REFMAL.ID, TUAL- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tual, Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan (Ditjenpas) Maluku, mengembangkan program budidaya tanaman hidroponik sebagai tindak lanjut arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) serta Asta Cita Presiden RI dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Program ini melibatkan warga binaan pemasyarakatan (WBP) dalam kegiatan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan, Jumat (19/9/2025).
Plh. Kepala Lapas Kelas IIB Tual, Martha, menjelaskan bahwa hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah dengan memanfaatkan air dan nutrisi sebagai media tumbuh. “Teknik ini dianggap lebih efisien dan produktif karena dapat menghasilkan panen yang lebih besar dengan penggunaan sumber daya yang lebih sedikit,” ungkap Martha.
Dalam kegiatan tersebut, warga binaan melakukan pemindahan benih sekaligus penambahan nutrisi pada instalasi hidroponik untuk mempercepat proses imbibisi, yaitu penyerapan air oleh benih. Proses ini mengaktifkan enzim dan metabolisme, sehingga merangsang perkecambahan lebih cepat. Nutrisi hidroponik mengandung unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman, seperti fosfat untuk pertumbuhan akar, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur yang mendukung proses fotosintesis.
Tanaman seperti kangkung dan bayam dipilih karena memiliki siklus tanam singkat, mudah dibudidayakan, serta bernilai ekonomi tinggi. Salah satu warga binaan mengaku antusias mengikuti program ini. “Saya sangat senang bisa belajar menanam secara hidroponik. Kegiatannya positif, dan ilmunya bermanfaat. Ini jadi bekal saya untuk hidup lebih baik setelah keluar nanti,” ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro, menegaskan bahwa program hidroponik di Lapas Tual tidak hanya memberikan keterampilan baru bagi warga binaan, tetapi juga mendukung ketahanan pangan nasional. “Produksi sayuran berkualitas ini bahkan dapat dipasarkan ke supermarket lokal. Ini bukan sekadar kegiatan pertanian, tetapi juga investasi jangka panjang dalam pembinaan karakter dan keterampilan praktis yang dapat digunakan setelah mereka bebas,” tegas Ricky.
Melalui program ini, Lapas Kelas IIB Tual berharap dapat mencetak warga binaan yang lebih mandiri, memiliki keahlian pertanian modern, sekaligus berkontribusi pada upaya pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan nasional. (RM-07)
Discussion about this post