REFMAL.ID,-Ambon – Pilipus Taurwewar (50) warga Desa Luhulely Kecamatan Serwaru Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) diduga hilang secara misterius di KM. Sabuk Nusantara 87 oleh anaknya saat hendak berangkat menuju Pelabuhan Damer MBD dengan rute tujuan Pelabuhan Gudang Arang Kota Ambon.
Rute Kapal di tumpangi korban ke pelabuhan Tombara MBD menuju pelabuhan Gudang Arang Kota Ambon dengan waktu tempu dua hari perjalanan dengan maksut menyekolahkan kedua putrinya ke jenjang perguruan tinggi di Kota Ambon.
Apa mau di kata, cita – cita ayah yang rindu menyekolahkan anak akirnya kandas akibat nyawanya hilang di KM. Sabuk Nusantara 87, secara misterius.
Nakhoda KM. Sabuk Nusantara 87 bersama mualim, seluru ABK, harus bertanggung jawab atas peristiwa hilangnya korban Pilipus Taurwewar (50), ujar Edwin adik korban kepada media ini, Minggu (8/6/2025).
Kenyamanan penumpang di pastikan aman saat berada diatas kapal dari kehilangan nyawa manusia bisa berasumsi bahwa ‘diduga’ KM. Sabuk Nusantara 87 merupakan ‘gembong’ kriminalitas.
Sesuai Undang – Undang Pelayaran Nomor 17 Tahun 2008 yang mengatur tentang pelayanan Nakhoda Kapal harus benar – benar bertanggung jawab atas penumpang yang hilang atau mengalami kecelakaan, secara umum, atas keselamatan dan keamanan para penumpang dijerat dengan hukum Pidana jika terjadi kecelakaan akibat kelalaiannya, itu tanggung jawab Nakhoda. Selain itu Pasal 249 Undang – Undang Pelayaran jika kecelakaan terjadi akibat kelalaian Nakhoda, ia dapat dijerat hukuman Pidana sesuai Pasal 359 atau Pasal 360 KUHP dan Pasal 302 tentang Undang – Undang Pelayaran.
Edwin, mendesak pihak Polda Maluku dan Polresta Pulau Ambon dan PP Lease agar segera melidik kasus ini karena menurutnya kehilangan korban membawa duka yang mendalam kepada keluarga, dia menyebut, ada kejanggalan – kejangalan saat korban dinyatakan hilang, ataukah sudah meninggal dunia sejak Jumat, (07/06/2025) pukul 07.00 WIT pagi saat Kapal Singga di dermaga palbuhan Damer MBD, dan dinyatakan hilang sejak malam pukul 19.00 WIT hingga tiba di pelabuhan Gudang Arang Kota Ambon Sabtu, (08/06/2025), pukul 11.25 WIT.
Dari retorika kasus ini, yang menjadi kejanggalan adalah di saat korban menemui anaknya pagi hari terakir kalinya di tempat tidur anaknya tempat tidur korban juga berdekatan, dengan tempat tidur anaknya korban pun berpergian tak kunjung balik sampai pada malam hari anaknya melakuan pencarian hingga melaporkan pelaporan kepada bagian informasi bahwasanya ayahnya hilang.
Jika mencermati masalah ini Nakhoda, mualim, bersama ABK harus bertanggung jawab atas kehilangan nyawa manusia di atas Kapal yang paling parahnya seluru kru kapal tidak mengetahui hilangnya korban entah kemana.
Dari pengusuran Nakhoda kapal, mualim, seluru ABK pihak keluarga dengan pihak keamanan pelabuhan maupun ASOP melakuan pengledaan pemeriksaan di sebagain ruangan Kapal tidak menemukan tanda – tanda bahwasanya korban berada di atas Kapal, ia meminta agar penegak hukum segera melakuan pemeriksaan ulang pada ruangan – ruangan yang ada tanpa terkecuali, sembaring memeriksa CCTV sebagi bukti intentik.
Dan meminta penegak hukum segera menahan Nahkoda KM. Sabuk Nusantara 87 beserta mualim maupun seluru ABK kapal guna di proses hukum, “fatal ini menyangkut dengan nyawa manusia harus bertanggung jawab, sebutnya kesal.”
Sementara itu anak korban Anita Taurwewar menyebut benar peristiwa itu terjadi di atas Kapal Sabuk Nusantara 87 “papa hilang beserta dengan uang sebanyak Rp22 juta, papa terakir Katong liat sekitar pagi tanggal 07 Juni 2025 papa sempat datang menemui Katong kemudian pergi lagi hingga tak muncul lagi”, sebutnya dengan dialek Ambon.
Mantu korban Erni Supu mengungkapkan, kasus kehilangan nyawa korban sangat membuat luka keluarga atas masalah ini, informasi korban sempat minta air mineral ke salah satu ABK Kapal sebelum di nyatakan hilang, “papa datang bawa uang Rp22 juta for ade masuk culiah, hasil uang yang papa bawa itu hasil karja tani dan jual ternak, ia meminta agar penegak hukum usut tuntas persoalan ini.”
Nahkoda KM. Sabuk Nusantara 87 bersama mualim, ABK harus bertanggung jawab atas masalah ini karena menyakut dengan nyawa manusia, ungkapnya sedih. (RM-04)
Discussion about this post