Oleh : Dr. M.J.Latuconsina,S.IP,MA
Staf Dosen Fisipol Universitas Pattimura
REFMALID,-“Makin sederhana kita, makin kita menjadi lengkap.” Qoutes pendek ini adalah qoutes dari Auguste Rodin (1840-1917). Dia merupakan salah satu pematung utama dalam masa modern, berkebangsaan Prancis, yang populer pada zamannya. Diksi sederhana dalam qoutes seniman kelahiran Paris, Prancis tersebut, berkaitan erat dengan narasi resensi dari biografi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP).
***
Terkadang kita menilai seorang publik figur nasional dari sisi negatif semata. Persepsi demikian terjadi lantaran kita minim leterasi tentang profil mereka. Sehingga kita pun tidak komprehensip mengetahui sisi positif mereka. Hal ini berkaitan erat dengan peran-peran (roles) mereka dalam menorehkan sejarah pada masa lalu terhadap eksistensi republik ini, yang kemudian membuat saya tertarik membacanya dengan tuntas.
Oleh karena itu, ada perspektif positif yang didapatkan tatkala kita secara langsung membaca biografi mereka. Perspektif posituf dimaksud, antara lain : pertama, sisi humanisme tentang perjalanan mereka, yang memulai kehidupan sosialnya dari titik nol, dengan situasi yang benar-benar bersahaja dialami mereka sejak kecil hingga dewasa.
Aspek pendidikan lantas mensupport karier mereka. Sehinga bak anakan tangga mereka naik setahap demi setahap dalam meniti karier hingga klimaksnya mereka kemudian menduduki jabatan publik yang strategis. Hal ini didasari oleh profesionalisme mereka dalam bekerja.
Perspektif positif kedua yakni, model leadership (kepemimpinan) mereka, yang diperoleh dari bangku sekolah. Hal ini ditambah dengan pengetahuan mereka, yang didasari pengalaman kepemimpinan pada unit kerja mereka sampai dipercayakan oleh pimpinan pemerintahan, untuk menduduki jabatan di pemerintahan.
Sisi positif leadership tersebut, yang kemudian bisa kita adopsi. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dan dinamika organisasi tempat kita mengabdi, dimana membutuhkan sentuhan-sentuhan leadership yang demikian. Namun terpenting menjadi diri kita sendiri, yang otentik dari sisi kepemimpinan seperti ekspetasi publik figur dalam biografi ini.
***
Tentang sisi positif yang dimaksud, dapat kita temukan pada sosok Jenderal (Hor) Luhut Binsar Panjaitan (LBP), yang dinarasaikan dalam sebuah biografi. Biografi dengan judul : ”Luhut” ini ditulis oleh Noorca M. Massardi, yang merupakan sosok multitalenta. Pasalnya ia penulis lakon sandiwara, sutradara dan penulis skenario. Biografi LBP tersebut merupakan terbitkan Kompas pada 19 Oktober 2022 lalu.
Biografi ini sebenarnya merupakan kado khusus dari adik kandungnya, Kartini Sjahrir istri dari almarhum Dr.Sjarir aktivis, ekonom dan politisi Indonesia, untuk ulang tahun LBP yang ke-75, pada 28 September 2022 lalu. Biografi ini menarik, jika kita ingin mengetahui banyak tentang pensiunan tentara berbintang empat, asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara ini. Tentu kita perlu membaca biografinya secara komprehensif. (*)
Discussion about this post