REFMAL.ID,Ambon- Penjabat Walikota Ambon Bodewin Melkias Wattimena melantik dan mengambil sumpah Herve Rene Jones (HRJ) Rehatta sebagai Kepala Pemerintah Negeri (KPN) atau Raja Soya, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, masa bakti 2024-2030. Pelantikan HRJ Rehatta sebagai KPN/Raja Soya dilakukan di Balai Saniri Negeri Soya, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, Jumat (3/5/2024).
Sebelumnya dilakukan prosesi adat dan pelantikan adat diawali dari Gunung Sirimau dan turun ke Negeri Soya pada Jumat (3/4) pagi sekira pukul 03.00 WIT hingga pukul 08.00 WIT. Pelantikan HRJ Rehatta sebagai KPN/Raja Soya berdasarkan Surat Keputusan Penjabat Walikota Ambon Nomor 1073 Tanggal 3 Mei 2024 yang dibacakan sendiri Wattimena atas nama Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon.
Wattimena menandaskan pihaknya mendukung penuh seluruh proses pelantikkan KPN/Raja di Kota Ambob agar upaya pelestarian nilai-nilai budaya di suatu negeri tetap terjaga apalagi telah ada Peraturan Daerah tentang Negeri yang mendukung legitimasi dan status negeri-negeri adat di kota ini.
“Beberapa bulan lalu saya sudah melantik Raja Negeri Batumerah dan saat ini saya kembali melantik saudara HRJ Rehatta sebagai Raja Negeri Soya masa tugas 2024-2030. Saya ucapkan terima kasih kepada penjabat KPN Soya saudara Ricky Manuel, S.STP.,MT yang sudah melaksanakan tugas dan fungsinga dengan baik, dan saya harapkan saudara HRJ Rehatta dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan penuh rasa tanggung jawab dan melandaskan semua ucapan, tutur kata maupun perbuatan dengan senantiasa bersandar pada pimpinan dan campur tangan Tuhan, sebab manusia hanya dapat menilai dari kata-kata, tapi Tuhanlah yang mengetahui seluruh perbuatan dan kedalaman hati kita semua,” pesan Wattimena.
Tak lupa Wattimena menghendaki polemik terkait pencalonan, pemilihan, dan pengangkatan KPN atau Raja di Negeri Soya segera dihentikan berkenaan pelantikan dan pengambilan sumpah HRJ Rehatta sebagai KPN/Raja Soya masa jabatan enam tahun ke depan. “Saya lihat saudara HRJ Rehatta ini masih muda, butuh topangan, dan butuh pendampingan. Yang dapat memberikan pendampingan adalah kakeknya yang pernah menjabat Raja Soya. Tapi, saya juga harapkan masyarakat ikut mendukung saudara HRJ Rehatta dalam menjalankan tugas saat ini dan ke depan sehingga Soya sebagai Negeri Adat dapat dibangun dengan tetap mengedepankan kultur dan tradisi yang sudah sejak lama dilestarikan para leluhur negeri ini hingga saat ini,” imbaunya.
Untuk tetap mempertahankan eksistensi tradisi, Wattimena menyatakan akan berupaya menggelar “Panas Pela Darah” antara Soya dan Negeri Urimessing. “Pemkot Ambon sangat mendukung apapun kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian budaya dan nilai-nilai tradisi. Termasuk rencana pelaksanaan Panas Pela Darah Soya dan Urimessing,” paparnya.
Ditemui sehabis pelantikan dan ibadah syukur di gedung “Gereja Tua” Soya, HRJ Rehatta menyatakan prioritas kerjanya setelah dilantik sebagai KPN/Raja Soya untuk saat ini masih pada upaya melestarikan budaya dan nilai-nilai tradisional di Soya.
“Saya masih fokus dulu untuk pelestarian budaya dan pengembangan nilai-nilai sejarah maupun tradisi di Negeri Soya. Setelah itu mungkin baru program yang lain, termasuk pembangunan fisik,” paparnya.
Mengenai masih ada sebagian kecil kelompok masyarakat Negeri Soya yang tidak menyetujui pengangkatan dirinya selaku KPN atau Raja Soya, HRJ Rehatta menegaskan akan mengakomodir kepentingan masyarakat dan menyelesaikan gesekan kecil terkait pengangkatan dirinya tersebut. “Ini masalah internal negeri yang juga jadi perhatian saya untuk diselesaikan baik-baik, agar kita dapat menyatukan komitmen membangun negeri Soya lebih baik lagi saat ini dan ke depannya,” tegasnya. (RM-03)
Discussion about this post