Referensimaluku.id,Ambon-Saat ini kepengurusan Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (FORKI) Maluku diatur dan dijalankan segelintir oknum pengurus bagaikan perusahaan pribadi dan kelompok.
Ego perguruan atau dojo melekat sekali dalam setiap pengambilan keputusan sekelompok pengurus FORKI Maluku. Ketua harian (Kethar) dan sekretaris umum (Sekum) pengprov FORKI Maluku diduga kuat menjadi para aktor intelektual di balik setiap keputusan organisasi yang kerap memicu kontroversi dan membuat blunder di tengah keanggotaan FORKI Maluku dalam beberapa bulan terakhir.
Alhasil, kali ini blunder di balik sikap arogan dan keputusan sepihak oknum pengurus FORKI Maluku menimpa Ketua Majelis Sabuk Hitam (MSH) Pengprov Lembaga Karate-do Indonesia (Lemkari) Maluku Beny Muskitta (BM).
Sekalipun saat ini BM menjabat Ketua Wasit dan Juri Pengprov FORKI Maluku, namun diduga kuat atas ulah kethar dan sekum FORKI Maluku, nama BM dicoret dan digantikan Ivon Sopalatu untuk penetapan wasit dan juri karate asal Maluku yang akan memimpin pertandingan karate di kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, akhir Juni 2023.
Alasannya sederhana, kaki BM lagi sakit. Keputusan sepihak FORKI Maluku memantik reaksi keras puteri BM, Olga Tohatta. “Ayah saya (BM) itu masih berstatus ketua dewan wasit dan juri karate di Maluku.
Hanya karena alasan kakinya sakit terus nama ayah saya digantikan simpai Evin Sopalatu tanpa pemberitahuan tertulis. Ini organisasi macam apa,” kecam Olga kepada referensimaluku.id via ponselnya, Selasa (16/5/2023).
Menurut Olga setelah nama ayahnya dicoret dan digantikan simpai Sopalatu, dirinya berupaya mengontak kethar FORKI Maluku Yopi Anggwarmasse dan Sekum FORKI Maluku Feros Matulessy, namun berkali-kali teleponnya tak pernah direspons kedua petinggi FORKI Maluku itu. “Saya lalu menelepon simpai Ivon (Sopalatu) yang menggantikan nama ayah saya kira-kira apa alasan nama ayah saya dicoret.
Terus simpai Ivon bilang alasannya karena kaki ayah saya lagi sakit dan itu hanya kirim nama-nama sementara untuk wasit dan juri dari setiap daerah termasuk Maluku untuk Pra PON 2023. Lalu saya bilang “kan ayah saya punya tangan masih berfungsi dan ayah saya juga masih hidup.
Minimal kan harus ada surat dari FORKI Maluku yang menyebutkan alasan kenapa nama ayah saya dicoret dari daftar nama wasit dan juri untuk Pra PON 2023 nanti,” protes Olga. Dia menuding FORKI Maluku telah dikendalikan oknum-oknum pengurusnya bagaikan perusahaan pribadi yang menguntungkan kelompok kepentingan di organisasi yang menghimpun seluruh perguruan karate di Indonesia.
“FORKI itu organisasi karate besar di Tanah Air. Jangan urus FORKI Maluku seperti perusahaan pribadi untuk kepentingan kelompok. Kasihan lah dengan masa depan karate Maluku. Yang fair saja lah,” ketusnya. Sayangnya keinginan media siber ini dan wartawan Ambon Ekspres Faizal Lestaluhu untuk mengonfirmasi Angwarmasse belum berhasil karena sambungan telepon tak pernah diangkat. Keinginan media ini mengonfirmasi ketua umum FORKI Maluku Hendrik Lewerissa pun masih gagal. (RM-03/RM-05)
Discussion about this post