Referensimaluku.id,- Network For Indonesia Democratic Society (NETFID) Profinsi Maluku hari ini menggelar Seminar Nasional perdana dengan mengusung tema “Tantangan dan Kesiapan Penyelenggaraan PEMILU Serentak 2024”. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui media komunikasi zoom, pada hari ini Jumat 20 Agustus 2021, tepat pukul 14.00-17.00 WIT. Langkah ini juga sebagai embrio awal untuk kembali membangun kesadaran dan kecerdasan pemilih serta para penyelenggara demi terciptanya pemilu yang berkualitas dan bersih.
Pemilu yang bersih dan demokratis tetap perlu melibatkan peranan masyarakat, sebab peran mereka sangat vital dalam menumbuhkan indeks dan iklim demokrasi jika partisipasinya tinggi, untuk itu NETFID menghadirkan tiga narasumber yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas mumpuni dalam menyelengarakan pesta rakyat tersebut, yakni Dahlia Umar selaku Ketua Umum NETFID Indonesia yang membawakan Peran Netfid Indonesia Menjelang Pemilu Serentak 2024, lalu pembicara yang kedua Astuty Usman selaku Ketua Bawaslu Provinsi Maluku juga memaparkan materi tentang Tantangan dan Persiapan BAWASLU Maluku Dalam Menghadapi Pemilu 2024 serta yang terakhir Almudatsir Z. Sangadji selaku Komisioner KPU Provinsi Maluku memaparkan tentang bagaimana Menakar Kesiapan KPU dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Salidin Wally, M.H, selaku Ketua Umum NETFID Provinsi Maluku juga mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk mendorong terciptanya iklim demokrasi yang bersih serta melihat kesiapan penyelenggara negara, karena memang pemilu kita berbiaya mahal untuk memilih para pemimpin jadi harus dikawal dari hulu ke hilir untuk itu kegiatan ini melibatkan semua.
“Seminar ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persiapan dan tantangan KPU dan BAWASLU serta LSM yang berkaitan dengan pemilihan umum serentak 2024, juga menumbuhkan kesadaran berdemokrasi agar perkembangan tahapan Pemilu dapat diketahui semua pihak” terang Wally.
Sementara Ketua Bidang Organisasi dan Kepemiluan Vera Renfaan, S.H juga menambahkan kegiatan ini selaras dengan tujuan NETFID yakni sebagai lembaga yang turut memantau pemilu dan mendorong terciptanya tatanan dan moral politik yang berkredibilitas.
“Kami berharap kaum intelektual muda di Provinsi Maluku, maupun masyarakat dapat mendukung dan menjadi partisipan kegiatan-kegiatan mendatang, sehingga mempermuda visi dan misi kami dalam mendongkrang kwalitas demokrasi di Provinsi Maluku,” tandas Renfaan. Indonesia memang menjadi salah satu Negara paling demokratis di dunia, dengan jumlah penduduk 271.349.889 jiwa sebagai popolusi terbesar ke empat setelah Tiongkok, India dan Amerika, sehingga memang menjadi barometer dan rolle model di kawasan Asia dan dunia internasional. Maka keterlibatan masyarakat, penyelenggara dan stakeholder dalam pengawasan pemilu juga sangat dibutuhkan dalam membantu mewujudkan pemilu yang bersih, berkualitas, bermartabat, dan berintegritas.(RM-05)
Discussion about this post