Referensimaluku.Id.Ambon– Road Show Gerakan Nasional (Gernas) seribu Startup Digital yang diadakan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Maluku Maluku digelar hybrid. Event itu bertajuk “Startup sebagai Solusi” dibuka resmi Gubernur Maluku Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Murad Ismail, Rabu (25/8/2021).
Gerakan yang bertujuan mewujudkan potensi Indonesia menjadi “The Digital Energy of Asia” dalam roadshow-nya kali ini tampil secara hybrid, memadukan antara offline dan online. Perwakilan OKP se-Maluku mengikuti di meeting room Dispora Maluku, sementara peserta lainnya mengikuti lewat zoom meeting.
Gerakan yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ini sudah diluncurkan sejak 2016 lalu dan telah mengamodasi sedikitnya 17 kota pada 2020 dalam gerakan ini. Adapun pada 2021 ini meningkat menjadi 20 kota, termasuk Kota Ambon.
Roadshow sendiri merupakan tahapan sebelum masuk ke fase Ignition, dan kemudian Gernas Seribu Startup Digital di Ambon dan sekitarnya ini akan masuk ke fase Networking, Workshop, Hacksprint, Bootcamp, hingga incubation.
Pada tahapan akhir nanti, atau fase inkubasi, hanya inovator-inovator muda dari kalangan milenial Maluku yang benar-benar serius melahirkan Startup Digital saja yang akan dipertahankan dan dilatih secara serius oleh mentor-mentor yang ekspert dan telah sukses membangun startup digital.
Dalam kegiatan kali ini, Gubernur Ismail, Sonny Hendra Sudaryana Koordinator Startup Digital Kominfo RI, serta Reza Valdo Maspaitella, BA, MA yang merupakan Presdir dan Founder PT Valdo International tampil secara online atau daring dari tempat masing-masing.
Sementara Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nataniel Orno, Kepala Dispora Maluku Sandy A Wattimena, ST, MT, M Ikhsan Tualeka, SIP, M.I.K yang juga CEO/Founder IndoEast Network dan perwakilan OKP Se-Maluku hadir secara offline atau Luring, langsung dari Meeting Room Dispora Maluku.dalam sambutannya Ismael mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid atau memadukan antara daring dan during tersebut. “Semua ini tentu adalah bagian dari upaya bersama dalam memajukan Provinsi Maluku,” kata Ismail.
Menurut Ismail startup atau usaha rintisan sebenarnya sama seperti Usaha Kecil Menengah lainya, seperti yang sering dijumpai di sekitar kita. Namun yang membedakan Startup Digital adalah usaha yang memanfaatkan majunya teknologi digital, terutama dalam transaksi, pemasaran dan distribusi.
“Pola interaksi bisnis semacam inilah yang semakin dibutuhkan saat ini, karena efektif dan efisien, apalagi saat dunia dihadapkan pada pandemi Covid-19”, jelas Ismail . Ismail menyatakan di banyak tempat muncul atau lahir anak-anak muda, kaum milenial dengan berbagai terobosan dan inovasi berbasis digital, sebagai solusi atas berbagai kendala yang dihadapi bangsa atau daerah. “Anak-anak muda Maluku jangan mau ketinggalan.
Hadirnya inovator lewat berbagai startup digital tentu pula dapat berkontribusi bagi upaya bersama, meningkatkan jumlah pengusaha di tanah air. Dengan demikian lulusan sekolah atau perguruan tinggi, tidak harus atau hanya ingin menjadi Aparatur Sipil Negara atau ASN, tapi dapat berwirausaha”, ajak Ismail.
IsmaIl meyakini dengan menjadi pengusaha tentu para milenial atau generasi muda dapat bersama-sama mengelola potensi daerah melimpah di Maluku. “Dengan memaksimalkan pengelolaan potensi daerah. Seiring semakin meningkatnya jumlah pengusaha, tentunya berbagai potensi yang sebelumnya cenderung diabaikan, dapat terkelola dengan optimal,” tegas Ismael.
“Menjadi wirausaha muda atau entrepreneur juga penting untuk kita bersama-sama menyikapi dan mengantisipasi bonus demografi yang sedang dihadapi Indonesia saat ini. Negara kita memang mendapat bonus Demografi sejak tahun 2020 hingga 2030 nanti. Satu situasi di mana jumlah penduduk dengan umur produktif antara 18 hingga 60 tahun jauh lebih besar, sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak”.
“Tentu saja ini merupakan suatu berkah. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi pembangunan, karena dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Dampak positifnya adalah meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan”.
Namun berkah ini, ulas Ismail, , bisa berbalik menjadi bencana jika bonus ini tidak diantisipasi dengan baik. Masalah yang paling nyata adalah terkait ketersedian lapangan pekerjaan yang dapat mengakibatkan ledakan angka pengangguran.
“Pemerintah Provinsi Maluku menyambut baik dan mendukung program ini dijalankan di Maluku. Saya selaku Gubernur Maluku berharap adik-adik Milenial, pimpinan dan anggota organisasi kepemudaan dapat memanfaatkan peluang ini dengan baik”,Ismail menegaskan, startup digital memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang dengan pesat, seiring makin majunya teknologi informasi karena semua orang dapat terhubung dengan mudah dan cepat.
“Itu artinya, dengan startup digital peluang usaha semakin terbuka lebar, karena tiap orang dengan mudah dapat memasarkan produk dan layanannya secara online. tanpa mesti membuka toko atau lapak. Lewat digital daya jangkau pun tak terbatas, bahkan hingga mancanegara. Ini peluang yang harus dimanfaatkan dengan optimal oleh generasi muda tanah air, khususnya di Maluku”, Jabar Ismail.
Sementara Sudaryana mengharapkan, Gernas Seribu Startup Digital dapat menjadi bagian penting pengembangan ekosistem startup digital, sehingga adaptasi teknologi di masyarakat terus meningkat.
“Kominfo sebagai leading sector dalam pelaksanaan gerakan ini berharap, ke depan nanti, inovasi teknologi yang hadir bersamaan dengan munculnya startup digital, akan menjadi salah satu kunci terwujudnya kemandirian ekonomi bagi masyarakat, termasuk di Maluku”, harap Sudaryana.
Sebelum masuk ke webinar, Wattimena memberikan pengantar singkat. “Dispora inas Maluku tentu akan turut memberikan dukungan bagi pengembangkan ekosistem startup secara lokal, terutama bagi para pemuda atau Milenial.
Semua itu diupayakan agar pemanfaatan inovasi teknologi oleh startup dapat dimanfaatkan secara meluas. Dengan demikian, inovasi berbasis teknologi digital akan dapat menyasar berbagai kalangan, terutama Milenial Maluku, sehingga dapat membantu terdorongnya kemandirian ekonomi lokal,” jelas Wattimena.
“Kami menyambut baik hadirnya Gernas Seribub Startup Digital ini. Semoga dengan kegiatan ini akan lahir inovator-inovator muda dari Maluku yang turut menjadi solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi daerah ini”, tegas Wattimena.
Maspaitella sebagai pemateri pertama menekankan agar inovasi teknologi yang saat ini telah maju pesat dapat dimanfaatkan secara luas anak-anak muda, termasuk yang berbasis pada organisasi kepemudaan, karena ada peluang untuk menjadi entrepreneur tanpa perlu modal yang besar.
“Inovasi berbasis teknologi digital tentu dapat membantu terdorongnya kemandirian ekonomi lokal. Sehingga ada banyak potensi daerah yang bisa dikelola, dan yang lebih penting lagi adalah anak-anak muda di Maluku, bisa lebih berdaya saing”, kata Maspaitella.
Maspaitella yang merupakan pengusaha asal Maluku tak lupa mengingatkan agar anak-anak muda Maluku tidak pantang menyerah. Dia menekankan anak-anak muda daerah ini belajar dari pengalaman di mana ada banyak startup digital yang gagal karena tidak mampu memprediksi pasar dengan baik.
“Jadi kalau misalnya ada yang gagal di awal, Jangan kemudian berhenti, teruslah mencoba, dan belajar dari kegagalan yang ada”, ujar pria yang juga adalah Raja Negeri Rutong di Kota Ambon itu.
Tualeka yang juga adalah Regional Officer Gerakan Seribu Startup Digital seperti biasa dalam roadshow sebelumnya terus berupaya meyakinkan serta mendorong para peserta melihat startup digital sebagai peluang yang harus dimaksimalkan.
“Saat ini telah terjadi perubahan mendasar pada pola komunikasi, interaksi juga transaksi. Realitas ini disebut sebagai disruptif, karena secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Ini tantangan tapi juga adalah peluang”, jelas Tualeka.
Kondisi ini, papar dia, mengharuskan generasi muda adaptif. Jika tidak, sebagai Negara dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia, dan separuh lebih populasi ASEAN adalah orang Indonesia, justru akan menjadi pasar dari hasil kreativitas dan inovasi yang dilakukan anak-anak muda dari Negara lain.
“Faktanya besarnya potensi daerah yang dimiliki belum terkelola dengan optimal, sehingga kekayaan alam kerap hanya menjadi slogan atau kebanggaan semu, namun tak kunjung menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakatnya”, ungkap Tualeka.
Tualeka berpendapat melihat realitas yang ada, belum lagi soal bonus demografi yang juga disampaikan oleh Gubernur Maluku, kalau tidak diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya ledakan pengangguran. Termasuk Pandemi Covid-19 yang belum bisa diprediksi kapan berakhir, adalah tantangan yang memerlukan berbagai inovasi dan kreativitas.Semua ini menurut Tualeka adalah tantangan tersendiri, yang memerlukan keterampilan, inovasi dan kreativitas.
Anak muda harus mampu melihat dan memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan. “Anak-anak muda Maluku harus mau terus meningkatkan kapasitas diri, bangun mentalitas entrepreneurship, temukan ide gagasan, perluas networking dan tentunya segera mulai startup digital masing-masing”, ajak Tualeka. (RM-05)
Discussion about this post