REFMAL.ID,-Ambon – Jelang Hari Raya Idhul Adha Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Maluku melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang tersebar di titik – titik kumpul penjual hewan kurban di Kota Ambon, Maluku.
“Kami melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di H-2 Idhul Adha. Untuk titik – titik kumpulnya di Desa Poka yaitu Kate – Kate dan depan kampus Unpatti Ambon”, kata Kepala Bidang Pertanakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Fahmi M, Rabu (4/6/2025).
Fahmi mengungkapkan di tahun 2025 ini ada peningkatan hewan kurban. Tercatat 727 ekor sapi, ada kenaikan 20 persen. Kemudian untuk 750 ekor kambing, kenaikan 10 persen. Di bandingkan di tahun 2024 itu tercatat untuk sapi 524 dan 682 ekor kambing, ujarnya.
“Nah dari mana hewan – hewan ini. Hewan ini berasal dari sentral produksi kami, terutama sapi di Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat, Pulau Buru dan Buru Selatan.
Untuk kambing sendiri itu dari sentral kami yaitu Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).
Dari hasil pemantauan kami, di 12 titik penjualan hewan kurban, tidak ditemukan masala kesehatan pada sapi maupun kambing. Sehingga kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak ragu – ragu untuk mengkonsumsi hewan qurban, imbuhnya.
“Kami pastikan tetap aman di konsumsi masyarakat karena sudah di periksa oleh dokter hewan maupun tenaga para medis Dinas Pertanian Provinsi Maluku”, ungkapnya.
Selain itu, setelah pemotongan nanti akan dilakukan pengawasan juga untuk memastikan daging yang telah di sembelih itu secara syariat Islam layak di konsumsi, dan nanti di tinjau oleh dokter hewan Dinas Pertanian Provinsi Maluku di seluruh masjid di Kota Ambon.
“Kita pastikan bahwa hewan kurban di Maluku bebas dari penyakit mulut dan kuku”, pungkasnya.
Sementara itu, Medik Veteriner Pratama Dinas Pertanian Provinsi Maluku, drh. Apriyani Eka Putri mengatakan Dinas Pertanian Provinsi Maluku dari 11 Kabupaten Kota masih berstatus zona hijau atau bebas penyakit mulut dan kukus sebagaimana penyakit ini merupakan isue nasional dan rentan terjangkit oleh hewan – hewan kurban terutama pada sapi.
“Kami juga melakukan pemeriksaan ante mortem dan post mortem. Ante mortem melakukan sebelum dilakukan pemotongan. Sedangkan post mortem nanti pada saat hari H telah penyembelihan setelah pemotongan”, ujarnya.
Dari pemeriksaan klinis ante mortem itu melihat secara luar fisik dari hewan kurban yang pertama tentu tidak cacat, sehat, cukup umur, dan tidak ada di temukan gejala atau tanda – tanda mengara ke suatu penyakit, terangnya. (RM-04)
Discussion about this post