REFMAL.ID,Ambon – Banyak kisah tragis dan menegangkan yang dapat diangkat dari pengalaman hidup Anak Buah Kapal (ABK) kapal ikan asing asal Indonesia. Salah satu kisah heroik itu pernah dialami Hendrik Pattikayhattu, 34, warga negara indonesia (WNI) yang pernah bekerja lebih kurang tiga tahun di kapal ikan berbendera China. Pria kelahiran Ambon, 20 Juli 1990 ini, mengisahkan pengalamannya ketika berhadapan dengan perompak Somalia di Teluk Aden, wilayah lalu-lintas laut paling berbahaya di dunia.
“Saat itu di akhir tahun 2022 saya dan teman-teman ABK kebanyakan WNI, hanya beberapa (ABK dan kapten kapal) dari China, Filipina dan Myanmar lagi dalam perjalanan mencari ikan lalu lewat Teluk Aden.
Selama beberapa jam kemudian ada alarm bahaya dari kapal. Berdasarkan aturan kapal seluruh ABK dibekali senapan mesin otomotis. Kita diberikan senjata AK 223 buatan Pakistan,” terang Endik, sapaan akrab Hendrik Pattikayhattu, saat dihubungi Referensimaluku.id via whatsapp, Jumat (26/7/2024).
“Sinyal bahaya itu (SOS:”Save Our Soul”) itu juga dikirim ke kapal-kapal lain yang berjarak dekat dengan kapal ikan kita di Teluk Aden,” lanjut Endik.
Endik menyebutkan sinyal SOS dibunyikan kapten kapal setelah dalam radius lebih kurang 1 mil laut telah terpantau sebuah kapal kayu bermesin tempel tengah menuju arah kapal -kapal ikan dan kapal-kapal barang di Teluk Aden.
“Kita diperintahkan kapten kapal dalam bahasa China,”tembak jika sasaran mendekat”. Kita semua bergegas mengisi peluru di magasin lalu siaga menenteng senapan serbu AK 223 Pakistan,” sebut Endik. Setelah memastikan kapal kayu berisi sekitar 5-6 perompak Somalia itu mendekat, lanjut Endik, dia dan teman-teman ABK kapal ikan China itu langsung menembak sasaran.
“Takkk….tum…..tak…tak….tak….tum,. Tak…tak..tak…tak…tum..tum,” begitu jelas Endik menirukan bunyi letupan senjata serbu buatan Pakistan yang dilisensi pabrikan AK Rusia itu. AK adalah senapan mesin hasil buatan Avtomat Kalashnikov yang dirancang Mikhail Kalashnikov setelah Perang Dunia II (1939-1945). Endik menambahkan dalam baku tembak sekitar 30 menit seluruh perompak Somalia tewas dan langsung jatuh ke laut.
“Sekalipun mereka terjatuh kita tetap menembak sampai aba-aba berhenti dari kapten kapal,” tambah Endik. Mengetahui para perompak Somalia hilang di tengah laut, Endy mengatakan kapal ikan berbendera China yang ditumpanginya bekerja langsung melaju ke Kenya, Maladewa, Seychelles, Madagaskar, India, China, Thailand, Filipina, Jepang, Korea Selatan, dan ke Indonesia.
Teluk Aden terletak di antara Yaman dan Somalia. Teluk ini memiliki kedalaman 500 meter hingga 2.700 meter. Teluk Aden merupakan lalu lintas air untuk pengeboran minyak dan kaya variasi ikan dan koral karena minim polusi. Teluk Aden dikenal daerah rawan teroris dan menjadi daerah operasi perompak Somalia membajak kapal asing dengan meminta tebusan. (Tim RM)
Discussion about this post