Referensimaluku.id,Ambon – Asuhan Pattiiha, 22, menambah panjang daftar atlet yang telah berjasa bagi Maluku namun memilih hengkang ke daerah lain demi masa depan lebih baik. Pedayung berdarah Maluku yang diambil di Maluku Utara (Malut) dan sukses merebut emas dayung bagi Maluku di nomor perlombaan rowing Double Scull (2X) Elite Man Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua bersama La Memo terpaksa meninggalkan Maluku karena tak ada jaminan hidup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku di bawah Gubernur Murad Ismail dan Wakil Gubernur Barnabas Orno.
Tujuan Pattiiha adalah Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dikabarkan sudah mengikat kontrak dengannya untuk membela Pasukan “Lima Dimensi”, julukan Sulteng, di PON XXI 2024 Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Mantan Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Maluku Anos Yermias mengaku kaget setelah mendengar kabar hengkangnya Asuhan Pattiiha ke Sulteng. “Ini sebuah keprihatinan bagi kita semua. Kalau memang seperti itu (hengkangnya Asuhan Pattiiha ke Sulteng) ya mau bagaimana lagi. Atlet kan juga butuh jaminan masa depan, tak hanya janji manis pemerintah daerah,” keluh Anos kepada referensimaluku.id via WhatsApp, Kamis (17/8/2023).
Anos tak memungkiri hengkangnya atlet-atlet potensial dan berprestasi bagi Maluku ke sejumlah daerah di Tanah Air disebabkan tak ada pekerjaan layak yang dijaminkan Pemprov Maluku. “Atlet sudah bersusah payah menyumbang emas atau medali-medali lain bagi Maluku di PON, tapi saat pulang ke Ambon tak ada perhatian sama sekali untuk memperkerjakan mereka di Maluku.
Jadi kalau atlet lari ke daerah lain itu semata-mata karena kesalahan dan ketidakpedulian Pemprov Maluku dan KONI Provinsi Maluku sendiri,” tuding anggota DPRD Provinsi Maluku ini.
Anos mengakui kepergian tandem La Memo di nomor rowing Double Scull merupakan pukulan bagi Pemprov Maluku dan KONI setempat di tengah karut marut persiapan menjelang keikutsertaan Armada “Patasiwa-Patalima” di PON edisi ke-21 di Aceh dan Sumut. “Ini pukulan sekaligus tantangan berat bagi daerah ini, sebab tidak mudah melatih atlet sekaliber Asuhan Pattiiha,” ucapnya.
Anos mengisahkan Asuhan Pattiiha direkrut Pengprov PODSI Maluku dari “Bumi Molloku Kie Raha” setelah Malut gagal meloloskan nomor spesial Rowing 2X Elite Man ke PON XIX 2016 Jawa Barat dan PON XX 2021 Papua. “Setelah kita rekrut dia kemudian kita pasangkan dengan La Memo di nomor 2X dan luar biasa hasilnya di PON XX Papua di mana Maluku raih emas pertama dari cabang dayung. Setelah itu kita kirim Asuhan untuk try out di luar negeri bersama La Memo. Jadi adalah omong kosong kalau kita katakan ini bukan bendera duka bagi Maluku,” papar Anos prihatin. (RM-03)
Discussion about this post