REFMAL.ID, Ambon -Bupati Maluku Barat Daya (MBD) Benyamin Thomas Noach mengajak masyarakat untuk berpikir positif terkait permohonan penundaan pelaksanaan Kemah Bela Negara (KBN) Tingkat Nasional Tahun 2025 yang akan berlangsung di Pulau Kisar, Oktober 2025, yang dimohonkan Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, atas dasar dampak efisiensi anggaran.
“Katong seng (kita tidak) boleh berpikir negatif. Pak Gubernur bikin surat itu mungkin karena beliau berharap penyambutan tamu bisa lebih baik. Takutnya kalau kita sambut dengan tidak baik, nanti tidak enak,” ujar Bupati Noach, saat dikonfirmasi seusai memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Upacara Kantor Bupati MBD, Tiakur, Pulau Moa, Senin, 2 Juni 2025.
Sebelumnya Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa mengajukan permohonan penundaan KBN berdasarkan surat No.400.5/7.16 tertanggal 21 April 2025, tentang Penjadwalan Kembali Provinsi Maluku sebagai Tuan Rumah Kemah Bela Negara Tingkat Nasional Tahun 2025.
Surat permohonan itu juga telah mendapat persetujuan dari Kwarnas Pramuka berdasarkan Surat No.0121-00-K tertanggal 9 Mei 2025, tentang Penundaan Kegiatan Kemah Bela Negara Tingkat Nasional Tahun 2025.
Keputusan penundaan itu praktis memicu kekecewaan dan menimbulkan polemik di tengah masyarakat dan kalangan pemuda di MBD.
Namun Pemerintah Kabupaten MBD memilih menyikapinya secara bijak. Olehnya itu, Noach meminta masyarakat untuk tidak berpikir negatif atas keputusan penundaan tersebut.
Bupati Noach menegaskan Pemkab MBD siap melaksanakan kegiatan tersebut sesuai jadwal semula yakni Oktober 2025, tetapi juga bersedia mengikuti arahan penundaan jika dianggap perlu demi mengoptimalkan dan menyukseskan penyelenggaraannya.
“Kalau memang mau dilaksanakan bulan Oktober 2025, maka Pemkab MBD tetap siap dengan semua keterbatasan yang ada. Jika ditunda kami juga siap. Tidak perlu dipolemikan seolah-olah Pemerintah Daerah tidak peduli. Saya yakin Pak Gubernur hanya ingin segalanya berjalan lebih baik,” kata Noach bijak.
Noach mengakui sebagai tuan rumah, pihaknya memiliki keterbatasan, terutama dalam hal transportasi dan akomodasi Very Important Person (VIP) atau Tamu Penting. Namun, ha itu dinilainya tidak semestinya menjadi penghalang utama.
“Sebenarnya tidak masalah, hanya memang banyak hal yang perlu disiapkan, terutama transportasi dan akomodasi untuk tamu penting,” lanjutnya.
Karena itu, bupati Noach mengimbau masyarakat MBD untuk tetap optimistis dan tidak menaruh curiga terhadap keputusan Pemerintah Provinsi Maluku. Penundaan itu seharusnya tidak sampai membuat MBD kehilangan kesempatan sebagai tuan rumah KBN.
“Kami akan segera menyurati pihak terkait agar jangan sampai penundaan ini berdampak lalu MBD kehilangan jatah menjadi tuan rumah KBN.
Ini kesempatan emas untuk daerah kami dikenal lebih luas, baik oleh pemerintah pusat maupun masyarakat dari berbagai daerah,” tandas Noach.
Sejarah dan Potensi Pulau Kisar sebagai Pulau Perbatasan Pulau Kisar memiliki sejarah panjang yang menjadikannya layak sebagai lokasi pelaksanaan Kemah Bela Negara Nasional 2025. Pada masa kolonial Belanda, pulau ini menjadi salah satu pusat administrasi dan perdagangan penting di kawasan timur Indonesia.
Benteng peninggalan kolonial serta bangunan-bangunan tua masih dapat ditemukan di beberapa titik pulau, menjadi saksi bisu dari peran strategis Kisar dalam lalu lintas maritim masa lampau.
Dari sisi budaya, Pulau Kisar dihuni oleh dua suku asli, yaitu Meher dan Woirata, yang memiliki adat, bahasa, dan tradisi khas yang berbeda dari wilayah Maluku lainnya.
Kekayaan budaya ini menjadi aset berharga yang memperkaya pengalaman peserta kemah dalam mengenal keragaman Indonesia dari ujung timur.
Secara geografis, letak Pulau Kisar yang berdekatan langsung dengan Timor Leste dan menghadap ke Benua Australia, menjadikannya kawasan strategis dalam menjaga kedaulatan Indonesia.
Selain itu, pulau ini juga menyimpan potensi pariwisata bahari yang menjanjikan, dengan pantai berpasir putih, terumbu karang yang indah, dan laut yang masih alami.
Dengan segala potensi sejarah, budaya, dan geografisnya, Pulau Kisar bukan hanya tempat yang tepat untuk Kemah Bela Negara, tetapi juga wilayah strategis dan simbol penting dari perbatasan yang hidup dan berdaya di Negara Kesatuan Republik Indonesia. (RM-05)
Discussion about this post