Referensimaluku.id.Ambon-Ada pendapat umum (Kredo) jika guru memang bukan orang hebat, tapi seluruh orang hebat pasti lahir dari hasil didikan seorang guru. Kredo ini tak berlebihan jika kita sandingkan dengan Ongen Saknosiwi dan Kyla Paliaky.
Ongen sendiri adalah jebolan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Ambon (dulunya disebut SMA Lateri), sedangkan Kyla adalah wali kelas Ongen Saknosiwi di salah satu SMA favorit di Kota Ambon, Maluku itu. Kyla tentu bangga menyaksikan kehebatan mantan anak walinya di SMA Negeri 4 Ambon sukses memukul roboh petinju Thailand Rattakorn Tassaworn pada Partai Utama MPRO “Evolution Fight Series 2022” di World Siam Stadium, Bengkapi, Bangkok, Thailand, Jumat (4/3) malam Pukul 23.15 waktu Ambon sekaligus merebut sabuk WBC Asia Boxing Council Continental Kelas Bulu (57,1 Kg).
“Tentu saya bangga anak didik saya bisa menjadi juara tinju dunia,” ungkap Kyla kepada Referensi Maluku.id via WhatsApp, Sabtu (5/3). Wanita paruh baya asal Pulau Lakor, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku itu mengakui dia masih memiliki hubungan persaudaraan dengan ayah Ongen yang berasal dari Dusun Upunyor, Negeri Werwaru, Kabupaten yang sama.
“Iya, jadi kebetulan bapaknya Ongen (Mikhael Saknosiwi) ada hubungan keluarga dengan saya, sehingga waktu bapaknya Ongen bawa dia (Ongen Saknosiwi) ke Ambon temui saya di rumah kediaman saya di Desa Halong. Saat itu bapaknya Ongen minta saya untuk masukan Ongen di SMA Negeri 4 Ambon,” kisah Kyla.
Di mata Kyla, Ongen tipikal siswa yang kalem, rajin dan tidak bersungut-sungut ketika dimintakan bantuan. “Anaknya (Ongen Saknosiwi) kalem-kalem saja. Waktu itu saya sudah lupa dia kelas berapa, tapi dia jurusan IPS. Kalau untuk mata pelajaran lain dia biasa-biasa saja, tapi hobinya olahraga. Biasanya kalau ketemu di sekolah selalu saya peringati agar rajin belajar, dengar-dengaran dan jangan ikut-ikutan teman-teman untuk hal-hal yang tidak baik”.
“Pribadi Ongen itu baik di mana dia suka melayani orang. Dia sangat tulus, tidak pernah bersungut. Selama di SMA Negeri 4 Ambon Ongen tidak pernah buat masalah yang memusingkan guru dan orangtua.
Kadang dia sering bilang saya kalau dia tidak pergi latihan di Karpan (Kawasan Karang Panjang di Ambon) karena dia membantu ibunya ( Rahel Tasidjawa) untuk menumbuk batu biar membuat kekar tubuhnya (bodynya) karena dulu itu dia kecil saja posturnya,” ringkas Kyla. (RM-03)
Discussion about this post