Referensimaluku.id,Ambon– Adalah sebuah “malapetaka” bagi atmosfer olahraga Maluku jika atletik gagal meloloskan nomor-nomor unggulan, semisal lari jarak pendek 100 meter, lari jarak 200 meter, lari gawang 400 meter dan 800 meter, dan estafet 4×100 meter dan 4×400 meter yang sejauh ini menjadi primadona penyumbang medali bagi daerah ini di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke PON 2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Lintasan atletik PON dan Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) tentu tak akan pernah melupakan kiprah menawan Arnold J.W. Lisapaly, Wily Tomasoa, Nicky Pattiasina, Paulua Pesurnay, Steve Thenu, Steve Mainake, Irene Truitje Joseph, Agustinus Ngamel, Viera Hetharie, Alvin Tehupeiory, Carlarena Gommies, Elisabeth Thenu, Reny Tehupeiory, Erwin Pelamonia, dan lain-lain kala mengangkat panji kehormatan Siwalima, julukan Maluku, di podium juara PON.
“Kalau akhirnya atletik gagal meloloskan nomor-nomor unggulan (PASI Maluku) ke PON 2024 di Aceh dan Sumatera Utara, maka ini sebuah ‘malapetaka’ bagi olahraga Maluku,” ungkap pengamat olahraga Maluku, Rony Samloy, saat dia tampil sebagai Pembicara di Pro 1 RRI Ambon, Jumat (28/7/2023), pekan lalu.
Selain Samloy, hadir juga Edwin Adrian Huwae, Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Maluku, yang juga anggota DPRD Provinsi Maluku, sebagai Pembicara dialog olahraga berdurasi 60 menit yang dipandu Uya Leurima itu. Samloy menandaskan, atletik merupakan cabor prioritas pertama dalam daftar cabor unggulan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku karena selalu menjadi penyumbang medali bagi daerah ini di event-event nasional, teristimewa di PON. “Oleh karena itu jika atletik gagal ke PON 2024, hal ini merupakan kesalahan kolektif Pengprov PASI Maluku dan KONI Provinsi Maluku,” papar jurnalis olahraga senior Maluku ini.
Samloy menyebutkan yang patut dimintai pertanggung jawabannya adalah KONI Provinsi Maluku mengingat KONI merupakan induk dari seluruh pengurus cabor yang diberikan kewenangan membina dan memfasilitasi cabor prestasi.
“Bagi saya KONI Provinsi Maluku saat ini adalah pengurus KONI (Maluku) yang “tiba masa lalu kehilangan akal”. Mereka semua kehilangan orientasi. Mereka sebenarnya mau fokus urus olahraga atau urus politik, sebab mau dikata apalagi kalau jabatan penting di KONI Maluku saat ini diisi politisi-politisi pindah-pindah partai dan oknum-oknum lompat-lompat partai,” kritik advokat muda yang vokal ini.
Sementara itu, di bagian lain, Huwae menilai Gubernur Maluku ex officio Ketua Umum KONI Provinsi Maluku Murad Ismail telah keliru menunjuk personel-personel yang duduk di kepengurusan KONI Provinsi Maluku masa pengabdian 2022-2026. “Bagi saya Pak Murad (Ismail) sebagai Ketum KONI Provinsi Maluku telah keliru menempatkan orang-orang yang duduk dalam struktur kepengurusan KONI Provinsi Maluku saat ini.
Makanya faktanya saat ini dari hasil yang sudah dilakoni cabang-cabang seperti tinju, atletik dan lainnya, sangat jelas bahwa KONI Maluku saat ini bukan diisi orang-orang yang cakap dan pandai atau punya kapabilitas yang mumpuni untuk menyusun ‘grand design’ (rancangan besar) pembinaan cabor-cabor prestasi macam atletik, tinju dan cabor-cabor lainnya,” pungkas mantan Ketua DPRD Provinsi Maluku 2014-2019 itu. (RM-03)
Discussion about this post