Referensi Maluku
No Result
View All Result
  • NASIONAL
  • MALUKU
    • AMBON
    • KKT
    • MALRA
    • MALTENG
    • MBD
    • SBB
    • SBT
    • TUAL
    • ARU
    • BURSEL
    • BURU
  • DESA
  • HUKRIM
  • RAGAM
  • OLAHRAGA
    • LIGA 3 MALUKU
    • ALL SPORT
  • OPINI
  • EDITORIAL
  • EKONOMI
  • LOKAL
Youtube
Facebook
  • NASIONAL
  • MALUKU
    • AMBON
    • KKT
    • MALRA
    • MALTENG
    • MBD
    • SBB
    • SBT
    • TUAL
    • ARU
    • BURSEL
    • BURU
  • DESA
  • HUKRIM
  • RAGAM
  • OLAHRAGA
    • LIGA 3 MALUKU
    • ALL SPORT
  • OPINI
  • EDITORIAL
  • EKONOMI
  • LOKAL
No Result
View All Result
Referensi Maluku
Home RAGAM

Orang Arab di Makassar

Mei 22, 2025
in RAGAM
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Email

REFMAL.ID,-AMBON –

Baca Juga

Dari Bupati KKT Hingga Ridho Slank Kuliah Jarak Jauh , Bukti Fleksibilitas Kuliah di UT

Pedangdut “Termiskin di Dunia” Asal Maluku Wafat

Resensi : Desentralisasi Radikal Untuk Warga Pribumi

Oleh; Dr. M.J. Latuconsina,S.IP, MA
Staf Dosen Fisipol, Universitas Pattimur

Memulai catatan ini, saya mengutip kata-kata khas, yang diungkapkan oleh Aiman Bagea, seorang novelis muda kelahiran di Kabaena Sulawesi Tenggara, 1 September 1992, yang populer melalui novelnya berjudul : “Sebuah Kisah Tentang Merelakan”, yang dipublis tahun 2012 lalu bahwa, “ada banyak orang di dunia ini yang bertemu secara kebetulan”. Rupanya, kata-kata khas sastrawan Kabaena itu, sangat pas menggambarkan pertemuan yang tak terduga saya dengan abi Muh Ali Zeed Basalamah, seorang warga Makassar keturunan Arab, yang berprofesi sebagai sopir grap. Suatu pertemuan yang kemudian membicarakan keberadaan orang Arab di Makassar.

Terlepas dari itu, Makassar yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan salah satu kota terbesar kedua di luar Pulau Jawa, setelah Kota Medan di Provinsi Sumatera Utara. Lazimnya Kota yang padat penduduknya, maka penduduknya juga majemuk, diantaranya yang signifikan adalah Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja, dan Cina. Sementara yang tidak signifikan yakni Jawa, Buton Arab, Timor, Bali, Sunda, Minahasa, Batak, Ambon, dan Papua. Kehadiran etnik-etnik ini seiring dengan perkembangan kota ini, menjadi kota perdagangan dan pendidikan di ujung timur wilayah Indonesia.

Tidak terkecuali orang Arab, keberadaan orang Arab sudah sejak dahulu kala. Pada Minggu sore, 23 Juni 2019 beberapa tahun lalu, tatkala saya hendak mengunjungi Mall Ratu Indah, yang terletak di Jalan Dr. G.S.J. Ratulangi, saya pun memesan mobil grap melalui hand phone (HP) android, tidak lama berselang pesanan mobil grap pun muncul di layar Hp android, disertai nama sopirnya Muh Ali Zeed Basalamah. Saat dia menelpon memastikan posisi saya, saya pun katakan “ia abi saya menunggu di depan hotel”. Lima menit kemudian abi sang sopir grap sudah tiba di depan hotel tempat saya menunggu.

Ciri khas abi Ali benar-benar orang Arab, pasalnya berjenggot dan breokan tipis pada dagu serta pipinya layaknya kebanyakan orang Arab yang kita temui dimana saja. Didalam mobil grap, yang dibawa abi Ali melewati ruas Jalan Andi Jema, Anoa, dan Jalan Lanto Daeng Pasewang dengan agak ngebut itu, kita berdua sempat bercakap-cakap. Saya pun bertanya, “abi Ali orang Arab dari Makassar yah ?” dia katakan “saya sebenarnya orang Arab bermarga Basalamah, yang berasal dari Gorontalo, hanya saja sudah menetap lama di Makassar”. Saya katakan kepadanya di Ambon juga banyak orang Arab yang bermarga Basalamah.

Kata abi Ali “benar saya sudah tahu di Ambon banyak orang Arab yang bermarga Basalamah”. Dia rupanya sudah sejak lama ingin mengunjungi Ambon, karena menurutnya di Ambon banyak keluarganya yang bermarga Basalamah. Abi Ali pun menanyakan “apa saja profesi mereka disana ?”, saya katakan “ada pedagang, pengusaha, pegawai dan dosen, yang rata-rata sukses”. Lantas saya bertanya lagi “apa di Makassar ada perkampungan Arab, yang khusus didiami orang Arab ? jawabnya, dulunya ada perkambungan orang Arab di Jalan Lombok yang berdekatan dengan Pelabuhan Makassar, namun kini tidak ada lagi”.

 

Setelah bercakap-cakap di mobil grap itu, tak lama berselang mobil grapnya abi Ali berhenti didepan Mall Ratu Indah. Saya pun membayarkan tariff mobil grapnya, dia lantas mengucapkan terima kasih, dan saya balik berkata “sama-sama abi Ali”. Meskipun hanya pertemuan singkat, tapi abi Ali telah memberikan informasi tentang keberadaan orang Arab di Makassar. Untuk memastikan keberadaan orang Arab di Makassar, saya pun membaca artikel Jumadi Mapanganro kawan saya, yang dahulu kami sama-sama aktif di Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Dalam pemaparan sahabat saya Mapanganro (2009) pada artikelnya, yang berjudul “Dari Hadramaut Sebarkan Islam di Makassar” bahwa, keberadaan para keturunan Arab di kota ini awalnya banyak bermukim di sekitar Jl Lombok, Jl Nusantara, dan beberapa titik di Kecamata Wajo. Namun seiring perkembangan kota dan kedatangan penduduk dari luar Makassar, banyak keturunan Arab itu kemudian hidup berpencar. Jumlah warga keturanan Arab yang berdomisili di Makassar saat ini diperkirakan sekitar 200 kepala keluarga. Guna terus mempererat hubungan persaudaraan di antara mereka, komunitas ini kerap melakukan kegiatan pengajian rutin.

Salah satu simbul, yang menunjukan orang Arab pernah mendiami Jalan Lombok, ditandai dengan keberadaan Masjid As-Said di jalan itu. Masjid ini sering disebut sebagai Masjid Arab, dimana memiliki keunikan tersendiri. Masjid yang dibangun pada 1907 ini merupakan cagar budaya yang dibangun oleh orang Arab yang datang ke Makassar untuk menyebar agama Islam dan berdagang. Masjid As-Said biasa disebut orang di sini sebagai Masjid Arab. Karena yang bangun pada saat itu orang Arab yang datang dari Yaman pada tahun 1800 untuk syiar Islam dan berdagang.

Rata-rata pekerjaan orang Arab di Makassar, tidak lagi hanya berdagang atau sebagai penyiar Islam sembari berdagang, seperti kakek- nenek mereka di awal menjejakkan kaki di Makassar dahulu kala. Kini pekerjaan orang Arab di Makassar cukup beragam, antara lain ; pedagang, muballig, akademisi, birokrat, hingga militer, dan sejumlah pekerjaan lainnya dijalani orang Arab. Hal ini menunjukan bahwa, orang Arab di Makassar telah bertransformasi profesinya mengikuti dinamika perkambangan kota di ujung timur wilayah Indonesia ini dari waktu ke waktu.

Mengakiri catatan ini, saya mengutip ungkapan John Alan Lasseter, yang populer disapa John Lasseter, seorang sutradara berkebangsaan Amerika Serikat, kelahiran Hollywood, California, 12 Januari 1957 bahwa, “catatan dari saya tak lebih penting dari catatan penulis cerita misalnya”..Memaknai secara kontemplatif ungkapan itu, maka tentunya, catatan saya ini hanyalah sebuah travel writing, tentang suasana di Makassar yang disadari tidak utuh, tapi bisa sedikit memberikan informasi tentang komunitas keturunan Hadramaut dari Yaman di Makassar. (*)

ShareTweetSendSend

BERITATERKAIT

Dari Bupati KKT Hingga Ridho Slank Kuliah Jarak Jauh , Bukti Fleksibilitas Kuliah di UT

Dari Bupati KKT Hingga Ridho Slank Kuliah Jarak Jauh , Bukti Fleksibilitas Kuliah di UT

by admin
Agustus 6, 2025
0

REFMAL.ID,-AMBON- Fleksibilitas kuliah jarah jauh di Universitas Terbuka (UT)...

Pedangdut “Termiskin di Dunia” Asal Maluku Wafat

by admin
Juli 2, 2025
0

REFMAL.ID, Ambon - Penyanyi dangdut kelahiran Kepulauan Aru,...

Resensi : Desentralisasi Radikal Untuk Warga Pribumi

Resensi : Desentralisasi Radikal Untuk Warga Pribumi

by admin
Mei 29, 2025
0

REFMAL.ID, AMBON -Mengawalinya mengutip pendapat Smith, B.C (1085)...

Selamat Jalan Firdaus Ahmad Fauzi Namamu Kekal di Puncak Binaiya

Selamat Jalan Firdaus Ahmad Fauzi Namamu Kekal di Puncak Binaiya

by admin
Mei 20, 2025
0

REFMAL.ID,- AMBON - Firdaus Ahmad Fauzi, pendaki muda...

Permabudhi Maluku Pertama Kalinya Gelar Tradisi Pindapatta

Permabudhi Maluku Pertama Kalinya Gelar Tradisi Pindapatta

by admin
Mei 18, 2025
0

REFMAL.ID- AMBON - Untuk pertama kalinya, tradisi Pindapatta...

Resensi : Darwis Triadi Sang Guru Fotografi

Resensi : Darwis Triadi Sang Guru Fotografi

by admin
Mei 16, 2025
0

REFMAL.ID,-AMBON - Oleh : Dr.M.J.Latuconsina,S.IP,MA Staf Dosen Fisipol...

Next Post
Terkait Pengoperasian KMP. Roro dan Pembangunan Pelabuhan Terapung di Elat Kei Besar, ini Penjelasan Kadishub Malra

Terkait Pengoperasian KMP. Roro dan Pembangunan Pelabuhan Terapung di Elat Kei Besar, ini Penjelasan Kadishub Malra

LSM Kesal Raja Latuhalat, Minta Izin Penggunaan Gedung Ditolak Tak Berdasar

LSM Kesal Raja Latuhalat, Minta Izin Penggunaan Gedung Ditolak Tak Berdasar

Discussion about this post

Popular Stories

  • Kisah Pasutri Petinju Maluku, Berulang Kali Sumbang Medali di PON, 15 Tahun Honor Tak Diangkat PNS

    Kisah Pasutri Petinju Maluku, Berulang Kali Sumbang Medali di PON, 15 Tahun Honor Tak Diangkat PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima ABK Sabuk Nusantara 103 Babak Belur Dihajar Oknum TNI dan Brimob, Yermias Minta Danyon dan Dansat Bersikap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bawa Malut United ke Posisi 3 Liga I, Imran Nahumarury Justru Keluar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat Jalan Kaka Sani Tawainella, Sampai “Baku Dapa” Glend Fredly Latuihamallo di Tengah Cahaya Sorgawi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Delapan Wakil Rakyat Maluku di Senayan Membisu dan “Omong Kosong”, Anggota DPR RI Asal Sulut Bantu Heins Songjanan Siap Dilantik Tamtama TNI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedomam Media Cyber

© 2022 referensimaluku.id

No Result
View All Result
  • NASIONAL
  • MALUKU
    • AMBON
    • KKT
    • MALRA
    • MALTENG
    • MBD
    • SBB
    • SBT
    • TUAL
    • ARU
    • BURSEL
    • BURU
  • DESA
  • HUKRIM
  • RAGAM
  • OLAHRAGA
    • LIGA 3 MALUKU
    • ALL SPORT
  • OPINI
  • EDITORIAL
  • EKONOMI

© 2022 referensimaluku.id