Referensimaluku.Id.Ambon-Predikat “Ambon City Of Music” atau Kota Musik Dunia bukan sekadar pengakuan Dunia melalui UNESCO (United Nations Educational Scientif and Cultural Organization) atau Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membidani sektor Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan pada akhir 2019 silam.
Orang Maluku dikenal produktif dan kreatif bermusik dan menciptakan lagu. Sudah sejak lama lagu-lagu Rakyat Maluku digandrungi masyarakat nasional dan internasional. Sampai-sampai lagu-lagu Maluku,seperti “Rasa Sayang e” dan “Toki Tifa” diklaim milik Malaysia di pentas perlombaan nyanyi internasional di Eropa dan Amerika Serikat.
Selain memiliki kekuatan romantis dan melow, lagu-lagu Maluku yang lawas maupun kontemporer suka dinyanyikan suku-suku lain di Indonesia maupun di negara-negara tetangga macam Malaysia, Singapura dan Timor Leste. Lagu Maluku “Sayang e” yang dinyanyikan Grup Masada di Belanda pada dekade 1980an dan 1990an pernah masuk tangga teratas lagu-lagu yang disukai warga negara Belanda maupun Eropa.
Teranyar salam konser Pasar Malam di Plaza Timor Leste, Dili,Senin (29/11/2021) malam, dua lagu Maluku yang lagi viral masing-masing “Janji Putih” karya Maxi Makalaipessy dan “Bale Pulang II” karya Justy Aldri Tahapary dan Toton “Karibo” Bartkombawa yang dilantukan penyanyi Nusa Tenggara Timur (NTT) Mario G Klau dinyanyikan spontan seluruh penonton yang kebanyakan anak-anak remaja atau anak baru gede (ABG) di Dili.
Suasana itu menyatukan perbedaan antara warga Indonesia dan pejabat KBRI dengan warga Timor Leste. Netizen kagum anak-anak Timor Leste dengan sukacita menyanyikan dua lagu Maluku tersebut. Seperti Timor Leste masih berada di pangkuan Indonesia.
Netizen menyinyir mengapa Mario G Klau hanya mengkover dua lagu Maluku tanpa menampilkan karyanya sendiri seperti yang dilakukan penyanyi Ambon Vicky Salamor dalam setiap konser-konsernya di Kupang, Kefamenanu, Kendari, Bau-Bau, Konawe, Luwuk, Biak dan tempat-tempat lain di Indonesia. (RM-03)
Discussion about this post