Dr. M.J. Latuconsina, S.IP, MA
Pemerhati Sosial,Ekonomi&Politik
Referensimaluku.id,-Ambon -Tak selamanya politik itu, menjadi monopoli dari para politikus karier, yang meniti kariernya dari bawa hingga sukses menjadi presiden dan perdana menteri pada negara mereka. Namun juga terdapat para ilmuan (scientist), yang sukses menjadi presiden dan perdana menteri di negara mereka. Sebut saja Margaret Thatcher (1979-1990) adalah seorang ilmuan kimia, yang sukses menjadi Perdana Menteri Inggris, dan Avul Pakir Jainulabdeen Abdul Kalam (2002-2007), merupakan seorang ilmuan nuklir, yang juga berhasil menjadi Presiden India. Terdapat pula Angela Merkel (2005-2019), seorang ilmuan kimia, yang sukses menjadi Kanselir Jerman.
Merkel terlahir dengan nama Angela Dorothea Kasner di Hamburg 17 Juli 1954. Nama Merkel yang disandangnya adalah nama mantan suaminya, seorang ahli fisika bernama Ulrich Merkel, yang sudah mengalami perceraian di tahun 1982. Merkel merupakan anak perempuan dari Horst Kasner (2006-2011), seorang pendeta Lutheran yang berasal dari Berlin, dan ibunya Herlind Jentzsch (1928-2019), seorang guru yang berasal dari Danzig. Pada 1954 ayahnya mendapat panggilan untuk melayani gereja di Quitzow, dekat Perleberg, dan keluarganya pun pindah ke Templin.
Merkel dibesarkan di daerah pedesaan, hanya 80 km di sebelah utara Berlin, di Republik Demokratik Jerman yang komunis. Merkel menempuh pendidikan tingginya di Templin dan di Universitas Leipzig, dan mendalami fisika dari 1973 hingga 1978. Merkel bekerja dan belajar di Institut Pusat untuk kimia fisika dari Akademi Ilmu Pengetahuan dari 1978 hingga 1990. Setelah lulus dengan meraih gelar doktor dalam bidang fisika, ia lantas bekerja dalam bidang kimia kuantum. Gelar Doktornya (Dr. rer.nat) diperoleh pada tahun 1986 dengan disertasi tentang akselerasi partikel dengan hidrokarbon sederhana.
Potensi untuk menjadi politikus masa depan, sudah ditunjukan Merkel sejak masih muda, dimana tatkala sekolah di Jerman Timur, Merkel sudah menjadi anggota gerakan pemuda yang resmi dari Freie Deutsche Jugend (FDJ/Pemuda Jerman Bebas), yang berafiliasi dengan ideologi komunisme. Belakangan ia menjadi anggota dewan distrik, dan sekretaris untuk agitasi dan propaganda di Akademi Ilmu Pengetahuan di organisasi tersebut. Pada tahun 1989, ia terlibat dalam gerakan demokrasi yang kian marak pasca runtuhnya Tembok Berlin.
Setelah mendapat gelar doktoralnya di bidang fisika, Merkel terjun ke dunia politik pasca-Revolusi 1989. Ia bergabung dengan partai yang baru Demokratischer Aufbruch (DA/Demokrasi Kebangkitan). Ia sempat menjabat sebagai wakil juru bicara untuk kabinet Jerman Timur, yang terpilih secara demokratis untuk pertama kalinya pada tahun 1990. Selanjutnya, pasca penyatuan kembali Jerman di tahun 1990, Merkel terpilih sebagai anggota Bundestag mewakili Stralsund-Nordvorpommern-Rügen di negara bagian Mecklenburg-Vorpommern.
Partainya kemudian melakukan fusi dengan Christlich Demokratische Union Deutschlands (CDU) di Jerman bagian barat. Tatkala Helmut Kohl (1982-1988) menjadi Kanselir, Merkel dipercayakan menjabat Menteri Urusan Perempuan dan Pemuda. Pada 1994, ia diangkat sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Keamanan Reaktor Nuklir, yang membuat ia semakin menonjol secara politis. Ia pun memiliki sebuah platform untuk membangun karier politiknya. Sebagai salah seorang anak emas Kohl dan menteri termuda di kabinetnya, ia biasa disebut Kohl sebagai “das Mädchen” (“sang gadis”).
Setelah Kohl dikalahkan Gerhard Schröder di tahun 1998, ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal CDU. Tahun 2000, Merkel diangkat menjadi Ketua CDU perempuan pertama setelah Wolfgang Schäuble (1998-2000) dipaksa turun dari Ketua CDU, karena terlibat skandal sumbangan. Setapak demi setapak Markel mulai merambah kekuasaan. Ilmuan fisika ini tetap optimis bakal bersinar kariernya lewat CDU. Merkel tetap kukuh untuk memimpin salah satu partai terbesar di Jerman itu, sambil menunggu tibanya Pemilu Federal Jerman, yang akan berlangsung di tahun 2005, sebagai salah satu momentum politikuntuk meraih jabatan Kanselir.
Pada Pemilu Federal Jerman 18 September 2005, untuk memilih anggota Bundestag/Parlemen. Hasil Pemilu menempatkan hanya tujuh partai politik, yang memiliki suara signifikan, antara lain : Union meraih 35,2%, Sozialdemokratische Partei Deutschlands (SPD) 34,3%, Christlich Demokratische Union Deutschlands (CDU) 27,8%, Freie Demokratische Partei (FDP) 9,8%, Die Linke 8,7%, Bündnis 90/Die Grünen 8,1%, dan Christlich-Soziale Union in Bayern (CSU) 7,4%. Sementara 27 partai politik lainnya hanya memperoleh 3,9% suara.
Jalan mulus Merkel mulai nampak, tatkala pada 10 Oktober 2005 dicapai kesepakatan antara CDU, CSU, dan SPD untuk membentuk koalisi besar pemerintahan, dengan Merkel sebagai Kanselir. Namun sebagian besar posisi pemerintahan akan dipegang oleh SPD. Sehingga Merkel menjadi kanselir wanita pertama Jerman melalui hasil Pemilu 2005 itu. Merkel nampaknya lebih disukai ketimbang figur-figur lainnya seperti ; Gerhard Schröder (SPD), Joschka Fischer (Bündnis 90/Die Grünen), Guido Westerwelle (FDP), dan Edmund Stoiber (CSU).
Pada Pemilu Federal Jerman 27 September 2009, untuk memilih anggota Bundestag/Parlemen. Hanya 5 partai politik melaju ke kursi Bundestag. CDU meriah 33,8%, SPD 23%, FDP 14.6%, Die Linke 11.9% dan Bündnis 90/Die Grünen 10.7%. Sedangkan SPD dan Die Republikaner (REP) tidak berhasil mendapatkan kursi di parlemen karena tidak memenuhi syarat ambang batas parlemen (fünf-prozent-hürde). Pemilu kali ini Merkel masih mampu meyakinkan partai-partai di Bundestag, sehingga dia pun terpilih kembali sebagai Kanselir, menyisihkan pesaingnya : Frank-Walter Steinmeier (SPD), Guido Westerwelle (FPD) Oskar Lafontaine (Die Linke), dan Jurgen Trittin (Bündnis 90/Die Grünen).
Cita-cita politik Merkel untuk menjabat Kanselir Jerman, yang ketiga kalinya. Pasalnya hasil Pemilu Federal Jerman 22 September 2013 menemptakan partanua CDU meraih 41,5% yang signifikan disbanding dua Pemilu sebelumnya. Pada posisi berikutnya SPD 25,7%, Die Linke 8,6%, dan Bündnis 90/Die Grünen 8,4%. Dari formasi hasil suara Pemilu ini Markel pun membentuk koalisi besar kedua bersama SPD. Sehingga dia pun tetap melangkah mulus mewujudkan impian politiknya, dengan menjadi Kanselir Jerman ketiga kalinya. Suatu prestasi yang luar biasa dalam karier seorang ilmuan, yang sukses dalam pentas politik.
Mulusnya karier Merkel ke jenjang Kanselir, tidak lepas dari latarbelakang sosial politik, tempat dia berdomesili di Jerman Timur dahulu, dimana hal itu mengungtungkannya dalam politik pasca-reunifikasi. Pasalnya, selama 36 tahun pertama dalam hidupnya, ia mengasah kecakapannya dalam menyembunyikan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan batinnya, sesuatu yang penting untuk bisa bertahan dalam sebuah masyarakat karena dalam setiap ruangan bisa hadir seorang informan dari Staatssicherheitsdienst/SSD) yang populer dengan sebutan Stasi. (Tempo, 2013, Wikipedia, 2019). (*)
Discussion about this post