Referensimaluku.id, Ambon – Kongres biasa Asosiasi Provinsi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia akan digelar di Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (22/11/2025).
Soal kontroversi pemilik suara (voter) di Kongres Tahunan Asprov PSSI Maluku nanti, coba diluruskan Sufyan Lestaluhu.
“Perlu kita ketahui bersama bahwa dalam hubungan Kongres dengan peserta kongres dan siapa peserta kongres, maka perlu dijelaskan kalau voter di PSSI itu adalah anggota PSSI khususnya klub di seluruh Indonesia, baik itu di Liga 1, Liga 2, Liga 3 dan Liga 4 yang berjumlah 1.025, tapi yang diundang dalam Kongres Tahunan PSSI itu bukan 1.205. Voter yang diundang adalah peserta kompetisi Liga 1 sebanyak 18 tim, Liga 2 16 tim, Liga 3 15 tim dan tim dari Liga 4 .
Di Maluku jumlahnya ada 17 yang terdiri dari unsur klub, dan 3 Asosiasi. Khusus untuk Liga 4 yang merupakan format baru kompetisi hanya beberapa tim saja,” kata Sofyan Lestaluhu di Ambon, Kamis (20/11).
“Untuk peserta Kongres dari Liga 4 itu hanya ada beberapa klub yang masuk atau yang diatur oleh Statuta 2025 di Putaran Nasional. Jadi bisa 8 atau 10 klub biasanya kan begitu,” imbuh Lestaluhu.
Lestaluhu merincikan di Maluku jumlah klub itu ada 36, tapi yang diundang sesuai Statuta PSSI terbaru adalah peserta kompetensi sebanyak 17 voter yakni empat dari Liga 4 masing-masing Tulehu Putra, Maluku Putra, Siwalima FC dan PSHL kemudian 11 Asosiasi perwakilan 11 kabupaten/kota ditambah Asosiasi Futsal Provinsi dan Asosiasi Sepakbola Wanita. Khusus untuk Asosiasi Pelatih (APSI) tidak bisa ikut karena kepengurusannya sudah selesai masa berlaku (demisioner). Untuk APSI ini kita perlu menunggu Surat Keputusan yang baru untuk jadi peserta kongres,” paparnya. “Intinya soal voter itu seperti apa yang tadi sudah saya sampaikan bahwa khusus klub Liga 4 itu cuma empat dan ini yang perlu kita ketahui bersama, sehingga masyarakat sepakbola Indonesia khususnya di Maluku tidak bertanya-tanya dan bikin gaduh dengan statemen liar, apalagi kalau misalkan yang bicara itu adalah mereka yang notabene masih terkait dengan sepak bola. Bagi saya ini menjadi suatu hal yang lucu. Kok mereka tidak paham statuta PSSI,” tutup Lestaluhu. (RM-02)










Discussion about this post