Referensimaluku.id.Ambon-Dunia akademisi dan dunia hukum Indonesia berduka.
Profesor Doktor Jacob Elfinus Sahetapy SH, MA yang lebih dikenal dengan nama J.E. Sahetapy telah pergi ke haribaan Sang Pencipta karena sakit. Sahetapy yang lahir di Saparua, Maluku Tengah, Maluku pada 6 Juni 1933 adalah seorang guru besar dalam ilmu hukum di Universtias Airlangga, Surabaya.
Sahetapy tidak hanya mengajar di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, tetapi juga di berbagai tempat lainnya seperti di Program Pasca-sarjana Hukum UI dan Universitas Diponegoro. Suami dari Lestari Rahaya Lahenda ini juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Petra. Sahetapy juga sempat mengikuti pendidikan hingga selesai pada 1993 di Institut Alkitab Tiranus, Bandung, Jawa Barat.
Sahetapy pernah menjadi seorang birokrat, yaitu sebagai anggota Badan Pemerintahan Harian Provinsi Jawa Timur, dan asisten Gubernur Jawa Timur, Mohammad Noor. Bersamaan dengan gelombang reformasi di Indonesia, Sahetapy ikut terjun ke dalam politik dan menjadi anggota Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P). Dia menjadi anggota DPR/MPR mewakili partainya.
Selain itu, Sahetapy juga menduduki sejumlah posisi penting, seperti Ketua Komisi Hukum Nasional R.I. (sejak 2000), Ketua Forum Pengkajian HAM dan Demokrasi Indonesia, Surabaya, 1999, Anggota BP MPR RI, Anggota Komisi II (Hukum dan Dalam Negeri) DPR RI, Anggota Panitia Ad Hoc I (Amandemen UUD 1945) MPR RI, Anggota Sub Komisi Bidang Hukum DPR RI dan Anggota Badan Legislatif DPR RI.
Dia punya cara unik untuk meningkatkan daya ingatnya. Waktu SMP dia belajar huruf Jawa dan Arab gundul. Sampai sekarang pun Sahetapy masih ingat walau paling susah. Caranya, pelajaran yang sulit itu dia tulis di kertas lalu tempel di WC, di meja, pendeknya di tempat-tempat yang sering datangi. Tapi semua itu kembali pada diri masing-masing. Motivasi untuk maju, untuk menguasai, itu tidak bisa berharap pada orangtua untuk mendorong. Kita sendiri harus punya motivasi kalau mau maju. Motivasi untuk maju itu sangat penting.
Dia gemar membaca dan memerhatikan bagian tertentu dari sejarah hidup beberapa tokoh dunia. Sahetapy menghafal biografi Jhon F Kennedy, Dwight Eisenhower, Thomas Alva Edison. Jadi dia tidak sekadar membaca, tapi mencoba membaca sambil menerapkannya.
Ayah lima orang anak ini (Elfin Lebriane, Athilda Henriete, Wilma Laura, Petra, Kezia) tidak pernah berpikir bisa masuk ke DPR karena tidak suka dengan partai-partai politik namun Megawati meminangnya untuk menjadi anggota DPR.
Lalu Sahetapy pun memutuskan untuk masuk menjadi anggota DPR. Setelah pensiun dari anggota DPR, Sahetapy kembali ke kampus mengajar. Selama beberapa tahun dia didapuk narasumber utama program Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne yang dipandu Karny Ilyas. Para penonton menjulukinya “Singa ILC” karena sering menyemprot banyak pakar hukum Tanah Air, politisi terkenal, pejabat Mabes Polri, dan anggota DPR RI karena keliru berbahasa hukum Belanda atau salah menggunakan teori-teori hukum.
Sahetapy sering berujar “walau kebohongan lari secepat kilat, suatu ketika kebenaran akan mengalahkannya”. Terhadap narasumber yang keliru berbicara, Sahetapy menyela seraya mengatakan “cara berpikir Anda seperti ayam tanpa kepala (kip zonder kop). Selamat jalan idolaku! (RM-03)
Discussion about this post