REFERENSIMALUKU.ID,-AMBON- Kita pernah bermain di Piala Dunia tapi nama yang dikenang adalah Hindia Belanda. Sekedar tampil dan tak ada cerita hebat saat itu. Ini berbeda dengan laga nanti malam saat melawan tuan rumah Arab Saudi di putaran ke 4 Kualifikasi Piala Dunia tahun 2026.
Namanya putaran ke 4 berarti ada perjuangan panjang Garuda yang tak boleh dilupakan begitu saja. Memulai dengan play off karena peringkat FIFA kita terbilang rendah, kepak Garuda terus terbang tinggi melewati putaran ke 2 dan ke 3 yang terbilang berat. Dan kita bisa melewatinya meski sekali lagi lawan kita adalah tim dengan peringkat FIFA lebih baik semisal Cina, Jepang, Australia dan Arab Saudi juga.
Kita tinggal berjarak 180 menit dari Piala Dunia. Jarak untuk dua pertandingan putaran ke 4. Dan malam ini 90 menit pertama akan berlangsung di King Abdullah Sport City. Kita melawan raksasa Asia yang dua kali bertemu di putaran ke 3 dan dua kali kita permalukan. Part pertama kita tahan imbang 1-1 di Jeddah dan setelah itu, Green Falcon terhempas 2-0 di GBK.
Tapi dua bulan setelah kemenangan heroik di Jakarta, semua sudah berubah. Pelatih dan pemain berganti. Target makin tinggi karena hanya juara grup yang langsung lolos ke Piala Dunia. Menurut saya ada dua aspek yang jadi poin penentu kita bisa melewati ambisi Arab Saudi nanti malam.
Pertama aspek taktikal yang bersumber dari game plane Garuda. Patrick Kluivert dibekali dengan skuad mahal dan mewah. Artinya mayoritas pemain sudah bermain di kompetisi Eropa musim dan datang ke Jeddah dalam kondisi bugar. Harga pasar pemain kita malah lebih tinggi dari Arab Saudi dan Irak. Dan karena itu pilihan pemain jadi untuk sebelas pertama maupun opsi pergantian jadi faktor kunci.
Kluivert sebaiknya tidak bermain defensif dengan low block karena itu akan memberi ruang lebih besar bagi Arab Saudi untuk menekan. Pilihan untuk bertarung di midlle area lebih rasional dan membuat titik imbang. Kita bisa lakukan tekanan langsung ke pertahanan Arab Saudi sekalian membatasi mereka untuk build up.
Karena itu, sektor tengah Garuda jadi penentu. Saya lebih cenderung memainkan Joey Pelupessy dan Calvin Verdonk di posisi double pivot. Pelupessy adalah breaker dan ball-winner yang punya insting dan energi untuk merebut bola, memotong dan menghancurkan serangan lawan. Sedikit kekurangannya adalah agresifitas itu meninggalkan celah dan potensi yang tidak disiplin. Ini yang akan ditutupi oleh Verdonk yang lebih cepat, pintar membaca serangan lawan dan unggul dalam intersep. Verdonk juga bisa muncul tiba-tiba dari sektor tengah dengan kecepatan untuk membunuh.
Duet ini memberi rasa aman di lini tengah Garuda. Jika Pelupessy menang bola, Verdonk akan berubah jadi distributor bola dengan passing progresif yang terukur. Di depan mereka, Thom Haye akan lebih bebas mengancam gawan lawan lewat true pass ke penyerang atau Cannon Ball langsung ke gawang Arab. Haye adalah tipikal gelandang serang cerdas yang akan keluar potensi terbaiknya kalo diberi ruang besar tanpa memikirkan area defensif.
Verdonk dan Haye punya kemampuan melepas umpan diagonal di half-space atau ruang kosong antara sayap dan bek lawan. Ini yang akan dieksekusi oleh Oratmangun dan Jonathan yang punya kelebihan cutting-inside mematikan. Mereka berdua juga adalah eksekutor bola dari jarak jauh yang sangat baik jika lini depan kita terkunci.
Ini lini tengah ideal. Ingat Arab punya kemampuan positioning dan penguasaan bola yang lebih baik. Sayangnya, dalam OT semalam, Verdonk terlihat hanya duduk di bench tanpa menggunakan sepatu bola. Ada rumor dirinya masih cedera. Itulah mengapa Lille tidak membawanya saat menghadapi PSG. Jika Verdonk absen, Nathan Tjoe A Oen adalah opsi pengganti ideal meski distrbusi bola ke depan akan sedikit menurun. Ricky Kambuaya juga layak bermain di posisi ini. Jika Haye terkuras energinya – Beckham bisa jadi deputi yang sama kualitasnya.
Di depan, meski belum bermain di laga resmi sejak cedera, Ole Romeny adalah pilihan yang tak boleh diganti. Kualitas Romeny adalah jaminan gol. Ia akan berkolaborasi dengan Miliano Jonathan di kanan dan Ragnar Oratmangun di kiri. Ini lini ofensif terbaik dengan opsi Jakob Sayuri atau Egy Maulana Vikri sebagai pengganti yang sepadan.
Untuk lini belakang, Kluivert punya banyak opsi. Tapi saya sekali lagi lebih cenderung memainkan Dean James di posisi bek kiri dan Yakob Sayuri di bek kanan. Dean tampil konsisten di level terbaik dan membuat dua assist saat timnya menghancurkan AS Roma di Europa League.
Mengapa Yakob? Dalam ujicoba lawan China Taipeh dan Lebanon, Yakob lebih disiplin dalam bertahan dan punya kecepatan saat Garuda menekan dari sayap. Sirkulasinya dengan Jonathan atau Egy terlihat efektif. Yakob juga tengah on-fire bersama Malut United di liga domestik. Oratmangoen terbiasa turun membantu pertahanan – hal yang sama mesti dingatkan kepada Jonathan terutama saat Yakob sudah naik membantu serangan.
Di posisi center back, Kapten Jay Idzes punya dua pendamping dengan kualitas dunia. Ada Rizky Ridho dan Kevin Diks. Tergantung Kluivert. Jika ingin bermain aman lebih dahulu, Idzes berpasangan dengan Ridho dan Diks didorong ke kanan. Potensi para bek ini akan memberi jaminan aman bagi gawang Indonesia yang dikawal Marten Paes.
Jika line up ini berjalan sesuai game plane dan bugar secara fisik maka Garuda berpotensi merusak ambisi Arab Saudi. Secara moral, kita sudah pernah bermain di stadion yang sama dan bisa menahan tuan rumah. Tekanan penonton diubah jadi pembangkit semangat. Garuda hanya perlu bermain tenang, mengontrol aliran bola dan tak membuang peluang bikin gol sekecil apapun. Kepercayaan diri untuk jadi salah satu peserta Piala Dunia adalah effort yang harus terus menyala selama laga berlangsung.
Poin kedua adalah mentalitas yang berkaitan dengan faktor non tekhnis. Jauh sebelum drawing grup di putaran ini, kiat sudah tahu bahwa ada “kepentingan” meloloskan Arab Saudi dan Qatar sebagai wakil Asia setelah keduanya gagal total di putaran ke 3. Penunjukan Arab Saudi sebagai tuan rumah dan wasit dari kawasan yang sama untuk laga krusial nanti malam adalah bukti sahih bahwa AFC dan FIFA ingin Arab Saudi lolos.
The Guardian menulis “pengaturan tuan rumah” sebagai kecurangan sistemik untuk meloloskan dua tim ini. Tetapi sekali lagi, hasil laga sangat tergantung pada apa yang terjadi di lapangan selama 90 menit atau bahkan lebih. Garuda sebaiknya melupakan tekanan non tekhnis. Tegakkan kepala dan lawan semua ketidakadilan. 90 menit adalah waktu yang harus kita manfaatkan dengan semua kemampuan terbaik yang dimiliki untuk meraih kemenangan.
Menang berarti satu kaki kita sudah ada di babak penyisihan grup Piala Dunia 2026. Menang berarti kita sekali lagi membuktikan kepantasan untuk tampil di Piala Dunia. Saya sangat bangga dengan pernyataan kapten Jay saat konperensi pers kemarin. “Saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami akan bermain dengan semua kemampuan yang kami miliki. Kami akan memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia”.
Jay Idzes dkk butuh doa dan dukungan kita semua. Sisakan ruang di setiap ibadah hari ini untuk mendoakan perjuangan mereka tengah malam nanti. Jika bermain disiplin, tidak mudah terprovokasi dan tampil percaya diri – Saya optimis Indonesia Bisa!!
Bagaimana dengan Anda?(Asghar Saleh)
Discussion about this post