REFMAL.ID,Ambon – Dengan raihan delapan kursi di parlemen Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, pascapemilihan umum serentak nasional 14 Februari 2024, kian menancapkan dominasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) atas partai-partai politik lain di tengah konfigurasi politik Maluku selama lebih dari dua dekade terakhir ini.
Tapi apakah taring PDIP akan tetap menajam atau meruncing menuju kontestasi pemilihan gubernur Maluku (pilgubmal) 27 November 2024. Jawabannya,”Belum tentu!”.
Sebab, senyatanya kubu PDIP Maluku kini berada di ujung tanduk. Yakni, di antara kehilangan kekuatan sebagai pendukung kandidat Gubmal 2024-2029 dan termarjinalisasi oleh kekuatan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang punya koleksi lima kursi di DPRD Provinsi Maluku hasil pemilu legislatif 2024. Dari beberapa kandidat calgubmal yang ingin berkontestasi, hanya Inspektur Jenderal Polisi (Purnawirawan) Murad Ismail (MI) yang sudah menjadi kandidat gubmal 2024-2029 sebab MI dan pasangannya Michael Wattimena (MW) sudah mengantongi rekomendasi empat parpol, yakni Partai Demokrat (4 kursi), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) punya 4 kursi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) miliki 4 kursi dan Partai Amanat Nasional (PAN) mengantongi 3 kursi di parlemen. Totalnya MI-MW merebut 15 kursi parlemen sehingga sudah melampui syarat 30 persen parlemen atau 9 kursi dari 45 kursi DPRD Provinsi Maluku.
Sejurus dengan itu, jika Hendrik Lewerissa (HL) dan Ramly Umasugi (RU) benar-benar serius (tidak sekadar gagah-gagahan) maju berkontestasi di pilgubmal dan keduanya sukses meraup 9 (sembilan) kursi dari Partai Gerindra (5) dan Partai Golongan Karya (Golkar) 4 kursi, maka tinggal Partai Nasional Demokrat (6), PDIP (8), Partai Hati Nurani Rakyat (3), Partai Persatuan Pembangunan (2), Partai Perhimpunan Indonesia (Perindo) 2 kursi yang sama-sama belum memutuskan memberikan tiket politik ke pasangan calon gubernur Maluku (calgubmal) dan calon wakil gubernur Maluku (calwagubmal) 2024-2029.
Dalam politik semua hal dapat saja terjadi karena dinamika adagium klasik “tak ada kawan dan lawan yang abadi. Hanya kepentingan yang abadi”. Membelah konfigurasi kekuatan masing-masing parpol, pasangan MI-MW dapat saja bermanuver untuk menggondol lagi tiket Partai Hanura, Perindo dan PPP, sedangkan pasangan HL-RU berpeluang meraih rekomendasi Partai NasDem.
Jika skenario ini terwujud, PDIP bakal “kritis” mengusung pasangan calgubmal dan cawagubmal 2024-2024. Nama-nama seperti Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Jefry Apoly Rahawarin (JAR), Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Said Latuconsina (SL), Barnabas Nataniel Orno (BNO), dan Febry Calvin Tetelepta (FCT) menurut hasil survei internal PDIP punya elektabilitas jauh di bawah MI.
Padahal, MI yang pernah diutus PDIP sukses menekuk petahana Gubernur Maluku Said Assagaff di pilgubmal akhir 2018. Langkah politik JAR, SL, BNO dan FCT bakal “hilang di tengah jalan”? Entahlah! Sebab, permainan politik masih berlangsung dan belum masuk “injury time”. Untuk tidak kehilangan wajah di khalayak dan konstituen, PDIP berpeluang memberikan rekomendasi ke pasangan HL-RU daripada ke MI-MW karena perseteruan/permusuhan (rivalitas) Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Maluku Benhur George Watubun (BGW) dengan MI. “Semoga dia (MI) sukses borong partai,” celoteh BGW ketika dikonfirmasi referensimaluku.id via whatsapp, Senin (5/8).
BGW tidak menjawab pertanyaan media siber ini tentang PDIP Maluku terancam gagal mengusung Cagubmal-Cawagubmal karena belum memenuhi syarat minimal 9 kursi parlemen dan peluang MI – MW memborong semua partai terkecuali PDIP dan Partai Gerindra masih terbuka lapang. Kita ikuti permainan politik pilgubmal 2024. (Tim RM)
Discussion about this post