California, AS. Kota ini berada di sebelah Barat Daya AS tepatnya di Samudera Pasifik. San Diego adalah kota kedua terbesar di California. Kota ini menjadi markas pasukan angkatan laut AS (US Navy) di mana sejumlah pantai eksotis dapat ditemukan di sini.
Lantas apa hubungan San Diego dengan Kota Ambon? Ambon merupakan kota tua bekas lokasj pemerintahan Portugis dan Belanda. Secara geohistoris Ambon telah memasuki usia 447 tahun pada 7 September 2022 setelah dibangun Portugis. Dalam perhelatan Sail Banda 2010, Kota Ambon menjadi pusat ingar bingar perayaan dan seremonial menjadikan Banda dan Maluku salah satu destinasi pariwisata dunia.
Saat itu sejumlah kapal asing, tak terkecuali “United States National Ship” (USNS) Mercy juga singgah pada pergelaran Sail Banda 2010 dengan berperan menyediakan fasilitas kesehatan (faskes) untuk pengobatan cuma-cuma pada warga Ambon, Maluku.
Tak sebatas itu, para awak USNS Mercy yang merupakan personel-personel Angkatan Laut AS ikut menghibur warga dengan menyuguhkan musik Jazz. Ini berbanding lurus dengan predikat Ambon sebagai Kota Musik Dunia (City of Music) versi UNESCO (“United National Educational Scientific and Culture Organization”) atau Badan Perserikatan Bangsa-bangsa yang mengurusi atau membidani urusan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan). Ambon ditetapkan “City of Music” ke-32 di dunia dan nomor satu di Asia Tenggara oleh UNESCO pada 31 Oktober 2019.
Warga Ambon yang memadati lapangan di area Gong Perdamaian Dunia “kenyang” akan suguhan musik Jazz awak USNS Mercy. Selama berada di Ambon, awak USNS Mercy juga bertamasya di sejumlah pantai di Ambon dan sekitarnya. Tak lupa aneka peganan (kuliner) lokal peninggalan Portugis dan Belanda seperti Kasbi (singkong) goreng, sukun goreng, roti goreng, namu-namu, porcis, sagu gula, kuyabu, penakuk dan rujak menjadi incaran pemuas lapar dan awak USNS Mercy. Jika haus, tersedia es kelapa muda, dan kopi yang bisa ditemukan di sejumlah lokasi pantai di Pulau Ambon, seperti Natsepa, Hunimua, Hukurila, Nusaniwe, Namalatu, maupun rumah-rumah kopi (kafe-kafe) di pusat Ambon.
Entah kabar dari mana, tetiba hampir 10 awak USNS Mercy yang terdiri dari perwira menengah hingga perwira tinggi mampir di Kafe Tradisi Joas di bilangan Pangkalan Taxi, Jalan Said Perintah Ambon pada Selasa (27 Juli 2010) dan Rabu (28/7/2010).
Selama dua hari awak USNS Mercy melakukan penelitian terhadap air bersih yang sejauh ini digunakan untuk menyuguhkan kopi panas, teh jahe panas, teh ginseng, STMJ (susu, telur, madu, jahe) melalui racikan Joas Layan atau Om Joas,yang namanya menjadi brench kafe terkenal di mancanegara ini. “Airnya di sini bersih,” puji salah satu awak USNS Mercy yang selama dua hari datang menikmati peganan dan kopi khas Kafe Joas.
Karena itu, ada sebuah sertifikat dianugerahi awak USNS Mercy untuk manajemen Kafe yang didirikan almarhum Johanis Lamato atas upaya perlindungan kesehatan para konsumennya. “Mereka juga puji kalau kopi Joas enak dan harum,” ungkap Joas Layan melanjutkan pujian awak USNS Mercy. Sebagai balasan atas pelayanan yang optimal ditaburi keramahan para pelayan Kafe Joas diundang naik melihat-lihat suasana kapal rumah sakit yang canggih dan mewah itu. “Mereka bilang kalau sudah habis kerja, bisa ke atas kapal untuk bertemu dan berfoto bersama,” timpal Om Joas lagi.
Sebelum itu para awak USNS Mercy berfofo bersama, melepas canda dan tawa, dalam jalinan kemanusiaan sejati di mana muncul kesadaran bersama bahwa persaudaraan tak mengenal batas-batas teritorial dan entitas tertentu. Sail Banda bukan hanya menguntungkan Maluku dan Indonesia dari aspek pertumbuhan ekonomi, mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan,tapi yang utama terjalinnya “ikatan persaudaraan” dan berlangsungnya misi kemanusiaan dalam semangat dunia yang menghargai nilai-nilai sosial dan perlindungan atas kearifan lokal di suatu wilayah. Kafe Joas dan kafe-kafe lain di Ambon ikut menjadi medium yang romantis dan harmonis untuk menjembatani berbagai kepentingan demi memanusiakan manusia agar tetap beradab dan menghargai entitas budaya masing-masing, namun juga mengetahui dan menghormati nilai-nilai kearifan lokal.
Jalinan persaudaraan San Diego dan Ambon adalah permadani agung nan harum semerbak memercikan dan sekaligus memosisikan nilai-nilai kemanusiaan sejati di atas segalanya. (RM-03)
Discussion about this post