Referensimaluku.ID,-AMBON- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) wilayah Maluku akhirnya pecah. Ini ditandai dengan dukungan kader dan pengurus PPP wilayah Maluku ke pengusur pusat PPP versi Mardono dan versi Agus Suparmanto. Menariknya perpecahan PPP wilayah Maluku kali ini, membenturkan dua figur politikus PPP wilayah Maluku, yang berasal dari Negeri Wamlana (Leisela), Kabupaten Buru yang bermarga Hentihu. Mereka masing-masing berpihak kepada dua versi pengurus pusat PPP yakni, versi Mardiono dan versi Agus Suparmanto, pasca dihelatnya Mukthamar PPP pada 27 September 2025 lalu di Hotel Mercure Convention Center Ancol, Jakarta.
Kedua figur Hentihu tersebut yakni, paman dan punakan, mereka adalah Abdul Arif Hentihu (paman), yang berpihak kepada pengurus pusat PPP versi Mardiono. Arif sendiri adalah politikus senior PPP wilayah Maluku, pernah menduduki pengurus PPP Kota Ambon, dan PPP wilayah Maluku. Dahulunya ia pernah mengemban jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon. Bahkan Arif pernah pulang kampung ke Wamlana (Leisela), Kabupaten Buru untuk mengemban jabatan sebagai Penjabat Raja Wamlane (Leisela).
Sedangkan figur berikutnya adalah Abdul Asiz Hentihu (punakan), yang berpihak kepada pengurus PPP versi Agus Suparmanto. Asiz sendiri adalah politikus muda PPP Maluku, pernah menduduki Ketua PPP Kabupaten Buru, terakhir ia Ketua PPP wilayah Maluku. Sebelumnya ia pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Buru selama dua periode, dan anggota DPRD Provinsi Maluku selama satu periode. Bahkan bebepa tahun lalu, Asiz juga pulang kampung ke Wamlana (Leisela), Kabupaten Buru, untuk mengemban jabatan sebagai Raja Wamlana (Leisela) menggantikan pamannya Arif.
Meskipun keduanya memiliki ikatan kekelaurgaan secara biologis, dengan status paman dan punakan. Tapi kini kedua-duanya berseberangan secara politik, dengan masing-masing menjadi pendukung versi pengurus pusat PPP dari kubu Mardiono dan kubu Agus Suparmanto. Akan tetapi banyak kalangan yang memprediksi bahwa, keberpihakan Arif ke kubu PPP versi Mardiono dalam rangka menyelamatkan Asiz selaku punakannya yang berpihak ke kubu PPP versi Agus Suparmanto.
Hal ini terjadi jika PPP versi Mardiono yang diakui Pemerintah melakukan pembersihan, dengan membentuk pengurus PPP wilayah Maluku yang baru, maka besar kemungkinan Arif selaku paman dari Asiz akan menyelamatkannya, untuk mengakomodir Asiz agar tetap masuk di PPP wilayah Maluku versi Mardiono. Sehingga Asiz selaku punakan dari Arif “tidak kehilangan muka” dipanggung politik Maluku.
Paling tidak dengan Asiz diselamatkan oleh pamannya Arif, maka karier politik Asiz di partai berlogo Kabah di Maluku tidak akan benar-benar tamat, melainkan ia masih menemukan panggung politiknya di partai Islam tertua di Indonesia dan Maluku tersebut. Ini berarti Asiz bisa mencoba peruntungannya kembali, untuk menjadi calon anggota DPRD Provinsi Maluku pada Pemilu tahun 2029, dan Calon Bupati Buru pada Pilkada Buru di tahun 2029. (RM-06)
Discussion about this post