REFMAL.ID, Ambon – Menanggapi pemberitaan Referensi Maluku.Id, yang dipublikasikan pada hari Minggu (24/8/2025) dengan judul “Insiden Hunuth Durian Patah ‘By Design’, Ada Dirbinmas Polda Maluku di TKP, Empati dan Hati Pahit Bupati Maluku Tengah Sudah Mati”, Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar Polisi Rositah Umasugi, S.IK angkat bicara seraya mengklarifikasi pemberitaan media online tersebut.
Dalam klarifikasi tersebut Umasugi menitikberatkan isi pemberitaan tersebut, yakni “Disebut ada Direktur Binmas Polda Maluku di TKP sebelum insiden pembakatan Rumah”.
*”Informasi yang diperoleh menyebutkan beberapa menit sebelum insiden pembakaran rumah-rumah warga Hunut Durian Patah yang tak bersalah dan tidak tahu apa-apa, telah ada Direktur Bimbingan Masyarakat (Binmas) Polda Maluku dan sejumlah anak buahnya di TKP. Untuk apa mereka di situ, jika untuk tugas negara mengapa mereka tak bisa menghalau mobilisasi massa yang turun dari Hitu ke Hunuth….”*
*”Ini dua pertanyaan yang layak diapungkan untuk mempertanyakan pejabat dan personil Binmas Polda Maluku di TKP sebelum kejadian terjadi.
Kepolisian Daerah (Polda) Maluku melalui Umasugi menyampaikan keberatannya.
Menurut Umasugi, pemberitaan media online tersebut dinilai tidak obyektif, tidak berimbang, dan hanya berdasarkan asumsi, sehingga terkesan menyudutkan institusi Polri dan membangun opini bahwa kepolisian tidak netral dalam penanganan konflik sosial yang terjadi antara warga Negeri Hitu dan warga Hunuth Durian Patah.
Lebih lanjut Umasugi menegaskan bahwa kehadiran personel kepolisian, termasuk Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas), di lokasi kejadian bertujuan untuk meredam situasi dan mencegah jatuhnya korban lebih banyak.
Adapun sejumlah poin klarifikasi yang disampaikan oleh Polda Maluku melalui Umasugi, antara lain
*Kehadiran Dirbinmas Pada Selasa, (19/8/2025)*
“Sekira Pukul 13.30 WIT, Dir Binmas Polda Maluku sedang membuka Diklat Satpam di Aula STT Kate-Kate dan Upacara pembukaan selesai tepat pukul 13.50 WIT, dilanjutkan dengan coffee break”.
“Pada saat sedang melaksanakan coffee break di penghujung acara pembukaan tersebut, Dirbinmas menerima informasi dari warga yang berbondong-bondong menuju kate-kate dari arah Desa Hunuth, terkait adanya penyerangan dan pembakaran di Hunuth Durian Patah”. “Menyikapi laporan tersebut, Dirbinmas bersama ajudan dan pengemudinya segera menuju lokasi.
Saat itu, kondisi di lapangan sudah dalam keadaan genting, dengan munculnya asap hitam dan sudah terjadi kericuhan. Dirbinmas bersama dengan personel PRC Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease yang juga telah tiba di lokasi kemudian berusaha untuk membubarkan massa yang sedang mengamuk dan merangsek maju untuk melakukan pembakaran dan pengrusakan rumah-rumah warga.
Tindakan ini juga terekam dalam sejumlah video yang beredar di media sosial.
“Jadi beliau (Dirbinmas) bukan tiba di lokasi (TKP) beberapa menit sebelum terjadi pembakaran dan pengrusakan rumah warga,” kata Umasugi.
Selanjutnya ditambahkan Umasugi, Polda Maluku sangat menyayangkan sikap media Referensi Maluku.id yang tidak melakukan konfirmasi terhadap pihak kepolisian sebelum memuat berita tersebut.
Menurutnya, langkah ini telah mencederai prinsip jurnalisme berimbang dan berpotensi memperkeruh situasi keamanan pasca konflik.
“Mengingat sejarah konflik Maluku tahun 1999, Polda Maluku mengajak seluruh insan pers, termasuk Referensi Maluku.id, untuk mengedepankan prinsip “peace journalism” atau jurnalisme damai dalam peliputan isu-isu konflik, guna membantu proses pemulihan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat”.
“Sebagai institusi negara, Polri wajib hadir dalam setiap situasi genting demi melindungi masyarakat. Kehadiran Dirbinmas di lokasi justru merupakan bagian dari tanggung jawab tersebut,” tutup Umasugi. (Tim RM)










Discussion about this post