REFMAL.ID(MALRA)Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Makassar menggelar Wisuda Diploma IV Kebidanan di Aula Kantor Bupati Maluku Tenggara, Selasa (15/10/2024).
Diketahui, pelaksanaan wisuda diikuti sebanyak 84 wisudawati ini turut dihadiri Penjabat Bupati Maluku Tenggara Jasmono, Pj. Sekretaris Daerah Nico Ubro, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Direktur, Pembantu Direktur, Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes Makassar, Forkopimda.
“Seyogyanya Wisuda ini dilaksanakan di Makassar, namun dengan berbagai pertimbangan hal teknis, akses dan biaya. Kami usulkan kepada Direktur Poltekkes Makassar untuk dilaksanakan di Langgur, dan Alhamdulillah disetujui,” ungkap Jasmono saat menyampaikan sambutannya.
Ia jelaskan, wisuda merupakan peristiwa bersejarah yang monumental karena jarang kita temukan. Biasanya pelaksanaan wisuda di kampus. Karena wisuda dan pengukuhan merupakan tanda mahasiswa telah mampu menyelesaikan seluruh proses akademik.
“Secara intelektual dan ketrampilan, mahasiswa telah siap mengabdikan diri kepada masyarakat,” tandas Jasmono.
Menurutnya, Malra masih dihadapkan dengan permasalahan sumber daya manusia menyongsong Indonesia emas 2045. Olehnya itu, masalah penurunan angka kemiskinan, prevelensi stunting dan revitalisasi pendidikan vokasi menjadi konsentrasi semua pihak.
Masalah-masalah ini menjadi tanggungjawab pemerintah pusat, provinsi, kabupaten termasuk perguruan tinggi. Mengingat permasalahan ini sangat menentukan capai tidaknya Indonesia Emas 2045 mendatang.
“Masa pemerintahan 2023-2024, masalah-masalah tersebut masuk dalam agenda prioritas,” imbuhnya.
Selain itu, pembangunan bidang kesehatan adalah investasi bagi peningkatan kualitas SDM yang menjadi indikator utama untuk menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Tentu dengan pelaksanaan wisuda yang kita laksanakan saat ini, menunjukan perhatian serius pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan terus kita tingkatkan dari waktu ke waktu,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, Malra sebagai daerah yang memiliki karakteristik kepulauan memiliki tantangan yang sangat kompleks dalam hal konektivitas dan aksesibilitas antar wilayah.
Meskipun demikian, berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), angka stunting di Malra setiap tahun menurun menuju angka 14 persen.
“Keberhasilan tersebut merupakan usaha keras semua pihak. Kita punya inovasi Jekopabesting dan rumah singgah hanarun,” katanya
Dengan adanya Inovasi Jemput, Konseling, Pasang, Bebas Aman Stunting (Jekopabesting) mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari pemerintah Provinsi Maluku sebagai inovasi terbaik kedua pada ajang Maluku pada tahun 2024.
Malra masih dihadapkan dengan terbatasnya akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas dan terjangkau. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya prasarana dan sarana kesehatan, tenaga medis dan paramedis, serta ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
“Permasalahan tersebut harus dapat Kita antisipasi secara seksama dan kontinyu dan secara pasti membutuhkan keterlibatan semua komponen masyarakat, Pemerintah Daerah termasuk Poltekkes Kesehatan,” ujarnya. (RM-07)
Discussion about this post