Referensi Maluku.id, Ambon – Lima tahun sebelumnya atmosfer pendidikan Maluku dikelola pegawai-pegawai dan tenaga pendidikan bermental “pancuri”. Anggaran pendidikan dirampok untuk membangun rumah dan penginapan mewah oknum-oknum pejabat, tapi mutu pendidikan diabaikan begitu saja. Hampir 80 persen pejabat dan tenaga pendidikan yang ditempatkan karena balas jasa politik di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Maluku nyaris berwatak pancuri alias maling.
“Sindikat tikus-tikus got berdasi” dibentuk dan dipelihara “Rezim Tou”. “Tou” adalah kata dalam dialek Melayu Ambon berarti pencuri, maling. Para pimpinan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sederajat yang punya link atau tuan besar di Disdikbud Maluku berlagak seperti
“Tuhan di Dunia Pendidikan” Maluku. Semua kebijakan ikut selera tuan sekolah karena merasa mereka berada di bawah jaringan kekuasaan dan kesombongan “Rezim Tou”.
Selain kasus yang menerpa SMA Pertiwi Ambon, SMK Negeri 3 Ambon, SMK Negeri 5 Maluku Barat Daya, SMK Langgur, kini potret keangkuhan kepsek juga terjadi di SMK Negeri 5 Ambon. Pantauan Referensimaluku.id, Sabtu (19/9/2025), memaparkan suasana sekolah seperti sebuah penjara bagi siswa.

Sekolah kejuruan ini dikepung pagar kawat berduri dan ditutupi terpal. Sudah begitu, fasilitas sekolah sudah dijadikan “rumah pribadi” pimpinan sekolah dan keluarganya. Yang paling mengherankan, ruangan-ruangan maupun gedung kantor digunakan untuk menampung turis asing dari Belanda.
“Kalau mau jujur SMK Negeri 5 Ambon sudah seperti rumah pribadi keluarga kepsek selama 6 tahun dan Losmen bagi turis asing,” beber dua staf guru SMK Negeri 5 Ambon kepada Referensimaluku.id, Kamis (17/9). Sumber juga mengemukakan bahwa kantin sekolah dibayar dari sebagian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun berjalan. “Kalau situasi ini dipertahankan maka sekolah ini tak akan berkembang,” keluh sumber. Mereka meminta Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dapat turun langsung menelusuri dan menyingkap tabir kemunafikan di SMK Negeri 5 Ambon untuk menyelamatkan almamater tersebut. “Sudah saatnya pak Gubernur turun langsung ke SMK Negeri 5 Ambon,” desak mereka. Hingga berita ini dipublikasikan kepsek SMK Negeri 5 Ambon belum dapat dihubungi. (Tim RM)










Discussion about this post