REFMAL.ID,-TUAL- Mahasiswa KKN-PPM UGM Jelajah Kei Kecil 2025 mengadakan kegiatan edukasi gizi di Ohoi Isso, Wain Baru, dan Disuk, Kecamatan Kei Kecil Timur, Kabupaten Maluku Tenggara pada Sabtu (26/7) .
Penanganan stunting di Ohoi Isso, Wain Baru, dan Disuk dilakukan melalui
posyandu rutin untuk mencatat tumbuh kembang anak.
Dalam kegiatan tersebut, biasanya juga diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) oleh para kader.
Chrysanta Simangunsong, mahasiswi Profesi Dokter yang tergabung dalam Tim KKN-PPM UGM Jelajah Kei Kecil 2025 menyampaikan bahwa edukasi terkait pemenuhan gizi seimbang
disampaikan dengan pendekatan yang interaktif dengan sesi tanya-jawab.
Para ibu juga mendapatkan penjelasan detail terkait Z-Score supaya mereka dapat mengukur status gizi anak dan mengidentifikasi apakah anak-anak mereka mengalami stunting.
“Stunting masih menjadi masalah yang cukup serius dan perlu menjadi perhatian bersama serta pencegahan sejak dini. Ibu-ibu sebaiknya memahami terkait Z-Score untuk mengukur status gizi dan tinggi badan anak serta melihat apakah pertumbuhan anak berada di jalur yang
normal”, ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, program kerja ini juga membahas terkait bagaimana porsi gizi seimbang yang sesuai dengan “Isi Piringku”. Melalui edukasi ini, para ibu juga diajak untuk memanfaatkan bahan pangan lokal, misalnya seperti daun kelor dan ikan guna memenuhi kebutuhan gizi anak.
“Melalui konsep Isi Piringku, gizi seimbang bisa dimulai dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang bergizi dan mudah didapat. Daun kelor dan ikan mungkin terlihat sederhana, tetapi kandungan gizinya cukup tinggi untuk mendukung tumbuh kembang anak” , ujar Kayla
Ramadhani, mahasiswi Kedokteran Gigi yang merupakan salah satu pemberi materi edukasi untuk pemenuhan kebutuhan gizi anak.
Beberapa orang tua termasuk kader kesehatan sangat antusias untuk membuat menu masakan yang sesuai dengan “Isi Piringku”.
“Kami sangat senang dan terbantu dengan adanya program ini karena kami mendapatkan pengetahuan baru tentang porsi ideal sayur dan lauk untuk anak, sehingga bisa membantu kami dalam menyajikan menu makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan,” ungkap salah satu peserta program.
Setelah pelaksanaan edukasi gizi, para ibu-ibu mengikuti Fun Cooking yang merupakan program kerja lanjutan dari edukasi gizi untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman para ibu
terkait “Isi Piringku”.
Para ibu mempraktikkan secara langsung cara mengolah makanan sehat
dan bergizi seimbang untuk keluarga. Melalui kegiatan ini, para ibu tidak hanya mengasah keterampilan memasak, tetapi juga menguatkan pemahaman mereka tentang pentingnya pemilihan bahan makanan yang tepat.
“Fun Cooking ini dilakukan untuk menilai apakah para orang tua sudah memahami terkait porsi Isi Piringku. Para ibu-ibu menggunakan bahan pangan lokal, seperti ikan dan daun kelor dalam
memasak makanan yang bergizi seimbang,” ujar Kayla.
Harapannya, pengetahuan yang sudah disampaikan dapat menjadi kebiasaan yang berkelanjutan di masyarakat.
“Jika ibu-ibu sudah terbiasa membuat menu masakan yang sesuai dengan, maka tidak hanya mencegah stunting, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup keluarga;” ungkap Kayla.
Dengan adanya edukasi ini, diharapkan para orang tua dapat memahami porsi gizi yang seimbang dan menyediakan porsi makan yang tepat sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak. Program ini menjadi suatu langkah awal dalam upaya menakan angka stunting
di Ohoi Isso, Wain Baru, dan Disuk.
Melalui pemahaman yang baik terkait gizi, para orang tua dapat mengawal tumbuh kembang anak dan mengambil peran aktif guna mewujudkan generasi
penerus yang sehat dan memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi. (**)
Discussion about this post