REFMAL.ID, Ambon – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membawa ‘petaka’ di mana-mana. Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Tepa, Kecamatan Pulau-Pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, misalnya, baru empat hari berjalan, program Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka itu memunculkan persoalan serius di mana diduga puluhan siswa sekolah menengah pertama itu mengalami keracunan usai mengkonsumsi menu MBG.
Informasi yang dihimpun Referensimaluku.id, Senin (15/9/2025), dari berbagai sumber di Tepa menyebutkan, sebanyak 40 siswa SMP Negeri 1 Tepa mengalami keracunan diduga akibat menyantap menu makanan program MBG.
Selain itu, ada satu siswa SMA Tepa, juga dilaporkan mengalami hal yang sama, sementara sekolah lain di daerah itu tidak melaporkan adanya kasus serupa.
“Pak Camat dan Sekcam saat ini turut berada di Puskesmas untuk memantau langsung kondisi para siswa,” jelas sumber Siwalimanews sebagaimana dikutip media siber ini yang enggan namanya dipublikasikan saat dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis (11/9).
Selain itu, beber sumber ini, puluhan siswa mengalami keracunan ini, diduga berasal dari ikan tuna yang disajikan dalam menu MBG.
Bahkan sehari sebelumnya, seorang siswa SD juga sempat mengeluhkan makanan yang disajikan, di mana siswa itu menyebutkan buah semangka yang dibagikan sudah dalam kondisi basi, sama halnya dengan sayur kacang hijau. Untungnya, siswa tersebut tidak menyantap makanan tersebut.
Menyikapi kejadian ini, Anggota DPRD Maluku daerah pemilihan Kabupaten Tanimbar dan Maluku Barat Daya Yan Zamora Noach meminta agar pengelola program serta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk program (MBG) segera dievaluasi.
Ia juga menginginkan agar segera dilakukan investigasi, untuk mengetahui sumber penyebab keracunan yang dialami para siswa.
“Pengelola harus benar-benar dicek ulang, begitu juga tenaga gizi yang terlibat. Saya baru berkomunikasi untuk mengecek memang benar para siswa keracunan, namun sebagian tadi sudah pulang ke rumah dan informasinya mereka keracunan. Olehnya itu pengelola harus teliti memeriksa semua bahan makanan, sebelum dimasak dan disajikan kepada siswa,” tegas Noach kepada Siwalimanews di Ambon, Kamis (11/9).
Menurutnya, program yang sejatinya bertujuan meningkatkan kesehatan dan konsentrasi belajar siswa tidak boleh berubah menjadi ancaman bagi keselamatan mereka.
“Kalau dibiarkan, ini bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap program MBG,” tandas Noach.
Noach mengingatkan agar kejadian ini segera dijadikan bahan evaluasi menyeluruh serta harus ada pengawasan ketat setiap hari, sehingga jangan sampai ada bahan menu yang basi atau tidak layak konsumsi yang lolos dari pengawasan, sebab keselamatan siswa adalah prioritas utama.
“Ingat, anak-anak ini adalah generasi penerus. Jangan sampai mereka jadi korban hanya karena kelalaian pengelola,” tegas Noach.
Apalagi kata Noach, program MBG ini merupakan salah satu program strategis Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan untuk meningkatkan gizi bagi anak Indoensia serta mengurangi stunting dan memastikan kebutuhan Gizi terpenuhi.
Untuk itu, ia mendesak adanya perhatian serius dari pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk turun langsung mengecek kualitas makanan yang dibagikan terutama soal proses pengolahannya.
“Kalau ada unsur kelalaian, harus ditindak tegas. Pemerintah jangan tutup mata, karena ini menyangkut nyawa anak-anak. Yang paling penting, kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi, sebab bukan hanya menyangkut keselamatan siswa, tetapi juga nama baik Pemerintah Kabupaten MBD maupun Pemerintah Provinsi Maluku,” ucap Noach.
Untuk diketahui, Masalah program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebelumnya juga terjadi penemuan belatung pada menu makanan yang disajikan pada siswa SD Kristen Seri, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. (RM-02)
Discussion about this post