Referensimaluku.id.Ambon, – Lebih kurang empat bulan terakhir atlet Pemusatan Latihan Daerah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Maluku diberi makan bubur, ikan asin dan tahu isi. Pengalaman pahit ini baru pernah dirasakan Welmy Pariama, atlet tinju wanita yang akan berlaga di PON edisi keduapuluh di Papua pada Oktober 2021.
“Kalau ditambah PON 2021 berarti sudah empat kali saya ikut membela Maluku di ring tinju PON. Tapi mungkin kejadian ini yang pertama kali saya rasakan pada saat kita diberi makan bubur, ikan asin dan tahu isi. Malam makan bubur, pagi juga makan bubur. Jangan samakan atlet dengan pasien rumah sakitlah,” kecam Welmy kepada referensimaluku.id di Ambon, Kamis (17/6).

Welmy berharap persoalan makan dan minum atlet Pelatda Maluku harus dapat dituntaskan sebelum pelaksanaan PON Papua.
“Masalah ini harus tuntas secepatnya. Jangan dibiarkan berlarut-larut. PON Papua hanya tinggal empat bulan saja dilaksanakan. Saya takutkan hal ini dapat berpengaruh terhadap penampilan atlet di PON Papua,” sarannya.
Di bagian lain Wakil Ketua Forum Penyelamat Olahraga Maluku (FPOM) Kamarudin Bolat mendesak pembubaran Satgas oleh Pemerintah Provinsi Maluku agar konsentrasi atlet terjaga hingga pelaksanaan PON Papua. “Satgas harus dibubarkan dan diambil alih Pemprov Maluku,” desaknya.
Praktisi olahraga Maluku Heygel Tengens menuding Satgas PON XX Maluku dan pengurus KONI Maluku tidak becus mengurus makan dan minum atlet Pelatda PON XX.
“Saya anggap pengurus KONI Maluku saat ini tidak becus. Jangan hanya kejar nama dan materi lalu mengorbankan atlet. Kasihan kalau mereka latihan berat hanya dikasih bubur, ikan asin dan tahu isi. Lalu anggaran miliaran rupiah untuk KONI Maluku dikemanakan.
Masalah ini harus diusut pihak penegak hukum. Saya setuju Satgas PON XX dibubarkan,” tutup Direktur Sekolah Sepakbola Amboina (RM-02/RM-06)
Discussion about this post