REFMAL.ID,-AMBON- ”Gantungkan cita-citamu singgi lainggit! Bermimpilah setinggi langit…”. Kata-kata ini merupakan qoutes kontemplatif dari Proklamator Republik Indonesia Bung Karno (1901-1970), dimana qouetes ini relevan dengan figur Mayor Jenderal (Mayjen) Christian Kurnianto Tuhuteru (CKT). Jenderal bintang dua ini memiliki impian agar kelak bintang dipundaknya tidak hanya berjumlah dua saja, melainkan akan bertambah lebih dari itu. Hal ini tentu wajar-wajar saja, sebab ia adalah sosok field general, yang kariernya selama ini lebih banyak dihabiskan di kecabangan infanteri, dengan berbagai tanggunjawab sebagai pimpinan yang dipercayakan kepadanya.
***
Figur Mayjen Christian Kurnianto Tuhuteru Perwira Tinggi (Pati) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD), berdarah Negeri Hatusua-Seram Bagian Barat (SBB) ini adalah menantu dari Brigadir Jenderal Purnawirawan (Brigjen Purn) Frans de Wana, yang dahulunya saat masih aktif adalah Komandan Komando Resor Militer 181/Praja Vira Tama (Danrem/PVT) Sorong-Papua Barat Daya ke-17 periode 1995-1997. Menantu dari Brigjen Purn Frans Dewana tersebut, kini telah naik kelas dengan mengemban jabatan baru sebagai Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVIII/Kasuari, yang meliputi wilayah provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya sejak 15 Agustus 2025 lalu.
Suatu kebanggaan karena, hanya sedikit putra Maluku yang pernah mengemban jabatan sebagai Pangdam. Diantara putra Maluku yang pernah mengemban jabatan Pangdam yakni : 1) Kolonel Herman Pieters Pangdam XV/Pattimura (1957-1959), 2) Brigadir Jenderal (Brigjen) Leo Lopulisa Pangdam I/Bukit Barisan (1968-1971), 3) Mayjen Theo Syafei Pangdam IX/Udayana (1993-1994). Khusus Mayjen Theo Syafei Pangdam IX/Udayana periode 1993-1994 ia merupakan putra Maluku, karena ibu kandungnya Khatarina Yonas berasal dari Banda Naira, sedangkan ayahnya Muhammad Syafei Daeng Mambani berasal dari Makassar.
Selanjutnya 4) Mayjen Suaidy Marasabessy Pangdam VII/Wirabuana (1998-1999), 5) Brigjen Max Markus Tamaela Pangdam XV/Pattimura 1999-2000, 6) Mayjen George Toisutta Pangdam VIII/Trikora (2005-2006), 7) Mayjen George Toisutta Pangdam III/Siliwangi (2006-2007), 8) Mayjen Leonardus Johan Pieters Siegers Pangdam I/Bukit Barisan (2010-2011), dan 9) Mayjen Jeffry Apoly Rahawarin Pangdam XV/Pattimura (2021). Ini berarti jika ditambah Mayjen Tehuteru, yang kini mengemban jabatan sebagai Pangdam XVIII/Kasuari, maka baru 10 figur putra Maluku yang pernah menduduki jabatan Pangdam dari Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara Timur/Barat, Sulawesi dan Papua.
Terlepas dari itu, mertua Mayjen Tehuteru, Mayjen Purn Frans de Wanna semasa tugasnya dahulu saat masih berpangkat kolonel, memiliki keahlian setara dengan Danjen Kopasus Mayjen Prabowo Subianto, yang sukses membebaskan 26 peneliti di Desa Mapenduma dari penyanderaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di tahun 1996. Tangan dingin Kolonel Frans Dewana-lah, yang kemudian sukses membebaskan karyawan P.T. Djajanti Group di Tembagapura dari penyanderaan OPM di tahun 1990-an lalu. Diluar kehebatan mertuanya itu, banyak kalangan yang memprediksi, jika Mayjen Tuheteru suami dari Enjelina Dewana ini kedepannya akan memiliki karier militer yang bersinar.
Bukan saja lantaran ia memiliki mertua mantan jenderal bintang satu, yang dahulunya saat masih aktif di Angkatan Bersenjatan Republik Indonesia (ABRI) memegang jabatan militer strategis di provinsi ujung timur Indonesia tersebut. Akan tetapi Mayjen Tuheteru merupakan Pati AD berlatarbelakang infanteri, yang memiliki jenjang pendidikan militer, penugasan dan pernah menempati sejumlah jabatan strategis di lingkup TNI-AD. Jenjang pendidikan Akademi Militer (AKMIL) ia tuntaskan di tahun 1993, Seskoad pada tahun 2008 dan Sesko TNI pada tahun 2016 lalu.
Sejak berpangkat letanan dua hingga letnan satu ia menduduki jabatan Danton Yonif Kostrad di tahun 1994, Danton II/A Yonif Linud 328/Dirgahayu diembannya sejak tahun 1994-1996, dan Danton I/B Yonif Linud 328/Dirgahayu diembannya sejak tahun 1996-1997. Tatkala berpangkat kapten ia menempati jabatan Kasi 1/Intel Yonif Linud 328/Dirgahayu sejak 1997-1999, berikutnya Danki Bantuan Yonif Linud 328/Dirgahayu sejak 1999-2000, dan Danki Senapan B Yonif Linud 328/Dirgahayu sejak 2000-2003.
Begitu pula saat berpangkat mayor ia menduduki jabatan Gumil Gol VI Depnik Pusdikif sejak 2003-2005, Kasi 2/Operasi Brigif Linud 17/Kujang I sejak 2005-2006. Hingga kemudian ia dipercayakan menjadi orang nomor dua di batalyon dengan menjadi Wadanyonif Linud 328/Dirgahayu-Depok Jawa Barat sejak 2006-2008. Ketika berpangkat letnan kolonel (letkol), Tuheteru tidak sepi dar jabatan. Bahkan ia pun menempati posisi puncak brigade dengan menjadi Danbrigif Linud 17/I-Cijantung Jakarta Timur sejak 2014-2015, selanjutnya Asops Kasdam XVII/Cenderawasih sejak 2015-2017.
Kemudian ia pulang kampung daerah asalnya Ambon dengan menempati jabatan sebagai Danrem 151/Binaiya sejak 2017-2018, Paban III/Siapsat Sopsad sejak 2018-2020, Paban VI/Operasi Dalam Negeri Sopsad sejak 2020-2022, Paban V/Kermalat ASEAN Slatad di tahun 2022. Hingga kemudian ia pecah bintang, dengan berpangkat brigjen di tahun 2022. Ia lantas dipercayakan mengemban jabatan sebagai Asops Kaskostrad sejak 2022-2024. Selepas iti, ia mengalami rotasi jabatan dengan menjadi Waasops Kasad Bidang Renops, yang diembannya sejak 22 Maret 2024. (Sindo 2022, Hesed Entertaiment 2023, Wikipedia 2025).
Seiring dengan jabatan baru tersebut, bintang dua pun bertambah dipundaknya dengan menjadi Mayjen. Hingga kemudian Panglima TNI menunjuknya sebagai Pangdam) XVIII/Kasuari yang baru, menggantikan Mayjen Jimmy Ramoz Manalu. Akhirukalam, meminjang ungkapan kontemplatif Bapak Proklamator RI Bung Karno (1901-1970) bahwa, ”Gantungkan cita-citamu singgi lainggit! Bermimpilah setinggi langit…”.
Demikian juga setiap perwira memiliki impian untuk mencapai kepangkatan jenderal penuh. Kita juga yakin dan percaya Mayjen Tuheteru juga memiliki impian seperti itu. Tentu itu merupakan sesuatu yang lumrah baginya, karena ia memiliki latarbelakang pendidikan ketentaraan yang optimal, banyak penugasan di medan tempur, dan pernah menempati sejumlah jabatan strategis di tubuh TNI-AD. Ini sebagai jawaban baginya untuk meraih asa yang tepat dikemudian hari..(*)
Oleh : Dr. M.J. Latuconsina,S.IP, MA
Staf Dosen Fisipol Univeritas Pattimura










Discussion about this post