Referensimaluku.id, – Forum Penyelamat Olahraga Maluku memberikan apresiasi kepada Gubernur Murad Ismael yang telah memutuskan Wakil Gubernur Barnabas Nataniel Orno sebagai Pimpinan Kontingen atau Chief de Mission Maluku di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada Oktober 2021. ’’Penunjukkan pak Wagub sebagai Chief de Mission PON XX Maluku memang sudah sesuai tugas pokok dan fungsinya beliau,’’ kata Ketua Umum FPOM, Joses Dosantos Walalayo kepada referensimaluku.id di Ambon, Jumat (11/6).
Walalayo berharap penempatan dan penunjukkan wartawan peliput PON XX Papua tetap menjadi perhatian CdM mengingat sejauh ini ada unsur suka dan suka dari Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) KONI dalam memasukan nama-nama wartawan ke dalam kontingen PON XX Maluku. ’’Ingat. Ini anggaran daerah. Oleh karena itu, penggunaan dana PON XX Papua harus proporsional dan profesional. Maksudnya, tunjuklah wartawan-wartawan yang memiliki dasar dan brench wartawan olahraga, bukan ikut selera bagian humas KONI Maluku lalu tunjuk wartawan karena kedekatan suku dan kedekatan emosional,’’ sindirnya.
Walalayo mengungkapkan persoalan pembangunan olahraga Maluku masih terbelenggu pada kebiasaan wartawan-wartawan lokal menulis berita-berita olahraga asal bapak senang (ABS) dan takut bersuara lantang sekalipun atlet dan pelatih menderita akibat hak-hak mereka dikebiri pengurus KONI dan pengurus cabang olahraga. ’’Pola lama di Maluku kalau pengurus olahraga maupun pengurus KONI Maluku sudah keliru, mereka alergi untuk dikritik. Ketika wartawan menulis berita sesuai fakta yang benar dan sesuai di lapangan dianggap menghujat pengurus KONI Maluku maupun pengurus cabor dan wartawan-wartawan yang vokal menulis berita olahraga selalu dicoret dari daftar kontingen PON Maluku. Dan fakta ini masih terjadi saat ini,’’ ungkapnya.
Walalayo menyarankan CdM PON XX Maluku dapat mengeveluasi kebijakan Humas KONI Maluku menempatkan wartawab sesuai selera namun mengabaikan profesionalisme dan kejujuran. ’’Di Maluku saat ini yang murni wartawan olahraga tidak lebih dari 3 orang, dan wartawan yang setiap hari menulis berita olahraga tak lebih dari dua orang. Saya kasih contoh Bung Rony Samloy yang murni wartawan olahraga dengan pendidikan khusus redaktur olahraga selama tiga tahun berturut-turut di Jawa Pos dan abang Faisal Lestaluhu yang saban hari menulis berita olahraga di harian Ambon Ekspres.
Kok mereka berdua tidak dimasukan Humas KONI Maluku sebagai bagian dari wartawan-wartawan peliput PON Papua. Ada apa sebenarnya. Apakah ini anggaran pribadi orang-orang di Humas KONI Maluku atau dana pribadi pengurus KONI Maluku. Bukankah semua ini anggaran daerah. Kapan olahraga Maluku maju dan berkembang jika masih ada orang-orang yang berpikiran picik, takut bersaing dan kampungan di Humas KONI Maluku. Jangan begitu lah kita semua punya hak yang sama untuk meliput PON Papua,’’ kecamnya. (RM-05)
Discussion about this post