Referensimaluku.id, Ambon – Untuk keempat kalinya Direktur Ambon Music Office (AMO) Ronny Loppies dipercayakan mewakili Indonesia dalam ajang Asia Pacific Music Meeting (APaMM) yang di tahun 2025 dihelat di Ulsan, Korea Selatan.
Penunjukan tersebut dilakukan oleh pengelola kota budaya (Cultural City) Pemerintah Kota Ulsan, menandai keempat kalinya Ronny Loppies mewakili Indonesia sejak 2022.
Selain menjadi delegasi, Ronny Loppies juga akan duduk sebagai juri dalam forum yang mempertemukan para profesional industri musik lintas negara itu.
Menurut keterangan resmi APaMM, program delegasi merupakan wadah musik yang berfungsi sebagai badan pengelola dalam membentuk masa depan industri musik.
Forum ini mempertemukan seniman, pengelola festival, investor, dan pembuat kebijakan dari berbagai negara untuk memperluas kolaborasi dan jaringan kerja sama internasional berbasis pertukaran ide serta informasi.
Edisi ke-14 APaMM akan digelar pada 25–26 Oktober 2025 di Taehwagang National Garden, Ulsan, dengan format baru yang lebih terbuka bagi publik melalui pertunjukan luar ruang.
Sebanyak lima delegasi internasional terpilih akan berpartisipasi tahun ini, yaitu
Eunhye Choi, Chief Programmer Jeonju International Sori Festival (Korea Selatan)
Ian Frank, Festival Director Hakodate World Music and Dance Festival (Jepang)
Batgerel Batkhuyag, Artistic Director Playtime Festival (Turki)
Thao Nhu Nguyen, Stage Manager HOZO Music Festival (Vietnam)
Ronny Loppies, Direktur Ambon Music Office (Indonesia) Speaker portabel.
Dalam laman resminya, APaMM menjelaskan bahwa platform ini dirancang untuk memperkuat masa depan ekosistem musik Asia Pasifik dengan menghubungkan berbagai pihak dalam rantai industri, dari kurator, produser, hingga peneliti musik.
Forum ini juga membuka ruang bagi ide-ide baru tentang keberlanjutan, kreativitas, dan pertukaran budaya melalui musik.
Ronny Loppies menilai, kepercayaan yang diberikan ini bukan sekadar penugasan diplomatik seni, melainkan bagian dari upaya memperkuat posisi musik Indonesia di kancah regional.
“Ini kesempatan memperluas jejaring kolaborasi dan memperkenalkan keragaman musik Indonesia dalam dialog Asia Pasifik,” ujarnya.
Dengan pendekatan yang semakin inklusif dan partisipatif, APaMM 2025 di Ulsan diproyeksikan menjadi salah satu festival musik internasional paling terbuka di kawasan, mempertemukan profesional dan publik dalam perayaan lintas budaya.(RM-02)
Discussion about this post