Referensimalukuid,Ambon-Lonceng kematian kini tengah mengancam prestasi olahraga Maluku. Jika daerah-daerah lain sudah matang menyiapkan skuadra terbaik memasuki babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2023, tidak demikian dengan Maluku.
Jangankan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Pra PON XXI 2023 atau Training Camp (TC), anggaran untuk seluruh kebutuhan kontingen cabang-cabang olahraga di bawah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku ke Pra PON XXI pun belum final diparipurna Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, KONI Provinsi Maluku dan DPRD Provinsi Maluku.
Anggaran Pra PON XXI 2023 dan PON XXI 2024 Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) yang seyogianya sudah harus ditetapkan pada akhir 2022 silam justru mandek karena ketua umum KONI Provinsi Maluku dan kroni-kroninya lebih sibuk mengejar pencitraan diri melalui gelar-gelat adat untuk melanggengkan kekuasaan politik pada akhir 2024 daripada memfokuskan diri juga pada upaya menjaga marwah daerah di PON 2024 Aceh dan Sumut.
Pemimpin daerah ini lupa jika olahraga menjadi salah satu trik mengangkat imej Maluku di kancah nasional. Memang susahnya jika KONI Provinsi Maluku diatur sosok-sosok abal-abal yang bukan saja kurang paham manajemen olahraga, tapi hanya masuk struktur kepengurusan induk seluruh cabor untuk meraih kursi di legislatif.
Kedudukan KONI Provinsi Maluku sebagai wadah berkumpul para praktisi dan pembina olahraga justru dijadikan lahan cari makan dan alat mencapai tujuan politik oknum-oknum elite Pemprov Maluku maupun Pemerintah Kota Ambon. (RM-03)
Discussion about this post